NovelToon NovelToon
Penjahat As A Sister

Penjahat As A Sister

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Reinkarnasi / Cerai / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Penyesalan Suami
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Blesssel

Pantas saja dia sudah merasa curiga pada sampul buku itu yang tidak biasa. Alih-alih sekedar buku cerita biasa, ternyata itu adalah buku kehidupan terbuka dari masa depan beberapa orang, termasuk Victoria Hain. Sebuah tokoh dengan nama yang sama dengannya.
Sebuah tokoh yang kini dihidupi oleh jiwanya.

“Astaga, jadi aku adalah kakaknya antagonis?”
Adalah informasi paling dasar dalam cerita ini.

Alih-alih sebagai pemeran utama, Victoria Feyar berakhir menjadi kakak dari antagonis perempuan bernama Victoria Hain, yang akan mati depresi karena sikap dingin suaminya.

“Baiklah, mari kita ceraikan Kakak protagonis pria sebelum terlambat.” Adalah rencana Victoria, demi melindungi dirinya dan adik pemilik tubuh dari dua Kakak beradik pencabut nyawa.

Untungnya ini berhasil, meski bertahun kemudian Victoria dibuat kesal, karena mereka tidak sengaja kembali terlibat dalam situasi utama pada konflik cerita itu dimulai.

“Kakak Ipar, mohon bantu kami....”
-
“Dalam mimpimu.” -- Victoria.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Blesssel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 3

Walaupun terkejut dan sangat khawatir, tapi tidak bisa dipungkiri Estella senang sekali dengan perubahan Victoria yang tampak kuat.

“Kakak aku tidak buta. Aku benar-benar melihatmu menendang mereka dengan satu teknik. Oh gosh, dimana kau pelajari itu semua?Apa di asrama heh? katakan.”

Victoria mengerutkan dahi dalam. Anehnya tubuh ini tidak memiliki ingatan masa kecil, jadi dia hanya bisa mengingat peristiwa tubuh ini dari beberapa tahun belakangan. Begitu juga dalam penulisan cerita di buku itu, karakter tubuh ini hanyalah sebagai angin lalu yang tidak memiliki penjelasan lebih. Hanya bercerita mengenai antagonis Estella, yang memiliki kakak perempuan bernama Victoria dan mereka yatim piatu.

Tapi begitu Victoria tidak mengambil pusing, dia mengiyakan saja. “Katakan saja begitu,” jawabnya.

“Tapi Kak, apa kau yakin dengan rencanamu? Kok aku ragu sih, bagaimana kalau Kakak katakan rencana Kakak ....” Rayu Estella, sangat ingin mendengar maksud Victoria yang tiba-tiba ingin berbicara dengan Kakak iparnya.

Mendengar ini, Victoria yang sedang menggunakan lipstik merasa terganggu dan berdecak kesal. Decakan ini membuat Estella menutup mulut seketika. Rasanya bukan hanya para pelayan, tapi dia juga sekarang takut dibuat apabila Victoria kesal.

Sementara di tempat lain, di perusahaan konglomerasi Hain. Seorang pria awal usia kepala tiga, dengan setelan jas lengkap di gedung paling tinggi, membuka kancing atas kemejanya, mencoba mencari kenyamanan.

TUK, TUK, TUK.

Setelah ketukan tiga kali di pintu, seorang perempuan dengan dress kerja ketat melangkah masuk ke dalam.

“Pak Raphael, saya telah menyiapkan pesanan makan—”

Tapi kata-kata wanita itu terhenti di udara ketika melihat tangan pria itu terangkat tanda berhenti. “Tidak perlu pesankan makan malam, saya akan kembali ke rumah malam ini.”

Mendengar kalimat kembali ke rumah dari sang Bos, wanita yang menjadi sekretaris itu sedikit terdiam lama. Tapi begitu dengan cepat dia menarik senyuman. “Baik Pak, kalau begitu saya akan beritahu sopir untuk—”

“Tidak perlu, saya akan pergi sendiri. Terimakasih …?”

“Elena, Pak.”

“Ya.”

Elena membungkukkan badan sedikit, memberi penghormatan sebelum meninggalkan ruang. Sesampainya di luar wajah cantiknya menjadi tidak enak. Sudah lebih dari setahun tapi pria yang menjadi Bosnya itu bahkan tidak mengingat namanya.

Sementara disatu sisi pula, Elena tidak bisa tidak terpesona pada sang Bos, yang merupakan salah satu pria tertampan dan kaya raya di kota. Meski mengetahui niatnya salah, tapi mau bagaimana lagi? Hubungan buruk Tuan Raphael Hain dan istrinya adalah rahasia semua orang, dan keputusan pria itu untuk tinggal secara terpisah setelah pernikahan, semakin menguatkan hal ini.

Jadi tidak heran para wanita-wanita disekitarnya seringkali melampaui imajinasi, seperti Elena sendiri.

“Apa aku harus berusaha lebih keras?” tanyanya pada diri sendiri.

Sementara kembali ke dalam ruangan Tuan Muda pertama Keluarga Hain, Raphael Hain. Dia masih memikirkan panggilan yang masuk dari sang adik.

Mengetuk-ngetuk meja kayunya dia berpikir keras.

“Wanita lemah itu memukuli para pelayan?” herannya.

Namun semakin dia memikirkan hal itu, dia merasa semuanya bisa saja. Karena bagaimanapun dia juga tidak mengenal baik wanita yang menjadi Istrinya itu. Wanita dengan niat kotor yang menjebaknya di atas tempat tidur.

“Mari lihat, drama baru apa kali ini?” ujar Raphael.

Sebenarnya tanpa drama Victoria pun, dia tetap akan ke kediaman utama keluarga Hain hari ini. Tapi bukan karena dia mau, tapi seperti biasa itu semua karena tidak lepas dari telepon sang Kakek.

Sementara di kediaman utama keluarga Hain, semua orang menantikan kedatangan sang Tuan Muda Pertama dengan kecemasan mereka masing-masing, tidak terlepas Victoria juga.

Dia sudah duduk berjam-jam di depan kaca, memikirkan cara menawarkan kesepakatan untuk sang Second Lead pria yang berkarakter antagonis itu. Dalam cerita itu, dikatakan bahwa Kakak laki-laki ini ‘Raphael Leraic' akan menjadi saingan cinta untuk adiknya sendiri, ‘Remi Leraic'.

Bahkan demi pemeran utama wanita itu, Raphael Leraic rela melenyapkan sang Adik Ipar ‘Estella’ yang mencoba melukai pujaan hatinya karena menginginkan Remi.

Salah satu lingkaran cinta yang paling tidak masuk akal bagi Victoria. Yang semakin dia pikirkan, semakin jijik saja dia.

“Bagaimana bisa seorang pemimpin perusahaan jatuh cinta membabi buta hanya karena gadis itu baik dan cantik? Cuuiiih!!!”

Setelah memuntahkan banyak hinaan pada karakter suami pemilik tubuh, Victoria akhirnya mendapatkan cara untuk berpisah. Sebenarnya dia bisa saja langsung berpisah karena dipastikan Raphael tidak akan menahan. Namun yang memberatkan Victoria adalah keinginannya. Keinginan terhadap harta gono-gini yang banyak.

“KAKAK!!!” Suara Elena tiba-tiba menggelegar, memasuki kamar Victoria.

“Ada apa?”

“Kak Raphael tiba.”

Mendengar bahwa suami pemilik tubuh telah tiba, Victoria segera bersiap. Dia pergi ke ruang pakaian, dan memakai gaun merah dengan belahan dada rendah yang mengekspos dadanya yang berisi. Dengan makeup berat ini semakin menambah efek picik pada tampilan Victoria. Estella yang melihat ini tanpa sadar kehilangan kata-katanya.

Dia selalu merasa Kakaknya paling cantik saat kurus, tapi tidak tahu bahwa akan menjadi sangat seksi saat gemuk. Tapi tetap saja, dia tidak yakin Kakak iparnya akan menyukai penampilan ini.

“Kakak, apa ini bagian rencanamu?”

Mendengar pertanyaan Estella yang sama kembali, Victoria merasa sangat terhubung dengan gadis itu. Jelas bahwa Estella khawatir padanya, dan ini menghangatkan hati Victoria yang tidak memiliki keluarga dalam kehidupan sebelumnya.

Untuk itulah Victoria memutuskan akan membawa gadis itu keluar dari lingkaran setan, serta menjauh dari pelenyapnya yang baru saja datang. Ya, Victoria tidak hanya berencana menyelamatkan dirinya sendiri dari plot takdir, tapi juga membawa Estella pergi bersamanya.

“Bukan, ini bukan bagian dari rencana. Ini adalah gayaku dan biasakan dirimu mulai sekarang Este.”

“Jangan panggil aku Este!”

“Tidak apa itu keren," jawab Victoria asal.

Tanpa mau menunggu Estella bereaksi, dia langsung melangkah keluar dari kamar. Penggunaan sepatu high heels di dalam rumah, menambah efek dramatis penampilan Victoria untuk makan malam ini.

Sementara di lantai utama, Remi segera menghampiri Raphael yang baru saja tiba. “Kau benar-benar datang?”

Tapi Raphael tidak menggubris, dia membuka jas dan jamnya dan memberikan pada Remi.

“Hei bro, aku ini bukan pelayan ja—”

“Kepala pelayan sedang tidak ada.”

Meninggalkan Remi yang kesal, Raphael langsung melangkah ke ruang makan dengan acuh. Beruntung semua makanan telah ditata dengan rapi, karena dia tidak ingin membuang banyak waktu apalagi untuk seorang Victoria.

Tapi kedatangan Raphael ke ruang makan seorang diri, seolah menggenapi semua doa para pelayan. Kesempatan mengadu secara bebas pun tidak mereka sia-siakan. Mendekati Raphael, hal pertama yang mereka lakukan adalah berlutut sambil mulai menangis. Bahkan seseorang yang hidungnya berdarah akibat lemparan buku Victoria segera menunjukkan lukanya. Tidak bisa dipungkiri, dengan sekali melihat dia tahu itu cukup parah.

“TUAN, TOLONG BERIKAN KEADILAN BAGI KAMI.”

Mendengar ucapan serentak itu, Raphael akhirnya mengangguk. “Ya, kalian akan mendapatkan keadilan. Uang akan ditransfer.”

Sontak mereka saling memandang. “Tuan bukan itu yang kami inginkan—”

“Apa itu penting?”

Seorang pelayan yang sempat berbicara tadi terpaku.

“Apa keinginan kalian penting bagiku? Aku menawarkan uang tapi kalian menolak, maka selesai. Kalian bisa tetap bekerja jika ingin.” Tembak Raphael dengan kata-katanya.

Victoria yang mendengar itu sedari tadi, tidak bisa menahan senyumnya. Dia masuk di saat-saat paling panas. “Orang-orang ini mengira mereka berharga, cepat pergi!”

Tidak ada diantara mereka yang bisa menerima keputusan ini, tapi begitu mereka segera pergi, karena itu satu-satunya pilihan.

Raphael dan Victoria tanpa sadar saling menilai satu sama lain. Hanya dengan melihat alis Raphael menyatu pikirannya sudah di tebak. Berbeda dengan Victoria, walau tidak menunjukkan ekspresi apapun, dia sebenarnya sedang memuji ketampanan suami pemilik tubuh.

Rambut hitam klimis membingkai wajah maskulin yang tampan, serta postur yang sangat ideal.

Tidak heran tubuh ini tergila-gila, tapi berlebihan kalau sampai mengakhiri hidup juga, pikir Victoria masih dalam penilaian.

“Halo, lama tidak bertemu Tuan Hain.”

Raphael masih diam dengan sapaan ini, baginya ini benar-benar sesuatu yang aneh. Karena seingatnya, tiap kali dia akan datang, wanita itu akan segera mendekatinya untuk mencoba memeluk.

Dan apa itu Tuan Hain? pikir Raphael.

“Maaf mengganggumu dengan urusan-urusan kecil seperti tadi, itu sebenarnya—”

“Langsung saja. Katakan apa yang ingin kau katakan,” potong Raphael dingin.

Melihat sifat tidak sabaran pria di depannya, Victoria menjadi jengkel juga. “Mari makan terlebih dahulu.” Mengabaikan Raphael, Victoria langsung memanggil dua adik mereka untuk ikut bergabung makan.

“Aku tahu kalian di balik tembok, keluar dan makan.”

Remi dan Estella yang ketahuan, langsung masuk dengan canggung. Mereka sedikit malu ketahuan mencoba menguping pembicaraan yang tua, apalagi dibawah panggilan Victoria kini mereka sedikit takut.

Raphael yang mengetahui niat adik-adiknya, hanya membiarkan lalu. Justru entah kenapa dia malah kembali untuk menilai penampilan Victoria berulang kali, merasa wanita di depannya ini sangat aneh dan terlalu ... terbuka?

1
Blesssel
Walaupun nggak komen, jangan lupa di like, di vote di hadiah ayo apa kek terserah! biar penulis tahu ada yang nunggu update
D'nindya Idsyalona
lnjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!