🔥🔥🔥
Harap bijak dalam membaca!
Its real my karya, jika ada unsur kesamaan nama, tokoh atau kejadian yang sama itu diluar dugaan saya. dengan ini saya menyatakan, bahwa saya telah berfikir keras dalam memberikan cerita khayalan ini. terimakasih!
***
*
Bulan Aleena Zahrani, gadis muslimah bercadar yang sangat cantik, dia terlahir dari keluarga Sederhana. tapi nasibnya tidak secantik parasnya. Bulan dinikahi oleh pria berdarah dingin tentunya dari keturunan mafia kejam sama seperti nasib yang ia alami saat ini.
Stevan Jafer Dirgantara, anak dari Moundy Dirgantara. Dia adalah mafia yang terkenal paling kejam di kotanya. Stevan menikahi Bulan karena ingin membalas dendam pada Ayah gadis bercadar tersebut.
Lalu bagaimana dengan nasib Bulan?
Apa dia akan tetap bertahan menerima kekejaman dari suaminya atau justru dia akan pergi?
Kita simak yuk ceritanya di karya Novel => Kekejaman Suamiku
By: Miss Ra
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 26
Pagi harinya.
Matahari menyorot tajam pada sebuah kamar mewah bekas seorang perempuan yang selalu dirindukan oleh pria yang bernama Stevan. Pria itu tidur dengan posisi tengkurap.
Perlahan Stevan membuka matanya menatap sisi jendela yang masih tertutup korden. Pria itu menenggelamkan wajahnya ke bantal yang pernah jadi alas kepala seorang wanita yang dia cintai.
Dia menghirup wangi bantal nya sesaat dan pikirannya sedikit merasa tenang. Dia berbalik menatap langit kamar seketika pikirannya teringat akan sosok Bulan yang selalu menerima apapun hukuman darinya.
"Bulan, sedang apa kamu sekarang?" lirihnya dengan posisi terlentang.
Stevan segera bangkit dari ranjang melangkah memasuki kamar mandi. Dia membasuh wajahnya lebih dulu dan menatap dirinya di pantulan cermin wastafel. Dia menghembuskan nafasnya kasar dan menunduk.
"Aku harus mengurus semuanya hari ini.!"
Setelah melepas seluruh pakaiannya, dia melangkah pelan menuju ke arah shower. Dia menghidupkan shower dingin itu dan perlahan membasahi tubuhnya.
"Bulan..." lirih Stevan memanggil namanya setiap dia menutup mata.
Selesai mandi, Stevan keluar dari kamarnya. Dia menggosok rambutnya menggunakan handuk yang sudah basah dan menatap Foto yang terpajang di atas ranjang dengan ukuran besar.
Foto itu adalah foto Bulan yang sedang tersenyum simpul tanpa cadar nya di ambil secara langsung dari ponsel Stevan kala itu. Dia diam-diam sering mengambil foto wanita nya tanpa sepengetahuan Bulan.
Dia terduduk di kursi meja rias sambil bersedekap dada terus menatap wajah wanita yang terus terngiang di pikirannya. Dia sangat merindukan Bulan.
"Maafkan suamimu ini yang sudah membiarkan mu pergi."
*
Di Kairo, Bulan telah bersemangat pagi ini. Dia tinggal di asrama perempuan dan Raihan tinggal di asrama pria. Mereka akan bertemu saat masuk ke dalam gedung kampus di kota itu.
Semua manusia beragama islam disegala penjuru Dunia mendatangi kampus itu untuk menimba ilmu agama nya lebih dalam. Pagi ini Bulan berjalan sendirian tanpa seorang teman. Karena baru pagi ini dia masuk ke fakultas tersebut.
Tak disangka Raihan datang memanggilnya membuat Bulan menoleh ke sumber suara dan kembali menundukan kepalanya. Raihan berjalan mendahului dan Bulan mengikuti dibelakangnya agar tidak terjadi fitnah.
"Assalamualaikum, Bulan." ucapnya terus melangkah ke depan.
"Waalaikumsalam, Kak." sahutnya lirih sembari membawa beberapa buku dipelukannya.
"Apa kau sudah makan?" tanya Raihan lagi.
"Belum, tadi buru-buru. Takut terlambat." sahutnya.
"Baiklah, ikuti aku. Kita makan di kantin ya? Kita akan makan di meja yang berdekatan."
"Iya kak."
Bulan mengikuti langkah Raihan dengan jarak satu meter tanpa bersentuhan dan tanpa berdampingan. Itulah pria yang dikagumi Bulan selama ini.
Mereka berdua mengobrol di meja yang berbeda dan saling memunggungi dengan kursi yang berdekatan agar tidak ada yang mencurigainya. Namun, semua pergerakan wanita itu selalu ada yang mengawasi dari kejauhan.
"Rupanya dia sudah punya kekasih disini, cepat sekali wanita Stevan mendapatkan pengganti? Aku harus laporin ke Boy sekarang juga." gumamnya bicara sendiri.
Pasha mengeluarkan ponselnya dan mengirim sebuah foto saat Bulan sedang makan bersama Raihan. Setelah mengirim gambar itu, Pasha langsung menghubungi bos nya.
"Hem, katakan. Ada apa ?" sahut Boy setelah menerima telfon dari Pasha.
"Wanita yang kau suruh aku mengikutinya sekarang sedang bersama pria lain. Meski tidak duduk di satu meja, sepertinya mereka sangat dekat. Keduanya terus berjalan saling mengikuti." jelas Pasha dengan mata yang masih mengawasi Bulan.
"Siapa dia ? Cari tahu siapa pria itu." perintah Boy berjalan menjauh dari Stevan.
"Baiklah, aku akan mencari tahu." ujarnya santai.
Pasha mematikan telfonnya dan pergi untuk mencari tahu siapa pria yang selalu mendampingi Bulan sejak dibandara kemarin malam. Pasha pikir pria yang menyusulnya itu supir yang diperintah dari asrama kampus untuk menjemput nya.
Tapi dugaannya salah, pria yang sama saat menjadi supir malam itu kini terus mendampingi Bulan kemanapun wanita itu pergi.
*
Di Jakarta.
Stevan sudah mengurus surat perceraiannya bersama Bulan. Meski dia tahu dirinya sangat mencintai Bulan, tapi dia tetap ingin berpisah dari wanita itu. Entah kenapa betapa kerasnya hati Stevan.
Dia bahkan menghubungi pengacara pribadi keluarga nya yang selalu bisa di andalkan untuk masalah ini. Alasannya agar perceraian itu bisa cepat selesai tak membutuhkan waktu satu Bulan.
"Boy, urus ini dan bawa berkasnya ke pengadilan agama!" ujarnya dingin di meja kerja miliknya.
"Lu yakin mau cerai in Bulan? Pikirin lagi Van, jangan sampe lu nyesel nanti." sahutnya terus mengingatkan pria kejam itu.
"Tidak ada kata penyesalan dalam kamus hidup Stevan! Urus semuanya, kalau bisa minggu depan aku sudah resmi pisah darinya!" ucap Stevan lagi memutar kursinya memunggungi Boy yang masih duduk didepan meja nya.
"Van!" panggil Boy sedikit keras.
Dia berdiri melangkah memutar kursi Stevan agar menghadap padanya. Dia menopang kedua tangannya di sandaran kursi menatap tajam seorang Stevan yang keras kepala.
"Sekali lagi gue ingetin sama lu. Bulan adalah wanita yang sudah merubah hidup lu jauh lebih baik dari sebelum nya. Kalau lu tetep mau menceraikan dia, inget baik-baik ucapan gue ini. Lu nggak bakal nemuin wanita seperti dia dua kali Stevan Dirgantara!" keduanya saling menatap tajam.
Boy sudah sangat kesal dengan sikap uring-uringan Stevan beberapa hari ini tanpa Bulan. Dia sudah dapat memastikan, pria kejam itu lambat laun akan hancur sehancur-sehancur nya jika sampai menceraikan Bulan.
Boy kembali berdiri tegak dan melangkah mendekati meja mengambil map berisi surat pernyataan gugatan cerai untuk Bulan.
"Gue nggak mau ngurus ini, kalau lu mau urus saja sendiri.! Gue males lama-lama kerja sama lu."
Boy meletakan kembali berkas itu dan melangkah keluar dari ruangan Stevan. Pria kejam itu tak bergeming. Dia masih di posisi yang sama memikirkan ucapan Boy yang memang benar adanya.
"Aaargh...!"
Praaang...
Stevan melempar sebuah fas bunga yang berada di meja nya ke jendela yang menembus gedung-gedung tinggi diluar sana. Setelah mendengar ucapan sahabat nya, dia kembali ragu untuk menceraikan istrinya itu.
"Bulaaan...!" teriak Stevan menjambak rambutnya frustasi.
Dia berlutut menatap menerawang ke luar gedung dengan tatapan frustasi. Dia tidak ingin berada di posisi yang lemah seperti saat ini. Sejak dulu Stevan selalu membenci yang nama nya Cinta.
Tapi apa boleh buat, ingin menghilangkan rasa itu dia tidak mampu. Selama ini dia selalu mampu dan selalu bisa menyingkirkan musuh yang ingin menghancurkannya. Tapi Stevan tidak bisa menyingkirkan rasa cinta nya terhadap Bulan.
Semakin berusaha, Stevan justru semakin sulit melupakan wanitanya. Semakin keras untuk melupakan, justru wajah dan senyumnya bahkan suara desahan nya selama ini semakin terngiang-terngiang hingga membuatnya sulit tidur sejak kepergian istrinya itu.
...****************...
Bulan hamil..
semoga boy org pertama yg mendapat kabar Bulan hamil
semakin seru nih....
lanjut thor
istrinya yang habil stevan yang ngidam😁
semangat berkarya..
aku yakin saat ini Stevan jafier dirgantara sedang menikmati indahnya penyesalan
semoga Bulan terus kuat menjalani kehidupannya
Steven dan Bulan benar2 berpisah nih