NovelToon NovelToon
Langit Maheswara

Langit Maheswara

Status: sedang berlangsung
Genre:BTS / CEO / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Trauma masa lalu
Popularitas:41.3k
Nilai: 5
Nama Author: Reni mardiana

Perjuangan dan kesabaran seorang Langit Maheswara, berakhir sia-sia. Wanita yang selalu dia puja, lebih memilih orang baru. Niat hati ingin memberikan kejutan dengan sebuah cicncin dan juga buket bunga, malah dirinya yang dibuat terkejut saat sebuah pemandangan menusuk rongga dadanya. sekuat tenaga menahan tangisnya yang ingin berteriak di hadapan sang kekasih, dia tahan agar tidak terlihat lemah.

Langit memberikan bunga yang di bawanya sebagai kado pernikahan untuk kekasihnya itu, tak banyak kata yang terucap, bahkan ia mengulas senyum terbaiknya agar tak merusak momen sakral yang memang seharusnya di liputi kebahagiaan.

Jika, dulu Ibunya yang di khianati oleh ayahnya. maka kini, Langit merasakan bagaimana rasanya menjadi ibunya di masa lalu. sakit, perih, hancur, semua luka di dapatkan secara bersamaan.

Ini lanjutan dari kisah "Luka dan Pembalasan" yang belum baca, yuk baca dulu 🤗🥰🥰



jangan lupa dukungannya biar Authornya semangat ya 🙏🤗🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kabar buruk

Hendra lantas mematikan sambungan telponnya, Eva melihat raut wajah Hendra yang cemas dan segera mengikuti langkah suaminya pergi.

"Mas ada apa? Apa yang terjadi?" Tanya Eva.

Hendra menghentikan langkahnya dan berbalik kearah Eva. "Gladys kritis, kita harus segera ke rumah sakit sekarang!" Jawab Hendra sambil meraup wajahnya kasar.

Deggg..

Jantung Eva seperti di tusuk beda tajam sampai berdarah-darah, anak yang ia harapkan untuk sembuh kini sedang melawan penyakitnya sendiri.

Tubuh Eva gemetar lengkap dengan air mata yang berjatuhan, Hendra memeluk Eva untuk menenangkannya, setelahnya mereka pun keluar dari rumah dan masuk ke dalam mobil.

15 menit memacu kendaraan, kini Hendra dan Eva sudah berada di rumah sakit. Mereka berdua berlari menuju tempat dimana Gladys di rawat, sesampainya mereka di depan ruangan Gladys. Di waktu bersamaan Dokter keluar dengan keringat mengucur di pelipisnya, perasan kedua orang itu sangatlah tak karuan.

"Dok, bagaimana keasaan Gladys?" Tanya Hendra.

"Maaf, Tuan. Kondisi pasien semakin memburuk, kami sudah berusaha semaksimal mungkin dan mengerahkan Dokter terbaik di rumah sakit ini. Tapi takdir berkehendak lain, putri Tuan menghembuskan nafas terakhirnya 3 menit yang lalu." Jelas Dokter dengan wajah kecewanya karena tak bisa menyelamatkan pasiennya.

DEGGG...

Hendra menarik kerah baju sang Dokter, air matanya kembali berderai persis saat dia di beritahu bahwa anak lelakinya meninggal dunia dulu.

"Bagaimana bisa anakku pergi, hah! Dokter macam apa kau ini, kembalikan anakku sekarang juga!" Amuk Hendra.

"Maaf, Tuan.Pekerjaan kami memang seorang Dokter untuk membantu pasien sembuh, kami hanya perantara karena sebaik-baiknya penyembuh adalah Tuhan yang Esa. Saya tahu bagaimana perasaan anda, Tuan. Tapi tim medis pun kecewa karena tak bisa menyelamatkan anak anda, kita sudah berusaha semaksimal mungkin dan berbagai upaya telah kami lakukan, jadi tolong sabar dan ikhlaskan kepergian Nona Gladys, sekarang dia tidak akan merasakan sakit lagi, tidak perlu kontrol dan minum obat-obatan lagi." Ucap Dokter berusaha menenangkan Hendra, kematian adalah hal yang paling menyedihkan karena tak bisa mengibati sebatas rindu dengan bertemu.

Tangan Hendra mulai turun secara perlahan, tubuhnya terduduk di hadapan Dokter dan menangis sejadinya.

Eva menangis histeris menerobos masuk ke dalam tempat dimana Gladys menghembuskan nafas terakhirnya, Suster menutup tubuh Gladys yang sudah terbujur kaku.

"JANGAN!" Teriak Eva berlari menarik selimut itu dan melemparnya dengan asal.

Seperti orang gila, itulah sebutan yang pas untuk Eva. Tangannya mengguncangkan tubuh Gladys yang sudah tak bernyawa, berkali-kali Eva menepuk pipi Gladys berharap ada keajaiban agar anaknya utu kembali menghirup udara dan membuka matanya.

"Bangun, Gladys! Ayo bangun sayang, Mama mohon cantik." Raung Eva.

Suster mencoba menenangkan Eva, tubuhnya merosot ke bawah begitu Suster memundurkan tubuhnya menjauh dari Gladys. Dokter kembali menutup tubuh Gladys dengan selimut putih sampai menutupi kepalanya.

********

Langit belum pulang dari rumah Meta, mereka semua seperti sudah kenal lama sampai bisa akrab satu sama lain. Meta mengambil cuti karena dia ingin mengunjungi temannya yang sakit di luar kota, Langit dan Raja pun tidak pergi bekerja karena jadwal tidak begitu padat dan kemungkinan siang mereka baru pergi ke kantor. Ayra juga ada kelas siang, jadi mereka bersantai sambil mengobrol menikmati waktunya.

Dering ponsel membuat yang lainnya menatap kearah meja, dimana ada salah satu ponsel menyala dengan suara nyaring dan itu berasal dari ponsel milik Kejora. Kejora melihat siapa yang memanggil nomornya, tidak ada nama yang artinya nomor orang yang tidak di kenal.

[Hallo,]

[......]

[A-Apa!]

[......]

[Baik, Terimakasih.]

Pandangan Kejora langsung kosong, dadanya sesak dan juga air matanya berjatuhan seperti meteor yang menyerang bumi.

"Ra, are you oke?" Tanya Ayra merangkul Kejora dari samping.

"G-Gladys udah pergi, Ay." Jawab Kejora dengan nafas tercekat, ada rasa bersalah karena dirinya tak memberikan organ terpenting dalam hidupnya kelada sang adik, kini dia kehilangan orang yang di sayanginya untuk ke sekian kalinya.

Ayra dan Meta membulatkan matanya, mereka bersamaan menutup mulutnya seakan tak percaya dengan apa yang barusan Kejora katakan. Kini Kejora menangis tergugu, gadis kecil yang selalu baik dan juga memberikan dukungan untuk tetap hidup padanya, kini lebih dulu menghadap sang pencipta.

"Gladys, hiksss... Maafin Kakak," Lirih Kejora terisak meremas ponsel yang masih di genggamnya.

Salah seorang dari pihak rumah sakit memberitahukan kabar duka ini padanya, di sebrang telpon seorang perawat menghubunginya untuk datang ke rumah sakit, tetapi atas permintaan Gladys sendiri Kejora tidak boleh menemui orangtuanya. Sebagai seorang adik, tentu saja Gladys tak tega jika Kejora kembali diadili oleh keluarganya sendiri walaupun bukan kesalahannya.

Kejora meminta Meta mengantarkannya ke rumah sakit, dia juga mengatakan apa yang di sampaikan oleh perawat untuk datang secara diam-diam.

"Ayo, gue anterin." Seru Langit.

"Gue sama Kak Meta aja, udah terlalu banyak gue ngerepotin loe Kak." Ucap Kejora tak enak hati kalau terus di bantu oleh Langit, entah balasan apa yang pantas untuk semua kebaikan Langit.

"Cepat!" Desak Langit bangkit dari duduknya, dia menarik tangan Kejora keluar dari dalam rumah sampai Kejora sendiri kesusahan mengimbangi langkah panjang Langit.

Raja menyeruput teh manisnya, dia segera berlari menyusul bersama Meta dan Ayra.

******

Hendra mengurus surat kematian Gladys, sedangkan Eva menunggu Gladys di mandikan oleh petugas rumah sakit. Syifa datang bersama Kavindra, dia memakai masker untuk menutupi wajahnya.

"Mama." Panggil Syifa.

Eva tak bergeming, dia tetap diam dengan tatapan kosongnya membuat Syifa tak tega melihatnya. Kavindra memasang wajah datar melihat kesedihan yang di perlihatkan oleh Eva.

"Mama, yang sabar ya, Ma. Gladys sekarang udah gak ngerasain sakit lagi, dia pasti sedih kalo liat Mama kayak gini. Berusaha ikhlas ya, Ma." Ucap Syifa mengusap bahu Eva.

Mulut Eva kembali bergetar di susul air matanya yang terus berjatuhan, Syifa memeluk ibunya menahan sesak di dadanya, situasinya saat ini begitu menyesakkan baginya. Selain kehilangan adik bungsunya, Syifa juga rasanya ingin berteriak mengadukan perlakuan Kavi padanya yang masih meninggalkan bekas luka yang membiru di tubuhnya. Setelah kembali dari luar, lebih tepatnya mencari Kejora, Kavi kembali ke hotel dimana Syifa berada. Wanita itu hendak kabur, akan tetapi Kavi mengancamnya akan memberitahukan pada kedua orangtuanya bahwa sekarang dirinya tengah berbadan dua. Nyali Syifa pun menciut, dia sangat takut dengan amukan sang Ayah, terlebih lagi jika beritanya menyebar maka akan membuat citra Hendra rusak di mata pebisnisnya.

"Ini gara-gara anak sialan itu! Kalau saja dia tidak kabur, pasti saat ini Gladys masih hidup dan kumpul lagi sama kita." Ucap Eva menggebu-gebu.

"Apa? Jadi, Gladys gak dapet pendonor, makanya dia meninggal?" Tanya Syifa karena setahunya kalau Gladys akan melakukan operasi bersama Kejora, dia kira operasinya sudah di lakukan.

"Enggak! Dia kabur, Mama akan pastikan dia menerima balasan yang setimpal karena sudah membuat anak Mama pergi lagi." Geram Eva sampai tangannya mengepal kuat.

Kavi yang mendengarnya pun terpancing emosinya, dia mengepalkan tangannya dengan mata yang memerah menahan amarah, dia tidak bisa meluapkannya di tempat umum karena situasinya sangat tidak memungkinkan.

"Kalian berencana menukarkan milik Kejora dengan Gladys? Sebenci itu kalian padanya? Jika Kejora yang pergi, apa kalian juga akan sama sedihnya seperti sekarang ini, hah!" Ucap Kavi dengan penuh penekanan.

"Ya memangnya kenapa? Hidup dia itu pembawa sial, buktinya tiga orang sudah pergi karenanya, jadi bila dia mati pun itu anugerah buat keluarga." Ucap Syifa tak suka, kenapa juga suaminya harus peduli.

"Benar, terlalu berharga air mataku untuk menangisi anak tidak tahu diri itu." Timpal Eva.

"Pantas saja Tuhan mengambil Gladys, karena Tuhan lebih tahu mana yang terbaik. Aku tidak menyangka seorang Ibu sanggup mengatakan hal yang tidak seharusnya keluar dari mulut seorang ibu." Ucap Kavindra sambil berlalu dari hadapan istri dan mertuanya, sungguh dia menyesal sekali karena lebih memilih ular dari pada seorang gadis sebaik Kejora.

1
❤️Rizka Aulia Nur❤️
sedihnya jadi kejora
Ananda Muthaharoh
good job nona sekertaris, gitu dong jadi org hrus berani membasmi kuman, biar virusnya ga menyebar kemana2 hehe
kaylla salsabella
lanjut thor 🥰
Ayu Septiani
kalau kejora tinggal bersama pasangan gesrek kira2 bakalan ikutan gesrek juga gak ya 😀😀😀
jaran goyang
𝘯𝘦𝘹𝘵 𝘬𝘬... 𝘬𝘦 𝘳𝘢𝘯𝘥𝘰𝘮𝘢𝘯 𝘭𝘢𝘯𝘨🤣🤣🤣🤣🤣
jaran goyang
🤣🤣🤣🤣🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️
jaran goyang
🤣🤣🤣🤣🤣
Yurniati
tetap update terus
Yurniati
langit sebagai kakak terbaik lah, tetap semangat terus
zian al abasy
ad lg gk si kakak sprti langiitt ..
Reni Mardiana: Ada kak, di dunia halu banyak 😂
total 1 replies
Sani Srimulyani
langit bener2 sosok kaka idaman, dia sosok penyayang untuk adik2nya.
ir: setuju kak
Reni Mardiana: pada setuju gak kalo Kejora satu rumah sama Zoya and Nando?
total 2 replies
Arieee
Luar biasa
Arieee
mantap 👍👍👍👍👍👍👍👍👍
zian al abasy
kalian hrus mrskan ap yng kejora alami slma ini..ayah mcam thu si hendra ank yng bhti emas d sia"kn ..yng jd jalang d snjung"rsain emng enk amga ajh bngkrut..
zian al abasy
hedeh langit langit udh buang si jejen itu muve on langit..wnita mcam jejen gk prlu d pkirn buang k laut .amit"mkirn btu krikil...pke thu pnglaman ibu laras bs km jdikan pljaran sampah mah pntasny d comberan..sbel ak langit sm km msih mikirin si jejen ntu😠😠😠😠
zian al abasy: emang dsar piyik ajaran om tupai jd ikutn konyol..gk jelas🤣🤣🤣🤣
Reni Mardiana: masih piyik aja dia udah mau bawain emaknya mantu 😭
total 4 replies
Ayu Septiani
karma mu mulai datang syifa, kamu terlalu jahat pada kejora
Ika Surya Ningsih
gantung lgi kan
Nisfi Zulfa
ikut ngilu kak🤣🤭
kaylla salsabella
wah ...wah Hendra bener kejam ya sama anak ,Syifa juga turut merasakan seperti penderitaan kejora
jaran goyang
𝘯𝘦𝘹𝘵
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!