"Menikahlah dengan saya, Alara." Ucap Alderio seraya menggenggam tangan Alara.
Alara Sinta Pramudito, seorang mahasiswa tingkat akhir yang memiliki wajah cantik dan sangat manis harus rela melepas kegadisannya akibat kejadian satu malam yang tidak disengaja.
Kejadian yang enggan untuk diingatnya itu justru tidak direstui takdir, ia kembali dipertemukan dengan sang pria sebagai dosen pembimbingnya.
Alderio Gautam Haiyan, pria tampan dengan sejuta pesona yang berprofesi sebagai seorang dosen di universitas bergengsi di kotanya.
Tak menyangka akan bertemu kembali dengan wanita yang menjadi pasangannya malam itu apalagi sebagai mahasiswanya.
Sifat Alara yang tidak menye-menye dan spontan berhasil membuat sosok Alderio jatuh dalam pesonanya.
Lantas bagaimana kisah keduanya???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sesuatu telah terjadi
Alara duduk sambil menatap ke sekitar, entah mengapa tiba-tiba dirinya merasa begitu haus dan butuh minuman. Tak lama seorang bartender datang memberikan segelas jus jeruk kepadanya.
"Silahkan, Nona. Ini dari Nona Echa." Ucap Bartender itu.
Alara tampak ragu meminum jus di depannya ini, sejujurnya ia takut jika meminum sesuatu di tempat begini. Namun karena tenggorokannya sudah terasa kering, akhirnya Alara meraih jus itu lalu menenggaknya hingga setengah gelas.
Lenguhan terdengar dari mulut Alara setelah memuaskan dahaganya, ia kembali menenggak jus hingga tandas di dalam gelas tersebut.
"Bentar bentar, kok pala gue jadi pusing gini ya." Gumam Alara memegangi kepalanya yang tiba-tiba terasa pusing.
Alara menggelengkan kepalanya beberapa kali, ia mengerjapkan matanya yang mulai kabur lalu menoleh guna mencari keberadaan Echa.
Alara memegangi kepalanya, ia bangkit dari duduknya dan berniat untuk menghampiri Echa, namun baru beberapa langkah tiba-tiba saja ia menabrak seseorang hingga tas miliknya terjatuh dengan beberapa barang yang berserakan.
"Oh, m-maaf." Lirih Alara terbata karena pusing semakin menerjangnya.
"Iya, tidak apa-apa." Sahut seorang pria dengan suara yang begitu menggoda.
Alara kembali berdiri meski linglung, ia berusaha menatap siapa sosok di depannya, namun baru saja ia menatap tiba-tiba sebuah benda kenyal menempel tepat di belahan bibirnya.
Alara memejamkan mata, entah hilang kemana akal sehatnya hingga membiarkan seorang pria tak dikenal menciumnya. Alara semakin merapatkan matanya saat tangan pria itu merengkuh pinggang dan mengusap punggungnya seduktif.
"Bersenang-senang dengan saya?" bisik pria itu dengan parau.
Alara menggigit bibir, akal sehat nya sudah benar-benar hilang hingga kepalanya dengan mudah mengangguk.
Pria itu tersenyum simpul mendapat respon baik dari Alara, dengan langkah gontai ia bawa Alara ke salah satu bilik kamar yang memang tersedia disana.
Sementara Echa yang melihat Alara dibawa oleh pria asing hanya bisa tersenyum senang, inilah yang ia inginkan yaitu menghancurkan hidup Alara.
"Mati lo, Ra." Gumam Echa tersenyum senang lalu kembali menari-nari dengan bahagia.
Sementara itu Alara dibaringkan diatas ranjang, dengan samar-samar ia melihat pria di atasnya tengah membuka seluruh baju yang dikenakannya. Melihat itu Alara ikut membuka seluruh pakaiannya dengan sangat mudah.
"Tubuhmu indah sekali, Nona." Bisik si pria dengan sensual.
Alara meremat kedua bahu kekar sang pria, ia menarik pria itu hingga bibir keduanya kembali menyatu.
Dengan bibir yang saling bertautan, tangan si pria beberapa kali menyentuh titik sensitif Alara hingga mengundang suara yang semakin mematik rasa panas dalam diri masing-masing.
Karena sama-sama dibawah pengaruh alkohol, Alara dan pria itu melakukan hal yang seharusnya tidak mereka lakukan. Kegiatan panas yang boleh dilakukan saat sah menjadi pasangan justru mereka lakukan dengan keadaan tidak sadar.
Suara lenguhan penuh nikmat tak henti keluar dari bibir si pria yang tampak menikmati permainan malam ini sementara di bawahnya ada wanita yang meringis menahan sakit dan nikmat karena baru pertama kali melakukannya.
"Ahhh …" suara itu beradu dari bibir dua insan berbeda jenis yang akhirnya mendapatkan apa yang mereka kejar sejak tadi.
Si pria berbaring di sebelah Alara yang tampak kelelahan setelah beberapa kali melakukannya, ditariknya tubuh Alara ke dalam pelukannya lalu keduanya tidur akibat kelelahan dengan kegiatan panas yang baru mereka lakukan.
***
Alara perlahan membuka matanya saat merasakan sesuatu yang hangat menimpa pinggang dan perutnya, ia menggeliat lalu memposisikan tubuhnya duduk sambil mengucek matanya sendiri.
Alara tampak panik saat menyadari bahwa ia berada di tempat yang tidak dikenalinya, saat merasakan sebuah pergerakan, Alara lantas menoleh dengan hati-hati.
Jantung Alara seakan berhenti berdetak saat menyadari penampilannya, tubuh polos tanpa sehelai benang dan ada pria tak berpakaian yang satu ranjang dengannya.
Air mata Alara meluruh begitu saja, ia perlahan turun dari ranjang dengan selimut yang membelit tubuh polosnya. Alara terduduk di lantai sambil memeluk lututnya.
"Mama … Papa … aku kotor, hiks …" lirih Alara menatap dirinya sendiri yang kacau.
Alara menutup mulutnya, ia tak mau jika sampai membangunkan pria yang masih pulas dalam tidurnya. Dengan langkah gontai ia memunguti semua pakaiannya yang berserakan lalu membawanya masuk ke dalam kamar mandi.
Dibawah guyuran air dingin, Alara terdiam dengan air mata yang masih belum usai. Hatinya sakit, perasaannya hancur, kekhwatiran mendera tumbuhnya dan orangtuanya, bagaimana jika kedua orangtuanya mengetahui ini semua.
"Nggak … ini semua pasti hanya mimpi, aku tidak mungkin melakukannya!!!" lirih Alara memukul wajahnya sendiri.
"Nggak!!!!" teriak Alara sebelum akhirnya kembali jatuh terduduk di lantai kamar mandi yang terasa dingin.
Alara mengenakan pakaiannya, ia segera keluar dari kamar mandi lalu mengambil tas miliknya yang ada di sudut kamar. Alara enggan melihat wajah pria yang telah membuatnya seperti ini, ia menyeka air matanya kemudian segera pergi, ia berdoa semoga tidak akan pernah bertemu lagi dengan pria yang menjadi pasangannya semalam.
"Hiks … Mama … aku sudah tidak suci lagi, Ma!!" lirih Alara seraya berusaha berlari meski seluruh tubuhnya terasa sakit.
JANGAN LUPA LIKE, KOMEN DAN VOTE 🥰
To be continued