Maya memiliki 3 orang anak saat dirinya diusir oleh suaminya karena pengaruh dari keluarganya, dia berjuang untuk membesarkan ketiga anaknya yang masih kecil hingga tumbuh menjadi anak-anak yang hebat dan berprestasi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rancangan Masa Depan Sasya dan Rara
Mulutnya terbuka lebar ketika mendengar apa yang diucapkan oleh menantunya itu. Bagaimana bisa dia mengetahui apa yang dia lakukan selama ini.
"Sialan anak itu, aku akan buat dia menyesal mengatai aku seperti itu!! ". Umpatnya dengan jengkel.
Dia tidak terima diperlakukan dan dikatai oleh manantunya menurutnya memang tidak berguna selain uang dan fasilitas yang diberi. Melahirkan anak laki-laki saja tidak bisa.
" Dasar orangtua serakah dan tidak tahu malu!! ". Marsya benar-benar geram atas tindakan ibu mertuanya yang selama ini hanya memanfaatkannya begitu juga dengan keluarga suaminya yang lain.
Sedangkan di sudut Rumah mewah terjadi percakapan serius antara ibu dan anak yang tengah menikmati waktu sore dengan penuh kehangatan.
"Bagaimana usaha bunda, apakah berjalan semestinya?? Rara dan Sasya memandang bundanya dengan serius.
" Tentu sayangku, kok tumben kalian menanyakan usaha yang kita tekuni?? Tanya Sang bunda penasaran.
"Kami mengkhawatirkan sesuatu bunda!! ". Sasya menatapnya lebih serius dari sebelumnya bahkan dirinya langsung berpindah duduk disebelah bundanya itu.
mereka mendengar berita itu dari sang adik karena saat mereka menelpon adiknay menceritakan masalah yang tengah dihadapi sang bunda di sini sedangkan mereka berdua sedang berada jauh tak bisa membantu sang bunda.
"Terima kasih sayang-sayangnya bunda sudah mengkhawatirkannya, tapi bunda bisa mengatasinya dengan baik jadi tak perlu khawatir yah!! ". Maya tersenyum menenangkan dan mengelus kepala sang anak dengan sayang.
" Kami tidak ingin bunda kenapa-napa ". Kini Rara yang memandang intens sang bunda.
" Tidak apa sayangku, bunda sudah mengatasi permasalahannya, bunda sudah mendapatkan orang yang menyabotasenya dan dia sudah diproses secara hukum jadi tenang yah". Ucapnya lagi dengan senyuman manis.
"Siapa yang tengah mencari gara-gara dengan usaha kita bunda?? Sasya memandang bundanya menuntut penjelasan
Maya menghela nafas berat, seperti nya anak-anak nya memang harus dia beritahu karena mereka akan menanyakan terus menerus jika tidak diberitahu.
"Saingan bisnis kita nak, mungkin kakak Sasya masih ingat dengan tante Rania?? Maya memandang sendu sang anak, dia tahu jika dengan mengungkapkan hal ini akan membuka lama mereka.
"Tante Rania??". tanyanya dengan tergagap.
bayangan pilu masa lalu mereka kini menari dipelupuk matanya karena dia masih mengingat betul bagaimana pelakuan keluarga sang ayah terutama orang yang dia sebut tante dan nenek itu. Orang yang bertanggung jawab atas terusir nya mereka dari rumah mereka.
"nak?? Maya menatap khawatir sang anak karena melihat dengan jelas keadaan sang anak yang tengah menahan amarahnya.
"Apa yang dilakukan manusia ular itu??". Desisnya dengan gigi bergemelutuk menahan amarah, tangannya mengepal karena sangat emosi.
Rara yang tidak tahu siapa yang dimaksud bundanya itu dan melihat reaksi sang kakak yang tak baisa itu menimbulkan tanda tanya besar dibenaknya, siapa gerangan orang itu??
Maya memandang sendu sang anak sambil menarik nafasnya yang tiba-tiba terasa sesak.
"Dia berusaha mencurangi dan membuat nama restoran kita dengan membayar orang untuk membuat nama kita jelek nak, karena dia merasa kita saingannya yang sangat berat".
"Dia menyuruh orang datang kerestoran dan menyamar jadi pelanggan dan memasukkan makanan yang tidak baik dalam makanannya kemudian membuat keributan dengan marah-marah seolah-olah restoran tidak higenis tapi dia yang tidak tahu jika direstoran dipenuhi dengan CCTV da parahnya lagi dia bekerjasama dengan salah satu karayawan kita". Maya memandang anaknya itu
"Dasar sialan!!, emosi Sasya memuncak mendengar penjelasan sang bunda.
"Itu tindakan sangat keterlaluan bunda, apa sudah ditangani??, aku akan meminta banyuan teman-teman pengacara untuk membantu kita!!". kini rara yang mengepalan tangannya penuh emosi.
Maya tersenyum haru atas kepedulian anak-anaknya itu. Dia sungguh beruntung memiliki mereka dalam hidup ini ditengah kehidupan sebelumnya yang tidak pernah adil mereka dapatkan.
'kalian tak perlu khawatir nak, bunda sudah membereskannya kok. Mereka sudah ditahan tapi orang yang dibalik itu semua mudah lolos karena mereka adalah keluarga yang berpengaruh dalam negeri ini". Ucapnya dengan sendu
"Jika aku menjadi hakim itu akan kupastikan mereka akan dihukum berat tanpa peduli siapapun". Rara geram dengan hukum dinegara ini yang sangat mementingkan kalangan berduit dibandingkan dedikasi jabatan mereka.
'Tidak apa nak, yang penting nama restoran dan usaha kita yang lain sudah bersih dan kembali baik, itu sudah cukup, jika nanti ada lagi perbuatan mereka, bunda akan pastikan mereka tak akan lolos sekalipun itu harus berhadapan dengan keluarga Erlangga sekalipun". Maya memandang anaknya itu.
kedua anak itu mengerjap memandang sang bunda karena mereka bisa melihat kemarahan tertahan yang akan segera meletus nantinya.
"Apakah Mereka adalah keluarga kalian yang duu mengusir dan memperlakukan kalian dengan tidak baik??
Rara memang mengetahui kisah kehidupan sang bunda beserta ketiga suadaranya itu maka dari itu dia bertanya karena setahu dirinya keluarga Erlangga itu adalah keluarga ayah dari ketiga saudaranya.
'Ya seperti dugaanmu, mereka lah keluarga biadap itu". desis Sasya dengan emosi.
Maya mengelus punggung sang anak yang sanagt emosi itu, dia sangat tahu beapa bencinya sang anak kepada mereka.
"Apa mereka tahu jika restoran dan usha iu milik bunda??
Maya menggeleng menjawab pertanyaan sang anak karena memang selama ini dia hanya menunjuk orang kepercayaan mengatasi semua hal yang tampil didhadapan publik.
"Tidak nak, manager restoranlah yang menanganinya, bunda hanya menyelesaikannya dibalik layar saja".
Keduanya bernafas lega karena mereka tidak mau jika sang bunda berurusan lagi dengan keluarga Erlangga setelah semua yang terjadi.
"Tapi jika masalah itu terjadi lagi, bunda akan maju untuk melawan mereka untuk pertama kalinya agar sikap mereka yang keterlaluan itu bisa kita atasi.
Kadua adik kakak itu saling memandang seolah memberi sinyal saatu sama lain.
"Tunggulah sampai kami selesai kuliah bunda, lalu kita akan melawan mereka bersama bunda, akan kupastikan mereka membayar mahal apa yang mereka lakukan pada kita".
Maya tersenyum kemudian mengangguk setuju dengan sang anak, Rara seorang calon hakim dan sekaligus pengacara sedangkan Sasya seorang calon dokter sepesialis dan seorang programer IT dengan program beasiswa full dengan diusia 17 tahun ini mereka sudah masuk semester akhir. dan keduanya kembali mendapatkan beasiswa mengambil sepesialis pada jurusan yang mereka ambil sedangkan dirinya juga sudah kuliah ekonomi dan sudah S2.
10 tahun mereka berjuang untuk memperbaiki kehidupan mereka yang tadinya hanya berjualan biasa akhinya bisa memiliki banyak restoran, peternakan ayam, sapi dan juga usaha makan beku dengan berbagai jenis.
Ditambah kini dia tengah membangun rumah sakit untuk sang anak sedangkan untuk Rara dia sudah membangun sebuah gedung kantor Firma hanya menunggu mereka lulus dan mengelolah usaha Rumah sakit dan kantor Firma seperti keinginan sang anak.