Farrel adalah seorang playboy kelas kakap, sudah banyak wanita yang dia kencani dari berbagai macam profesi. Baginya wanita hanya mainan saja, yang akan dia tinggalkan setelah merasa bosan. Tak ada satupun wanita yang bisa membuatnya jatuh cinta.
Dia adalah seorang pria dengan sejuta pesona. Siapapun wanita yang melihatnya akan terpesona dengan ketampanannya, apalagi dia adalah seorang pengusaha yang kaya raya.
Namun, malam itu dia salah masuk ke dalam kamar hotel membuat dia melakukan kesalahan fatal dengan seorang wanita yang tidak dia kenali. Wanita itu meletakkan sebuah cek senilai seratus juta di atas meja, agar Farrel tutup mulut.
Farrel sangat terkejut ketika mengetahui kenyataan bahwa wanita itu ternyata adalah istri dari saudara sepupunya. Apakah dia harus bertanggung jawab karena telah merenggut kesuciannya ataukah mencari wanita lain sebagai tambatan hati? Padahal ada banyak wanita yang mengharapkan cintanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Di sebuah restoran yang letaknya tak jauh dari lapangan golf, terlihat ada Tuan Aldi yang sedang makan malam bersama dengan Tuan Heru dan dua rekan yang lainnya.
Seperti biasanya, setiap hari Minggu pasti mereka berempat selalu bermain golf bersama. Mereka semua berasal dari kalangan orang berada.
"Aku dengar Farrel sudah satu bulan pulang ke Indonesia, tapi mengapa dia belum datang berkunjung ke rumah?" tanya Tuan Heru kepada adik tirinya, Tuan Aldi.
"Bang Heru juga pasti paham Farrel seperti apa. Selama tinggal satu bulan di Indonesia, baru dua hari dia mau tinggal di mansion," jawab Tuan Aldi.
Tuan Aldi pun berkata kembali, "Bang Heru sangat beruntung memiliki menantu seperti Renata. Sudah dua hari aku mempekerjakan Renata untuk mengajari Farrel mengenai segala sesuatu tentang perusahaan Gibson. Entah jurus apa yang dipakai Renata, sampai Farrel bisa nurut dan sedikit demi sedikit mulai berubah."
Tuan Heru pun tertawa kecil, "Baguslah kalau Farrel sudah sedikit berubah. Dulu saat aku masih sekolah aku memiliki seorang teman, namanya Bagas. 8 tahun yang lalu aku berkunjung ke rumah Bagas, aku melihat Renata yang sedang mengajari anak-anak kecil belajar. Hal tersebut membuat aku takjub, sehingga aku memutuskan membiayai kuliah Renata, ketika aku mendengar cerita dari Bagas kalau Bagas tidak mampu untuk membiayai kuliah putrinya. Dan aku ingin putraku memiliki seorang istri yang sangat hebat seperti Renata, karena itulah aku menjodohkan mereka berdua."
"Sepertinya aku terlambat menemukan Renata. Farrel memang seharusnya memiliki calon istri seperti itu," canda Tuan Aldi.
Tuan Heru pun terkekeh mendengarkan candaan dari adik tirinya itu, walaupun mereka saudara tiri, hubungan Tuan Aldi dan Tuan Heru sangatlah dekat.
Kini giliran Tuan Miller yang berbicara, dia adalah ayahnya Andra. "Saya juga masih pusing memikirkan Andra. Padahal dia adalah penerus perusahaan saya, tapi yaitu dia masih senang main dan menghambur-hamburkan uang."
Tuan Aldi pun tertawa kecil mendengar perkataan Tuan Miller, "Karena itulah Andra dan Farrel betah bersahabat. Mereka satu frekuensi."
Tuan Bambang berdehem, dengan ragu-ragu dia mulai berbicara kepada Tuan Aldi. "Aku dengar anda ingin menjodohkan Farrel dengan seseorang. Apakah anda sudah menemukan calon istri yang pantas untuk Farrel, Tuan Aldi?"
"Sejujurnya sudah banyak yang meminta saya untuk menjodohkan Farrel dengan putri mereka, saya belum bisa memilihnya. Mungkin nanti setelah Farrel resmi menjadi CEO. Dan saya ingin Farrel menikah setelah satu tahun meneruskan perusahaan," jawab Tuan Aldi.
"Bagaimana kalau kita menjodohkan anak kita, Tuan Aldi? Kalau boleh jujur, sebenarnya putri saya dari dulu sangat menyukai putra anda." Siapa yang tidak ingin memiliki besan seperti Tuan Aldi, yang memiliki perusahaan Gibson Group, merupakan salah satu perusahaan terbesar di negeri ini.
Tuan Aldi pun tersenyum tipis, "Biar aku pikirkan."
Kemudian Tuan Miller bertanya kepada Tuan Heru, "Andra dan Edho padahal hanya beda dua tahun. Tapi Edho hebat sudah mau bekerja di perusahaan Gibson. Tapi ngomong-ngomong menantu anda belum hamil, Tuan Heru?"
Tuan Heru menggelengkan kepalanya, "Belum, Tuan Miller. Setelah saya memiliki seorang cucu, saya akan mewariskan seluruh harta kekayaan yang saya miliki untuk Edho, karena dia akan menjadi seorang ayah. Siapa tahu dengan Edho tahu persyaratan itu, Edho semakin bersemangat untuk memberikan cucu untuk saya haha...."
Keempat pria paruh baya pun tertawa bersama. Mungkin karena mereka berasal dari kalangan berada, sehingga mereka benar-benar menikmati hari tua mereka.
Kebetulan Andra baru tiba disana untuk menjemput ayahnya, dia mengerutkan keningnya ketika mendengar perkataan ayahnya Edho.
"Wah gawat, si Farrel bisa patah hati kalau cewek yang dia taksir tidur dengan cowok lain, apalagi kalau sampai memiliki anak."
Kemudian Andra menepuk jidatnya sendiri, "Eh gue lupa, tapi kan Edho suaminya Renata?"
Andra menjadi bimbang, bukankah memang sepasang suami-istri harus melakukannya?