Dia harus menutupi identitas demi mendapatkan teman dan cinta yang benar-benar tulus. Dia lelah dengan kebohongan mereka, kepedulian mereka semata ingin memanfaatkan dirinya hanya karena dia anak dari orang kaya.
Semuanya palsu hingga dia lebih meninggalkan itu semua dan mencoba hidup mandiri dan menutupi identitas sebenarnya tentang dirinya.
Berawal hidup di kost dan mulai merubah cara hidup dia sederhana mungkin tanpa mengetahui identitas dirinya sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia Lukita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
{Kedatangan Gio dikost Valen}
Tak terasa waktu menunjukkan pukul 9 malam, saatnya mereka untuk pulang.
"Sepertinya sudah malam, ayo kita pulang sekarang." ajak Valen pada Aldo, mereka menikmati minuman mereka.
"Ayo." Aldo pun bersedia untuk pulang,mereka pun berpisah di area pakiran.
Mereka begitu menikmati kebersamaan mereka, hingga mereka menikmati momen berjalan bersama dengan saling berfoto bersama.
Setelah mereka berpisah, Aldo sedikit bahagia akhirnya dia bisa bertemu kembali dengan Valen. Apa lagi ini hari yang paling ditunggu Aldo.
Aldo baru saja sampai di kost, didepan sudah di stop oleh mereka yang asyik bermain kartu.
"Stop."
"Ada apa lagi?" tanya Aldo pada mereka bertiga yang sedang duduk santai.
"Tumben jam segini sudah pulang, habis dari mana kamu?" tanya Arif pada Aldo yang terlihat rapi.
"Keluar cari makanan, kalian bukannya istirahat malah main kartu malam-malam." ucap Aldo yang melihat mereka asyik main kartu.
"Lagi bosan kami, mendingan main kartu sambil minun kopi hitam." jawab Rio.
Aldo duduk diantara mereka, mereka asyik dengan obrolan mereka.
"Katanya kamu keluar cari makan. Mana makanannya?" tanya Rio pada Aldo.
"Sudah habis, aku makan disana." jawab Aldo yang sengaja berbohong.
"Dasar pelit kamu." ucap Rio yang sedikit kesal.
"Salah sendiri kamu tidak titip, bukan salah aku juga yang pelit." jawab Aldo yang langsung pergi masuk kedalam kamarnya.
Arif hanya menggelengkan kepala mendengar keduanya saling ribut.
Diposisi Valen
Valen baru saja sampai di kost, diluar ada Bunga dan Dini sedang ngobrol didepan pintu.
"Tuh dia." ucap Dini pada bunga.
"Aku kira kamu ada di kamar, ternyata kamu keluar." kata Bunga pada Valen.
"Memang ada apa?" tanya Valen.
" Tadi ada seorang pria mencarimu." ucap Bunga yang saat itu bertemu langsung dengan pria itu.
"Pria mana?"
"Dia itu tinggi putih dan pria itu bernama Gio." sontak saja Valen kaget.
"Apa!" batin Valen yang kaget dengan kedatangan kakaknya ditempat kostnya.
"Beneran kamu bilang, aduh gawat." ucap Valen yang terlihat bingung.
"Gawat apanya len, malahan dia datang membawakan ini untuk kamu." Bunga memberikan sekantong plastik ukuran sedang untuknya.
Valen pun menerimanya, seketika dia sadar apa yang dibawa kakaknya sekotak roti untuknya.
"Ya ampun pak boss." jawab Valen.
"Apa kamu, pak boss?" tanya Dini pada Valen.
"Iya, dia boss aku Din." jawab Valen yang terpaksa berbohong.
"Jadi pria itu boss kamu rin, beruntung banget kamu rin." ucap Resty yang tiba-tiba datang menghampiri mereka bertiga.
"Beruntung apanya?" tanya Valen.
"Tampan banget len, persis oppa korea. Dan dia sangat baik, apalagi ekpresi dinginnya itu makin cool." ucap Resty yang jatuh cinta dengan pria itu.
"Pikiranmu cowok terus, apa kamu tidak sadar diri jomblo." ejek Dini pada Resty yang selalu heboh.
"Biarin. tapi len, kenapa bossmu datang ke kostmu dan memberikan kantong plastik itu?" tanya Resty yang penasaran.
"Biasa kami sering diberi roti jika boss kami sedang pergi keluar kota. Kami sebagai pegawai sering diberi sesuatu berupa makanan oleh boss kami. Apalagi bossku itu sibuk, kabarnya mau buka cabang 2 lokasi ditengah kota, bossku juga jarang mengecek jadi aku yang sering laporan pada pak Gio." jawab Valen yang sengaja mengarang cerita itu semuanya, agar identitas tidak terbongkar.
"Kalau bossmu seperti itu, siapa yang tidak betah. Baik dan pengertian dengan karyawannya sendiri." ucap Bunga yang salut dengan kebaikan boss Valen.
"Maka dari itu, aku betah ikut kerja dengan pak Gio." jawab Valen.
"Lumayan juga ya. masih muda, tampan, mapan." kata Resty.
"Tapi orangnya dingin dan keras." jawab Valen yang mengakui kakaknya seperti itu .
"Itu hal biasa, pasti dia di didik keras sama orang tuanya. Beda dengan kita semua, yang dari keluarga bisa dan tak memiliki kekayaan sebanyak mereka." jawab Dini yang mengakui perbedaan itu.
Valen pun terdiam mendengar apa yang dikatakan Dini, Valen bergegas masuk ke kamarnya.
Valen segera menghubungi kakaknya,Valen terlihat sedikit kaget. Kenapa juga kak Gio datang ke kostnya.
"Hallo."
"Hallo kak ini Valen." jawab Valen pada kakaknya.
"Eh kamu, kamu keluar kemana aja. Tadi kakak ke kostmu." ucap kak Gio.
"Valen keluar cari makan malam, kenapa sih kakak datang ke kostku. Bagaimana nanti mereka curiga." ucap Valen yang sedikit kesal dengan kak Gio.
"Tenang, temanmu tak akan mencurigaimu." jawab singkat kak Gio.
"Iya mereka tak mencurigaiku, Valen pun terpaksa harus berbohong pada mereka, kalau kakak itu boss aku. Aku terpaksa melakukan itu, gara-gara kakak ke kostku mereka penasaran dengan kakak." kata Valen yang terkejut kakaknya datang ke kostnya hanya demi mengantarkan roti untuknya.
"Sebegitunya mereka penasaran."
"Iya, lebih baik kakak jangan datang lagi ke kostku lagi. Lama-lama bisa terbongkar identitasku." kata Valen yang masih kesal dengan kakaknya.
"Ya sudah." jawab Kak Gio yang santai menjawabnya.
Terdengar suara keras dari kakaknya berada. "Kakak dimana, suaranya kok ramai begitu." ucap Valen yang penasaran dengan keberadaan kakaknya saat ini.
"Kakak sedang keluar dengan teman-teman kakak." jawab kak Gio.
"Pasti kakak bersama mereka berdua kan." jawab Valen yang sudah hafal dengan kakaknya.
"Pastinya." jawab Kak Gio dengan santai.
"Ya sudah kak, Valen mau istirahat dulu." pamit Valen pada kakaknya.
"Ya sudah." sambungan telepon langsung terputus, kini Valen memilih untuk duduk istirahat ditempat tidurnya.
Pikirannya langsung tertuju pada Aldo, dia segera mengecek handphonenya, benarkan ada pesan masuk.
"Sudah sampai di kost belum?" tanya Aldo.
"Sudah sampai." balas Valen
"Sekarang lagi ngapain?" tanya Aldo yang sekedar bertanya Keadaan Valen.
"Lagi tiduran ditempat tidur." balas Valen yang terlihat bahagia.
"Sama, kalau begitu kita istirahat saja, selamat malam Valen." pesan dari Aldo
"Malam juga Al."
Setelah mereka selesai saling membalas pesan, Valen pun memilih untuk tidur, karena besok akan menjadi hari paling sibuk yang harus dia kerjakan.
Pagi hari
Valen sudah bangun dari jam 5 pagi, dia bersiap untuk membereskan kamarnya dengan santai menikmati roti dari kakaknya.
Laptop yang ada dimeja masih menyala, dia masih menyempatkan waktu bekerja mengecek laporan yang ada dilaptopnya.
Setelah selesai, dia segera mandi pagi. Semuanya selesai juga, kini dia duduk santai menunggu waktu kerjanya.
Duduk santai dengan Laptop ada dipangkuannya. Tiba-tiba saja ada pesan masuk.
"Selamat pagi." sapa Aldo yang pagi-pagi sudah mengirim pesan pada Valen.
"Pagi juga." balas Valen dengan senyuman.
"Sudah mandi belum?" tanya Aldo pada Valen.
"Sudah, lalu kamu apa sudah?" tanya balik. Valen pada Aldo, Mereka begitu asyik saling membalas pesan mereka masing-masing.