Di tengah hiruk pikuk dunia persilatan. Sekte aliran hitam semakin gencar ingin menaklukkan berbagai sekte aliran putih guna menguasai dunia persilatan. Setiap yang dilakukan pasti ada tujuan.
Ada warisan kitab dari nenek moyang mereka yang sekarang diperebutkan oleh semua para pendekar demi meningkatkan kekuatan.
Di sebuah desa kecil, hiduplah seorang anak yang masih berusia 7 tahun. Dia menjadi saksi bisu kejahatan para pemberontak dari sekte aliran hitam yang membantai habis semua penduduk desa termasuk kedua orang tuannya.
Anak kecil yang sama sekali tidak tau apa apa, harus jadi yatim piatu sejak dini. Belum lagi sepanjang hidupnya mengalami banyak penindasan dari orang-orang.
Jika hanya menggantungkan diri dengan nasib, dia mungkin akan menjadi sosok yang dianggap sampah oleh orang lain.
Demi mengangkat harkat dan martabatnya serta menuntut balas atas kematian orang tuanya, apakah dia harus tetap menunggu sebuah keajaiban? atau menjemput keajaiban itu sendiri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aleta. shy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Asal muasal
Kitab Alam Suci merupakan kitab yang belum pernah dijamah siapapun hingga berabad-abad lamanya. Kitab yang secara langsung ditulis dan dibuat oleh pendekar nomor satu pada masanya.
Didalamnya berisi berbagai teknik rahasia dunia persilatan. Jurus serta ilmu-ilmu pengobatan tercantum secara rinci tertata rapi memudahkan siapapun untuk mempelajarinya.
Sayangnya hingga saat ini tidak ada seorangpun pendekar yang bisa membuka dan mempelajari isi Kitab Alam Suci selama ribuan tahun.
Terdapat segel kuat terpasang di Kitab Alam Suci yang sengaja dipasang oleh pembuatnya sehingga sangat sulit ditembus oleh siapapun.
Laosheng, penulis dan pembuat Kitab Alam Suci sengaja menulis kitab itu dengan tujuan tertentu. Semua ilmu yang dimilikinya tertuang hampir keseluruhan didalam kitab tersebut.
Dahulunya manusia dan siluman hidup berdampingan satu sama lainnya. Mereka berinteraksi layaknya interaksi manusia pada umumnya sekarang. Bertegur sapa, gotong royong, serta tolong menolong dalam hal apapun. Tidak ada perbedaan diantara keduanya. Derajat mereka setara tidak ada yang tinggi dan tidak ada yang rendah.
Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, perbedaan mencolok kemampuan ilmu beladiri antara manusia dan siluman sedikit demi sedikit membuat ketidakseimbangan antara keduanya. Hal ini dikarenakan umur manusia yang rata-rata bertahan 80-90 tahun saja, berbeda dengan kaum siluman yang bisa hidup ratusan tahun hingga ribuan tahun lamanya.
Kaum siluman merasa diri mereka berada diatas angin, lebih baik dari manusia. Pengalaman serta kekuatannya yang terlatih selama ribuan tahun, membuat mereka memandang sebelah mata kepada kaum manusia yang hanya mampu hidup paling lama 80 tahunan. Dari segi kemampuan ataupun pengalaman, jelas mereka lebih unggul
Menganut pemahaman hukum rimba, yang kuat adalah raja sedangkan yang lemah adalah budak. Waktu berjalan terus menerus tanpa berhenti, akhirnya manusia sampai ketitik terbawah nya. Menjadi budak bagi kaum siluman.
Melihat ketidakseimbangan itu, Laosheng yang merupakan harapan terakhir dari kaum manusia mulai memutar akalnya demi membangun ulang kestabilan serta membuat kaum manusia berada kembali pada masa puncaknya sebagai pengendali dunia persilatan tanpa dibayang-bayangi rasa takut kepada kaum siluman.
Laosheng merupakan pendekar paling kuat pada masanya. Ilmu beladiri serta tenaga dalamnya diperkirakan mampu melebihi pendekar paling kuat dari kaum siluman sekalipun.
Saat Laosheng masih berumur 10 tahun, dia bahkan sudah berada ditingkatkan Pendekar Langit, urutan keempat level tingkatan pendekar. Hal yang sangat mustahil bagi dunia persilatan. Sungguh bakat alami dari semesta yang begitu mengagumkan.
Sejak kecilnya, Laosheng bahkan diklaim sebagai dewa penyelamat oleh semua orang. Bakat yang memang secara alami berada didalam tubuh Laosheng oleh ramalan dianggap merupakan titisan dewa yang datang atau turun ke bumi hanya 5 abad sekali.
Belum lagi saat Laosheng baru-baru menginjak usia dewasanya, hal menakjubkan sekaligus mustahil kembali terjadi. Bagaimana tidak, saat Laosheng memasuki usia ke-26 tahunnya dia sudah berada dipuncak level tingkatan ilmu persilatan.
Pendekar Surgawi.
Kejadian itu membuat gempar dunia persilatan, baik dari kaum manusia maupun dari kaum siluman. Tidak masuk akal sekali jika benar apa yang diisukan itu benar-benar terjadi. Banyak yang meragukan kabar tersebut membuat semua orang ingin melihat bagaimana kekuatan seorang Laosheng dengan mata kepalanya sendiri.
Karena banyak desakan dari berbagai pihak, Laosheng menantang siapa yang paling kuat untuk bertarung dengannya. Tidak tanggung-tanggung Laosheng bahkan mempersilahkan mereka untuk menyerangnya dalam bentuk kelompok.
Kesombongan dirinya itu memang sepadan dengan kemampuan dirinya. Hal seperti ini perlu dilakukan Laosheng demi menaikkan kembali harga diri kaum manusia yang beberapa tahun terakhir ini diinjak-injak oleh kaum siluman.
Tantangan Laosheng itu langsung disambut sinis oleh kaum siluman. Semua pendekar hebat dari kaum siluman, dikirim raja siluman untuk menghabisinya dan juga beberapa orang dari kaum manusia yang tidak percaya dengan kemampuan Laosheng.
Pada akhirnya Laosheng mampu mengalahkan semuanya tanpa kesulitan yang berarti. Mendengar berita kemenangan Laosheng, raja siluman mulai memperhitungkannya sebagai salah satu target yang harus dibasmi.
Berita tentang Laosheng membuat sukacita kaum manusia. Mereka sangat berharap lebih kepada Laosheng, demi mengubah hidup mereka seperti sediakala. Hidup mereka bagaikan seekor kerbau yang dicucuk hidungnya, mengikuti tanpa bisa menolak apapun yang dikehendaki kaum siluman.
Kekuatan mereka tidak memadai untuk menghalang kekuatan besar dari kaum siluman. Nyawa adalah ancaman bagi siapapun yang berani bertindak tidak sesuai aturan dari mereka.
Melihat hal yang miris seperti ini, Laosheng memutar otaknya bagaimana cara menjatuhkan kaum siluman sehingga manusia bisa kembali kepada era jayanya.
Saat umurnya menginjak yang ke setengah abad lebih, 60 tahun. Laosheng berniat menjebak kaum siluman dengan kitab yang sebelumnya dibuat secara bertahap.
Kitab Alam Suci, merupakan kitab buatan tangan Laosheng sendiri. Dia menulis kitab itu dari umurnya menginjak 20 tahun, hingga sekarang dia berusia 60 tahun. Berarti Laosheng menghabiskan 40 tahun untuk menyelesaikannya secara sempurna.
Kitab Alam Suci awalnya Laosheng buat hanya untuk melestarikan semua kekuatan yang ada pada dirinya kepada anak cucunya mendatang. Namun kabar angin tersebar luas begitu cepatnya tentang Laosheng yang sedang membuat sebuah kitab. Mendengar kabar itu membuat semua kalangan manusia atau siluman ingin sekali memilikinya.
Dikarenakan hal itu, terpikirkan oleh Laosheng sebuah ide untuk menjebak kaum siluman. Ide yang memang hanya bisa dilakukan oleh orang seperti Laosheng. Ide yang tentu tidak pernah diperkirakan oleh siapapun.
Dengan kekuatannya yang berada dipuncak level pendekar yaitu Pendekar Surgawi, hampir semua hal bisa dilakukan oleh Laosheng.
Sebelumnya, Laosheng berhasil menciptakan sebuah dimensi di dalam kitab Alam Suci. Sebuah alam yang dibuatnya sesuai dengan keinginannya sendiri. Sebuah istana yang megah, pepohonan yang rindang, serta semua hal yang didunia nyata juga ada di alam dimensi yang diciptakan olehnya. Bahkan untuk waktunya sangat berbeda jauh dengan waktu didunia nyata. Di dimensi yang dibuat Laosheng, satu hari di dunia buatannya itu seperti dengan 1 jam di dunia nyata.
1 jam. \= 1 hari
24 jam. \= 24 hari
1 tahun.\= 24 tahun
Laosheng sendiri bahkan tidak tau bagaimana caranya dia sampai bisa melakukan hal itu. Apa yang dilakukannya kadang tidak disadari oleh Laosheng secara langsung, seolah-olah seperti ada yang mengendalikan tubuhnya. Terlalu rumit untuk dijelaskan.
Kekuatan ditubuhnya kadang membuat Laosheng menjadi bingung dan bertanya-tanya. Dari manakah sumber kekuatan ini, sedangkan secara fisik dan latihan, tidak ada yang berbeda antara Laosheng dengan anak lainnya.
...
Laosheng memiliki rencana untuk melakukan pembantaian kepada kaum siluman. Saat ini kondisi manusia benar-benar seperti para budak. Kadang mereka semua baik laki-laki dan perempuan dijadikan sebuah eksperimen oleh kaum siluman, tak jarang semua eksperimen itu gagal dan berujung nyawa manusia terenggut begitu saja.
Namun tidak semudah yang dibayangkan. Laosheng mendapatkan kabar dari angin jika 2 orang anak dari raja siluman juga mengikuti jejak dirinya yang berada dipuncak tingkatan pendekar. Diperkirakan usia 2 orang itu lebih kurang 200 tahun. Membuat rencana Laosheng yang ingin menyerang pasukan kaum siluman terhenti seketika. Entah apa yang akan dilakukan Laosheng kedepannya. Masih memikirkan rencana yang tepat tanpa ada kesalahan kecil sedikitpun.
...
Beberapa waktu kemudian, Beredar kabar jikalau Laosheng telah wafat dikarenakan sakit keras yang dideritanya. Berita yang awalnya tidak dipercayai oleh siapapun. Akan tetapi, tiba-tiba berita itu semakin mencuat besar setelah kerabat terdekatnya mengiyakan kabar tersebut.
Setelah tersebar luas berita tentang kematian Laosheng membuat dunia persilatan makin memanas. Semuanya dari kalangan manusia ataupun kaum siluman berebutan ingin mendapatkan Kitab Alam Suci yang dibuat oleh Laosheng tidak terkecuali 2 pendekar siluman yang sekarang berada ditingkatkan Pendekar Surgawi itu. Mereka penasaran dengan sumber kekuatan Laosheng yang berada dipuncak ilmu beladiri, sedangkan secara yang diketahui anak itu adalah yatim-piatu sejak lahirnya.
Diketahui jikalau Kitab Alam Suci sekarang berada di kerabat dekatnya Laosheng. Menjadikan dirinya sebagai buronan semua orang. Pertumpahan darah terjadi dimana-mana, sampai-sampai ada penghianat dari dalam yang juga ingin memperebutkan kitab Alam Suci tersebut.
Tidak sedikit juga mereka orang-orang yang sebelumnya pro terhadap Laosheng mengorbankan nyawanya demi melindungi Kitab Alam Suci dari tangan yang salah.
Pertarungan hebat itu terjadi 3 hari berturut-turut lamanya. Semuanya sampai rela membunuh satu sama lain demi mendapatkan Kitab Alam Suci tersebut.
Tidak ada bedanya antara siluman dan manusia. Mereka sama sama haus akan ilmu sampai-sampai lupa jika yang mereka bunuh adalah saudara golongan sendiri. Siluman saling membunuh dengan siluman lainnya, manusia saling membunuh manusia lainnya.
Mayat bergelimpangan menimbulkan bau busuk yang teramat kan. Lalat-lalat hinggap terbang bergantian satu sama lainnya. Jika mayat ini tidak segera disingkirkan, bisa jadi datangnya wabah penyakit yang mematikan di wilayah tersebut. Semakin hari semakin banyak korban yang berjatuhan, terutama orang-orang yang pro kepada Laosheng. Mereka mati mengenaskan entah itu dibunuh kaum siluman atau dibunuh kaum manusia itu sendiri.
Sampai pada puncaknya, semua orang yang ingin melindungi Kitab Alam Suci akhirnya gugur hampir keseluruhannya meninggalkan kaum siluman dan kaum manusia yang haus akan ilmu, mereka terus memperebutkan kitab tersebut dengan membawa nyawa sebagai taruhan.
Disinilah terlihat perbedaan kekuatan antara kaum siluman dan juga manusia. Saat mereka kaum siluman mulai bersatu bekerjasama, terlebih dahulu mereka menghantam kaum manusia sampai pada akhirnya semuanya tertunduk kalah dihadapan kaum siluman. Ada yang tewas mengenaskan dan ada juga yang hidup namun di penuhi luka bakar bekas sayatan pedang.
Tidak hanya sampai disitu, setelah berhasil mengalahkan kaum manusia yang sebelumnya sama ingin memperebutkan Kitab Alam Suci, mereka para siluman juga bertarung sesama kaumnya untuk mendapatkan kitab buatan Laosheng tersebut.
Dikarenakan kaum siluman hidupnya ratusan tahun, bahkan hingga ribuan tahun membuat populasi mereka meningkat pesat dan jumlah mereka sangat banyak. Dari berbagai penjuru belahan dunia juga ikut andil memperebutkan kitab Alam Suci tersebut. Tidak bisa dibayangkan, mereka semua rela melakukan pertumpahan darah hanya demi sebuah kitab.
Pertumpahan darah ini akhirnya diakhiri sia-sia saja dengan sebuah petisi dari raja mereka yaitu Raja siluman yang memerintahkan mereka untuk menyerahkan Kitab Alam Suci kepadanya.
...
Keterpaksaan hingga raut kekesalan terlihat jelas bagi mereka siluman yang kemarin sempat memperebutkan kitab Alam Suci. Bagaimana tidak kesal, tenaga dan kekuatan sudah dikeluarkan sepenuhnya, akan tetapi semuanya menjadi sia-sia setelah raja mereka juga ikut campur atas kitab peninggalan Laosheng tersebut, apalagi dengan membawa nama kedua putranya yang sebagaimana diketahui sudah mencapai level akhir tingkat pendekar.
Semua kaum siluman berbaris rapi di istana kerajaan raja siluman. Menggelar sebuah pesta atas keberhasilan mereka mendapatkan Kitab Alam Suci peninggalan dari pendekar nomor satu didunia persilatan yaitu Laosheng.
Raja siluman juga memperlihatkan Kitab Alam Suci ditangannya dengan diangkat keatas.
"Kita adalah penguasa!!" serunya kuat.
"Hidup penguasa!!!!"
Sebuah mantra tertera didepan Kitab Alam Suci. Mantra yang jika diucapkan terasa aneh sekali ditelinga.
Raja siluman sengaja mengumpulkan semua kaum silumannya dari berbagai penjuru dengan alasan tertentu. Sebelumnya dia maupun kedua putranya Fuxhang dan HaoLee sudah mencoba membuka paksa Kitab Alam Suci tapi ternyata tidak seperti yang mereka harapkan, sulit sekali.
Setelah cukup lama, barulah mereka menyadari jika dibelakang kitab itu terdapat sebuah bacaan mantra untuk membuka kitab tersebut. Akan tetapi dipersyaratkan Kitab Alam Suci itu juga disebutkan jika ingin membukanya harus melibatkan banyak orang untuk membaca mantra di kitab itu.
Terdengar aneh memang namun Raja siluman makin kekeh mengikuti itu semua untuk mendapatkan pengetahuan ilmu beladiri dari Kitab Alam Suci yang ditulis oleh Laosheng tersebut. Tanpa dia sadari jika ada sebuah bencana besar jika itu terjadi.
"Dengarkan dan ikuti apa yang aku ucapkan!!"
Raja siluman mulai membacakan mantra Kitab Alam Suci sedikit demi sedikit yang diikuti semua kaumnya tanpa terkecuali.
Setelah mengucapkan mantra, tiba-tiba...
Duar....
Duar...
Duar...
3 kali suara petir memekakkan telinga semua kaum siluman itu. Tidak lama dari itu muncullah sebuah cahaya meliputi semuanya yang berada disitu termasuk raja siluman beserta kedua anaknya. Kemudian cahaya itu memasuki setiap tubuh para siluman tanpa terkecuali.
Raja siluman mengutuk keras tindakannya setelah tau jika mantra ini adalah sebuah mantra kutukan. "Sialan ternyata mantra kutukan!!!" Seru Raja siluman setelah menyadari jika semua ini adalah sebuah jebakan.
Suara teriakan keras mulai sahut sahutan. Tubuh mereka semua seperti disiram air mendidih yang membuat mereka berjatuhan berguling kesana kemari.
Dalam hitungan detik bentuk tubuh mereka berubah seketika menjadi berbagai jenis bentuk hewan, tergantung tingginya tingkatan level pendekar per individu. Semakin tinggi levelnya, semakin buruk juga rupa yang didapatkan.
Tidak hanya itu, setengah dari kekuatan mereka tersegel masuk kedalam Kitab Alam Suci termasuk raja siluman itu sendiri. Atas ketidakhati-hatiannya juga membuat dirinya dikutuk menjadi seekor monster kera putih bertanduk dengan separuh kekuatannya juga tersegel masuk kedalam Kitab Alam Suci.
Namun hal itu tidak berlaku untuk Fuxhang dan HaoLee. Kutukan itu tidak sepenuhnya memberikan efek kepada keduanya. Sedikitpun kekuatan mereka tidak terserap masuk kedalam Kitab Alam Suci, hanya saja bentuk fisik keduanya berubah sangat drastis. Begitu buruk untuk dipandang dikarenakan level tingkatan mereka berada dipuncak.
Namun tiba-tiba, dari dalam Kitab Alam Suci Laosheng muncul bergerak cepat menarik masuk keduanya ke dalam Kitab Alam Suci.
Laosheng mengorbankan dirinya sendiri demi membuat segel khusus didalam Kitab Alam Suci. Semua hal sudah diperkirakan nya secara terperinci. Dia sudah menduga jika efek sihir mantra tidak akan mempan kepada seseorang yang berada pada puncak level pendekar. Makanya, dia bersembunyi dahulu di dimensi Kitab Alam Suci menunggu waktu yang tepat menarik Fuxhang dan HaoLee untuk menyegel keduanya didalam kitab tersebut.
.
.
.
.
Like dan komen kalian merupakan dukungan bagi saya. Update sesuai kemampuan saya pribadi, karena selalu bentrokan dengan pekerjaan saya. Terimakasih 🙏