Umurnya baru saja sembilan belas tahun, tinggal satu semester lagi akan lulus dari kuliahnya, Stefanie di seret paksa dari asrama kampusnya.
Karena kakaknya melarikan diri, di hari pernikahannya, Stefanie terpaksa jadi pengantin pengganti, menggantikan kakaknya.
Stefanie mencoba berontak, tidak ingin menggantikan kakaknya, menikah dengan pria calon kakak ipar yang belum ia kenal.
Tapi, karena Ibunya mengatakan, hanya sebagai pengganti sementara saja, sebelum kakaknya kembali, Stefanie terpaksa setuju menikah dengan calon kakak Iparnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 26.
Christopher tidak melepaskan Stefanie sedikitpun, memegang erat Stefanie dalam dekapannya.
"Aku tidak akan melepaskan mu, duduklah diam, aku sudah cukup lama mencari mu!" ujar Christopher mendekap Stefanie dalam pelukannya.
Sesampainya di Mansion, Christopher langsung membawa Stefanie ke kamar nya, yang sontak membuat Stefanie terkejut.
"Ke.. kenapa aku di bawa ke sini, lepaskan aku!!" jerit Stefanie meronta dalam gendongan Christopher.
Christopher meletakkan Stefanie ke atas tempat tidur, lalu kemudian mengunci pintu kamar.
Mata Stefanie terbelalak melihat Christopher mengunci pintu kamar, wajahnya langsung pucat, ia waspada melihat Christopher kembali mendekat ke tempat tidur.
"Ma.. mau apa kau!" sahut Stefanie mundur.
Christopher duduk di tepi tempat tidur, ia memandang Stefanie yang terlihat ketakutan.
"Nie..!" panggil Christopher dengan nada lembut.
"Nie? siapa Nie.. namaku Stefanie!" sahut Stefanie dengan tubuh tegang.
Christopher mengulurkan tangannya, agar Stefanie datang mendekat padanya, tapi begitu Stefanie melihat tangan Christopher yang terulur, Stefanie semakin tegang.
Ia heran melihat Christopher, yang tiba-tiba lembut padanya, dan memanggilnya dengan nama asing.
"Apa kau ingat sewaktu tinggal dulu di kampung? seorang anak lelaki kau tolong, di bawah tebing dengan keadaan terluka?" tanya Christopher dengan nda lembut.
Tangannya ia tarik kembali, karena Stefanie tidak merespon uluran tangannya.
Mata Stefanie menatap Christopher dengan lekat, ia mencoba mencerna apa yang di katakan Christopher.
Dengan setengah bingung, ia menggelengkan kepalanya, tidak mengerti dengan pertanyaan Christopher.
"Aku.. aku.. apa maksud kakak ipar? apa aku pernah tinggal di kampung?" tanyanya bingung.
Christopher terdiam di tempatnya, ia semakin yakin, kalau Stefanie mengalami sesuatu, hingga membuat ia lupa akan masa kecilnya.
"Kau tidak ingat, kita menanam sayur di kebun halaman samping rumahmu... saat kita masih kecil dulu?" tanya Christopher mengerutkan keningnya, menatap Stefanie dengan lekat.
Stefanie perlahan menggelengkan kepalanya, semakin bingung dengan apa yang di katakan Christopher.
Melihat Stefanie menggelengkan kepalanya, Christopher menghela nafas, ia semakin yakin ada sesuatu yang menimpa Stefanie, sehingga gadis itu tidak mengingat masa kecilnya.
Christopher menunjuk kalung, yang tadi di rebut Stefanie dari Jennie, "Itu.. apakah kau masih mengingat siapa yang memberikannya?" tanyanya.
Stefanie melihat kalung yang masih ia pegang, lalu mengamati kalung itu, "Ini sudah ada padaku sejak lama, bersama barang ku yang lain, dalam kotak kayu!" jawab Stefanie.
Christopher bangkit dari duduknya, lalu mengambil kotak kayu, yang ada di atas meja sofa.
"Apakah ini?" tanya Christopher.
"Iya, kenapa ada di sini? bukankah seharusnya ada di paviliun?" Stefanie memandang heran, kotak kayu miliknya berada di kamar Christopher.
"Aku membawanya ke mari, karena mulai malam ini kau tidur di sini!" ujar Christopher, lalu kembali duduk di tepi tempat tidur.
"A.. apa? kenapa bisa begitu, aku kan bukan istri kakak, aku masih ingin kuliah.. setelah kak Jennie kembali dari persembunyian nya!" kata Stefanie mundur kembali ke belakang.
"Kau dan aku sudah menikah, kakakmu itu bukan istriku.. kau dan aku sudah sah sebagai suami istri, dan lagi pula... aku tidak ingin kakak tirimu itu menjadi istriku!" sahut Christopher dengan nada sedikit kencang.
Stefanie terdiam di tempatnya.
"Yang ingin ku nikahi sedari dulu, gadis kecil yang pernah menolong aku, dan aku tidak menyangka... ternyata aku telah menikahi penolongku, yang selama ini ku cari!" kata Christopher lagi dengan nada tinggi.
Ia kesal pada Stefanie, yang selalu mendorong dirinya agar bersama dengan Jennie.
"Itu kalung yang aku berikan padamu, saat kecil dulu, apakah kau tidak ingat?" tanya Christopher menurunkan nada bicaranya.
Stefanie tampak terkejut, dan memandang lagi kalung yang ia pegang, "Benarkah?" tanyanya.
Tangan panjang Christopher, menarik tangan Stefanie, hingga mendekat padanya.
"Perhatikan baik-baik kalung yang kau pegang, aku akan menunjukkan sesuatu juga padamu!" kata Christopher, lalu meletakkan kotak kayu yang ia pegang ke atas tempat tidur.
Christopher bangkit dari duduknya, lalu ia keluar dari kamar, untuk mengambil apa yang ia katakan.
Stefanie masih duduk di tempat tidur, menatap kalung yang ia pegang, keningnya berkerut menatap dengan seksama, karena ia merasa tidak ada sedikit pun yang aneh pada kalung itu.
Ia bingung dengan perkataan Christopher, mengenai kalung itu, membuat ia bengong sendiri.
Stefanie mengedarkan pandangannya ke sekitar kamar, tadi ia belum melihat sekelilingnya.
Kamar itu cukup mewah, dengan tempat tidur king size, yang menurut Stefanie bisa menampung tiga atau empat orang.
Stefanie tidak menyangka, bisa berada di kamar mewah seperti ini, sungguh keberuntungan, yang tidak pernah terlintas dalam pikiran Stefanie.
Tidak berapa lama pintu kamar terbuka lagi, dan Christopher masuk kedalam kamar, dengan langkah kaki panjangnya yang terlihat gagah.
Bersambung....
othor jangan lama lama lah up nya 🤗