NovelToon NovelToon
Andin

Andin

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Yasmin Eliza

Menceritakan seorang wanita yang memiliki perasaan cinta kepada suaminya sendiri. Penikahan paksa yang di alami wanita itu menyebabkan tumbuhnya beni cinta untuk sang suami meskipun sang suami selalu bersikap dingin dan acuh kepadanya.

Wanita yang bodoh itu bernama Andin. Wanita yang rela suaminya memiliki kekasih di dalam pernikahannya, hingga sebuah kecelakaan terjadi. Andin mengalami koma dan ketika sadar semua tidak seperti yang di harapkan oleh sang suami.

Apakah cinta Andin tetap bertahan meskipun ia menderita amnesia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yasmin Eliza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumah

Andin kini telah pulang bersama Rian. Perjalanan mereka menggunakan mobil mewah milik Rian. Andin yang biasa hidup sederhana terkejut dengan kekayaan hang di miliki oleh Rian dan sang kakek.

"Ini bukan rumah om tapi istana" ucap Andin tidak merasa malu karena kekonyolan pikirannya.

"Kamu ini ada-ada saja sayang" ucap Rian merasa sang istri sedang melawak.

"Ayo aku antar ke kamar kita" ucap Rian menggenggam tangan Andin ketika mereka telah sampai di lantai dasar rumah.

Foto pernikahan Rian dan Andin sengaja di cetak oleh Rian dua hari lalu untuk membantu pemulihan ingatan Andin.

"Beneran ya aku menikah dengan om! oh ya om... Kita dulu ketemu di mana?" tanya Andin penasaran dengan kisah cintanya.

"kita di jodohkan" ucap Rian singkat.

"Yah... tidak serulah..." ucap Andin lesu.

"Seru atau tidaknya sekarang kamu sudah milik aku dan aku milik kamu. Aku tidak pernah mau berbagi sesuatu yang aku miliki" ucap Rian dengan tatapan seriusnya mendominasi.

"Iya om... Santai saja kali..." ucap Andin yang merasa takut dengan Rian yang mulai serius.

"Ayo kita ke kamar kita" ucap Rian yang masih menggenggam tangan Andin menuju lantai dua.

"Wah luas sekali kamar ini!" ucap Andin sambil menyentuh setiap interior kamar.

Rian tersenyum melihat Andin seperti baru pertama kali melihat kamar mereka.

"Aku mau mandi dulu, kalau kamu mau mandi juga jangan lupa kepalanya jangan di basahkan karena luka operasi belum kering" ucap Rian tegas lalu berlalu ke kamar mandi meninggalkan Andin sendirian.

Andin membuka lemarinya yang penuh dengan pakaian yang sangat cantik pilihan Rian ketika dirinya koma.

"Sepertinya belum pernah di pakai ini semua!" ucap Andin bermonolog.

Setelah puas melihat semua pakaian dan interior kamar. Andin duduk di kasur yang berukuran King size milik mereka .

"Empuk sekali kasurnya" ucap Andin sambil menggoyangkan tubuhnya di atas kasur.

"Mungkin gaya itu enak juga jika kita coba" ucap Rian yang keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk.

"Ih... Om ini mesum" ucap Andin lalu tengkurap untuk menghindari tatapan Rian.

Rian hanya tersenyum melihat reaksi istri kecilnya itu. Rian hanya berniat menggoda sang istri. Rian menggunakan pakaiannya lalu membangunkan Andin yang ternyata sudah tertidur dengan posisi tengkurap.

"Sayang... tidurnya jangan begini, nanti badanmu pada sakit semua" ucap Rian namun tidak di respon oleh sang empu.

Rian terpaksa membalikan dan membenahi tubuh Andin. Setelah membenahi tubuh Andin, dirinya pergi keluar kamar menuju ruang kerja.

"Ardy, kirimkan file yang aku inginkan" ucap Rian lalu menutup teleponnya.

Setelah menunggu beberapa menit, file yang di kirim melalui email masuk. Rian membaca setiap rinciannya dan terkejut melihat apa yang ada di file tersebut.

Ternyata file itu bukan berisi tentang pekerjaannya namun bukti sebuah rahasia yang selama ini di tutupi oleh seseorang.

Rian membaca setiap bukti yang menyakiti hatinya. Bukti kematian dari Santi sang mertua. Jantungnya berdetak kencang melihat semua bukti yang bisa menyebabkan perpisahan dia dan sang istri.

"Siapa yang ngirim semua ini? Aku harus tanya dengan kakek" ucap Rian dengan wajah serius.

Ketika dirinya sedang serius membaca setiap rincian pemeriksaan tentang kejadian kecelakaan yang terjadi dengan Santi, disini Rian terduduk lemas. Matanya merah menahan isak tangis yang sangat menyakitkan.

Beberapa file yang di kirimkan juga membuktikan tentang sebuah kenyataan yang menyakitkan.

"Bunda..." tangis Rian memanggil ortunya yang koma.

Ibunda yang sangat ia cintai koma dan belum juga sadar.

Tiba-tiba pintu ruang kerjanya terbuka, menampilkan sang istrinya yang cantik jelita.

Rian dengan cepat menyeka air mata dan menutup laptop yang berisi semua kejadian buruk yang akan berimbas dengan hubungannya.

"Ehm..." Rian berdehem untuk menormalkan kegalauan di hatinya.

Bertapa galau hatinya karena file kenyataan yang tidak ia ketahui pengirimnya.

"Aku yakin sang pengirim mengetahui semuanya" ucap Rian dalam hati.

"Om... Kenapa melamun?" tanya Andin yang telah berdiri di hadapannya.

"Aku pusing... Bisakah kamu pijitkan kepala ku?" tanya Rian berpindah ke sofa dan menepuk bagian sofa di sebelahnya, agar Andin ikut duduk juga.

Rian membaringkan kepalanya di pangkuan Andin setelah Andin duduk di sampingnya.

"Andin... Apakah nanti kamu akan meninggalkan aku?" tanya Rian dengan suara yang lirih.

"Kenapa om bertanya begitu? Apa om melakukan kesalahan?" tanya Andin bingung.

"Om punya keluarga yang latar belakangnya jelek, suatu saat nanti kamu akan tahu sendiri dan ketika kamu sudah tahu..." ucap Rian yang terhenti karena dirinya berat mengatakannya.

"Saat kamu tahu... Mungkin kamu akan meninggalkan aku" ucap Rian yang tanpa di sadari ada air mata yang mengalir membasahi paha Andin.

"Om nangis?" tanya Andin yang membalikan wajah Rian menghadapnya.

"Om... Jangan nangis, di sini terasa sesak kalo lihat om begini" ucap Andin sambil menunjuk dadanya.

Rian dengan beratnya mencoba tersenyum meski dirinya sedang tidak baik-baik saja.

"Om... Boleh tidak Andin kuliah?" tanya Andin dengan wajah memelas.

Dirinya akan merasa bosan di rumah jika tidak ada kegiatan.

"Kamu mau kuliah ya? Emmmm boleh lah" ucap Rian lalu duduk dan menangkup wajah Andin. Rian tahu kini Andin merasa bosan jika dirinya nanti kembali ke perusahaan.

"Jika begitu nanti aku urus semua kebutuhanmu. Tapi ingat jangan dekat dengan satupun lelaki, ingat itu." ucap Rian masih menangkup wajah Andin dan menoel hidung sang istri menggunakan hidungnya.

"Sayang..." ucap Rian yang terdengar serak.

"Apa om" ucap Andin dengan menaikan alisnya.

"Boleh minta satu kali saja jatah di siang ini, pengen" ucap Rian serak di telingan Andin.

Wajah Andin memerah mendengar ucapan Rian.

"Om mesum" ucap Andin sambil membuang pandangannya dari Rian.

Rian tersenyum simpul lalu menangkup wajah Andin agar memandang dirinya. Mata mereka bertemu lalu dengan cepat Rian menyambar bibir ranum tersebut. Di sedotnya bibir tersebut dan di jelajahinya setiap rongga bibir itu. Andin hanya bisa memejamkan matanya menikmati cumbuan dari sang suami. Andin sangat suka dengan permainan yang di lakukan Rian.

Dengan tangan yang cekatan kini Rian telah berhasil membuka kancing dress yang di gunakan Andin. Kancing itu terbuka di bagian atas. Rian mengeluarkan gundukan besar yang tersimpan di balik kain hitam. Tangan satunya sibuk memelintir pucuk berwarna merah dan yang satunya meraba bagian paha Andin.

Andin hanya bisa mengeluarkan suara yang tak mampu di tahannya.

Rian dengan lihat menjilat dan menghisap gundukan sebelah kiri. sedangkan tangannya di sebelah kiri sibuk mengelus dan memainkan sesuatu di bawah.

"Aku sudah keras sayang" ucap Rian serak.

Rian dengan cepat menarik celana Andin dan membuka celananya. Rian membaringkan Andin di atas sofa dan membuka kedua paha Andin dengan lebar. Di arahkannya pusakanya ke gua milik Andin namun tiba-tiba ketukan dari pintu terdengar.

"Siapa? Nanti lagi tanggung" jerit Rian yang jelas membuat wajah Andin memerah.

"Ah... Ah..." Jerit Andin kerena Rian langsung masuk tanpa permisi.

"Kamu begitu sempit sayang" racau Rian dengan goyangannya, hingga 30 menit mereka bertempur dan membuat mereka mencapai puncak bersama.

Rian langsung membantu Andin membenahkan pakaiannya dan pakaian dia juga lalu keluar dari ruangan untuk periksa siapa yang datang.

Ardy datang dengan membawa file dan di belakangnya ada Ara.

Rian mengkerutkan dahinya ketika Ara mendekatinya. Sedangkan Andin yang baru selesai merapikan diri langsung keluar dan mengecup pipi Rian.

"Om ... Andin ke kamar dulu, silahkan om kerja ya" ucap Andin manja.

Hal itu membuat Ara dan Ardy terdiam dan bingung dengan panggilan Om yang di sematkan ke Rian.

1
Asmah Matin
Luar biasa
merry jen
Rian bodohh yaa msk mskinn ularr berbisa kkdlmm rumh yaa,, stjuu bgtt lhh klo Andin pergi dr hdpmuu Rian,,jgn nyesell nntii kmuu tuu klo Andin dh pergi,,Ara psti krj sm sm samuell ituu dan Adry terkecoh tp tdk dgn Kakek
merry jen
mngkin Ara x yg ingin Andin kggrnn secara Ara kn lg hmill jgg ,, apaa yg di mksdy Kakek itu sam y yg bklnn bw Andin pergii jauhh
Permainsuri: semoga kk suka ya... mohon maaf jika tidak rapi... karena autor baru nyoba nulis kk
total 1 replies
merry jen
rahasia apa kek ,,apa rhsia ko Rian nntii bklnn tauu klo Rian buknn ccuu kndung muu beratii kekayaan Rian milik Andin donk bukn milik Rian ,,Rian tegas nnti am Ara klo Ara dh selingkhh dgn Riski
merry jen
beratii Rian cucu angktt bgtuu kah Andin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!