Pagi itu memiliki embun yang menetes tanpa harus diminta. Kebahagiaan itu memiliki arti ketulusan tanpa di rencanakan. Sama halnya hati yang memiliki cinta tanpa harus diminta meskipun terkadang menyakitkan.
Menerima perjodohan dari keluarganya untuk menikah dengan gus Hilal, yang memang laki-laki pertama dalam hidupnya, membuat Khalifa merasa bahagia.
Walaupun gus Hilal seorang duda, akan tetapi bagi Khalifa yang memang mencintai karena Allah, ia bersedia dan yakin akan sanggup menerima semua konsekuensi nya.
Namun pada malam pernikahan mereka, suaminya mengatakan dia hanya menganggapnya sebagai adik perempuan...
Khalifa mengerti bahwa Hilal masih belum melupakan mantan istrinya yang telah meninggal, mencoba untuk paham, akan tetapi masalah selalu datang silih berganti.
Bagaimana Khalifa melewati pernikahannya dengan ditemani seorang suami yang masih belum bisa melepaskan masa lalunya?
Sanggupkah Khalifa dengan tekat awalnya untuk tetap bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
...~Happy Reading~...
“Oh mungkin, saat ini akhirnya kau melepas masa lajang mu. Di persunting oleh emmtttt—“
“Kakak bisa gak usah nyanyi gak!” Khalifa memberengut saat melepaskan bungkaman tangan nya di mulut sang kakak.
Kesal, dan tentu saja ia sangat takut jika kakak nya bisa keceplosan bicara di depan suaminya. Mengingat bahwa mulut kakak keduanya itu sangat mudah bocor, Khalifa takut jika nantinya Maira akan mengatakan tentang perasaan nya kepada gus Hilal yang sudah tertanam sejak lama. Oh tidak, Khalifa belum siap akan hal itu.
“Dih, padahal suara kakak kamu ini sangat merdu, ya kan Sayang?” tanya Maira menoleh ke arah suaminya yang berada tepat di belakang nya.
“Iya Sayang.” Jawab Arga sedikit memaksakan senyuman nya.
“Ya udah lah kalau kamu gak mau di sumbang lagu. Kakak sumbang doa aja, semoga pernikahan adik kakak ini sakinah, mawadah dan tentu saja warrahmah. Bahagia terus Sayang, selamat berjuang. Karena setelah menikah, kamu akan mengerti akan arti kehidupan yang sesungguh nya,” ucap Maira dengan begitu tulus menggenggam tangan adik bungsu nya.
“Aminn ...” jawab Khalifa menundukkan kepala nya, “Udah sana kakak pergi aja, jangan terlalu serius bicara nya. Karena sangat aneh,” imbuh Khalifa seolah enggan menatap kakak keduanya.
“Khalifa ... “ Gadis itu memejamkan matanya, baru saja mendengar suara Maira, air matanya sudah tak bisa ia bendung. Begitulah, meskipun terkadang Maira sangat ceroboh, bawel dan juga bar bar nya unlimited. Tapi di saat wanita itu sedang serius, seperti saat ini mampu membuat air mata Khalifa menetes.
“Kamu sudah besar, sekarang sudah menjadi seorang istri, bahkan seorang ibu dan Aca. Kakak hanya ingin berpesan—“
“Kakak mau ngomong apaan buru! Khalifa gak mau nangis lagi, kasihan tukang rias nya Khalifa!” gumam gadis itu dengan suara yang sudah serak.
“Kakak Cuma mau berpesan, “ Maira mendekatkan dirinya kepada Khalifa untuk berbisik, “Jangan lupa jaga stamina, jangan terlalu capek. Mengingat suami kamu sudah libur bertahun tahun dan ini akan menjadi pengalaman pertama buat kamu. Dan asal kamu tahu, untuk yang pertama itu sakittttttttttttt banget, kakak hanya khawatir—“
“Yaaaaa! Kak Mairaaaaa!” jerit Khalifa seketika langsung mendongak dan menatap kesal pada kakak nya.
Tentu saja, jeritan Khalifa langsung mengundang beberapa tamu untuk menoleh ke arah nya, begitu pun dengan Hilal yang sejak tadi tengah berbincang dengan Arga dan Yusuf kini ikut menoleh dan menatap pada gadis itu.
“Maira ... “ Yusuf langsung menatap adik keduanya.
“Apaan sih Kak, orang Maira Cuma kasih semangat aja kok ke dia. Dan juga ini tuh—“
“Diem Kak!Udah cukup, mending sana deh, urus si kembar aja.” Usir Khalifa yang sudah sangat kesal dengan wajah yang memerah padam.
“El, sumpah suami mu menyebalkan. Ayo El kita pergi aja, kita di usir sama pengantin nya. Biarin aja ayo!” Baru saja Maira hendak menarik tangan Eleena, namun tiba tiba tangan wanita itu di tahan.
“Yang Khalifa usir Cuma kak Maira, bukan kak Ele. Pergi sendiri, kak Ele masih disini sama kak Yusuf!” kata Khalifa cemberut.
“Dih, gak adil banget. Kenapa Cuma kakak yang di usir, kamu udah gak sayang sama kakak hah! Gini gini aku itu kakak kamu yang paling cantik dan baik hati loh, lagian—“
“Sayang udah cukup!” Dengan cepat Arga segera merangkul bahu istrinya, “Khalifa, gus Hilal, selamat ya. Semoga pernikahan kalian sakinah mawadah dan warrahmah. Dan maaf ya Khalifa kalau kakak kamu mengganggu, harap maklum tadi sebelum kesini belum sempet minum obat.”
“Sayang! Kok kamu gitu sih!” seru Maira langsung menoleh dan menatap tajam pada suami nya.
“Udah ayo, lama lama kamu disini bisa ngasih jalan sesat ke adik kamu!” ucap Arga dan tanpa aba aba ia langsung mengangkat tubuh istrinya dan membawa nya pergi lantaran Maira yang menolak untuk di ajak pergi.
...~To be continue .... ...