"hiks, hiks sakit sekali....
"sakiiiiit....sakiit...
Intan pindah dari kota setelah bercerai dari suami nya, dia meninggali rumah yang dulu milik adik Ibu nya dan rumah itu sudah lama di biarkan kosong sebab Adik nya Ibu Intan menghilang tak ada yang tahu rimba nya.
Namun ketenangan Intan tak bertahan lama, sebab setiap malam ada suara rintihan atau juga menangis di kamar yang paling belakang sekali membuat Intan tak kuat menghadapi nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27. Permainan kafan hitam
Intan sudah pasrah bila memang dia harus mati sekarang, maka nya dia mengucap nama allah tiada henti agar nanti berada di jalan bimbingan dan tidak tersesat, rasa sakit pada tubuh sudah tidak bisa di katakan lagi karena rasa nya ini memang sangat luar biasa sekali bersama darah nya yang terus mengalir.
Tetes air mata nya juga mengalir begitu saja karena mengingat bagai mana susah nya hidup dia selama beberapa tahun terakhir ini, berada dalam tekanan mertua yang begitu bengis dan juga suami yang bisa di bilang tidak perhatian kepada dia. Intan bukan lah enak walau hidup di kota, namun Bu Nisa tidak peduli sehingga terus memaksa anak nya.
"Kebahagian apa yang sudah kau janjikan padaku hingga aku mau hidup di dunia ini, namun kini aku sudah akan menghadap mu lagi." Intan menangis dalam sakit nya.
Arya yang sedang berjalan cepat menemukan wanita yang tergelatak ini, keadaan nya sangat parah hingga hampir mati, bila tidak segera di tangani maka akan bahaya untuk nya. luka yang begitu dalam dan juga sangat parah, Arya saja ngeri melihat luka itu, bagai mana yang mengalami nya sudah pasti merasakan sakit luar biasa. bila tidak kuat fisik nya maka sudah pasti menyerah, untung tekad hidup wanita ini sangat kuat.
"Bagus lah kau kuat, aku tidak sia sia datang kesini." Arya menempelkan sisik ular nya ketubuh Intan.
"Apa kau malaikat pencabut nyawa, kenapa tampan sekali malaikat nya?" Intan malah melantur sambil tersenyum.
"Jangan kau pegang aku, nanti istriku ngamuk pula!" Arya menepis tangan nya Intan.
"Apa kah malaikat ada yang punya istri, astaga kau tampan sekali." bahkan orang yang sekarat saja bisa terpesona melihat tampan nya Arya.
Yang di bilang tampan salah tingkah tidak karuan di buat nya, maka dia segera membuat pusaran angin namun berwarna biru bersih, di tangan nya mendadak saja ada satu guci kecil berisi air jernih sekali.
"Kau akan merasakan sakit yang sangat luar biasa." ujar Arya.
"Aku sudah merasakan nya, sakit apa pun sudah ku rasakan." sahut Intan mulai sayup pandangan nya.
"Hahaaaa...
Byuuurr.
"Aaaaghhh, ya allah sakit sekali, aaaggkkhh!" Intan menjerit jerit tak karuan merasakan luka nya yang berdarah itu di siram dengan air yang tidak tahu terbuat dari apa.
"Kata nya kau sudah biasa menahan sakit, kenapa kau menjerit begitu?" ejek Arya bersidekap tangan.
Intan bangun dengan susah payah dan langsung kaget melihat luka nya sembuh tanpa bekas, cuma baju nya saja yang tetap terkoyak sehingga menampakan dalaman nya itu. tapi Arya tidak melihat nya karena dia sibuk melihat arah lain, sudah ada tanda bahwa setan itu akan datang.
"Siapa pun engkau, ku ucapkan terima kasih." Intan membungkuk sopan.
"Simpan terima kasih mu, hanya kali ini kau berhasil lolos! tidak tahu kedepan nya kau masih bisa selamat atau tidak, karena setan ini punya kemarahan besar kepada mu." jelas Arya.
Baru saja Intan mau bertanya sebenar nya siapa sosok yang sudah mengganggu nya ini sehingga dia terus saja di siksa, sebab dia yakin bahwa ini bukan lah arwah Ibu nya seperti yang sudah orang kampung katakan bahwa yang menjadi momok menakutkan adalah Bu Nisa.
Wusssshhh.
Wusssshhh.
Pohon pohon berderak karena di tiup angin yang sangat kencang, Arya tertawa karena dia tahu setan itu akan muncul sebentar lagi karena merasa Arya sudah mencampuri urusan nya untuk membunuh orang orang. Arya bersiap dengan gaya nya yang masih tetap kalem, memang semua orang pantas meragukan dia ini.
Ctaaaarr.
Duaaaar.
Setan kafan hitam menyerang Arya secara tiba tiba dengan cahaya hitam dari kafan nya, namun di tangkis Arya dengan cahaya biru sehingga beradu dan menimbulkan suara seperti petir yang sangat kuat sekali hentakan nya. Intan tidak bisa bergerak sangking takut nya, mana suara itu sangat jelas di telinga nya.
...****************...
Suci dan Anti serta Tedi terus berputar putar dalam rumah Bu Lurah yang sangat besar itu, walau sudah tidak ada lagi atap nya namun sekeliling bangunan masih tetap berdiri tegak dengan kokoh nya. rumput yang menjalar membuat suasana makin seram saja, bukan cuma hantu, ular pun pasti betah ada di sini.
"Kita tertipu, tadi bukan Arya yang masuk kedalam sini." seru Anto panik sekali.
"Apa hantu ada yang bisa menyerupai, lalu dia menipu kita agar masuk sini?" Tedi juga ketakutan di buat nya.
"Cepat lah kita harus keluar dari sini." pekik Suci sudah berkeringat dingin di buat nya.
Baru saja mulut bilang agar segera keluar dari sini, mendadak saja seluruh bangunan sudah penuh dengan kain yang berwarna hitam pekat dan semua nya melambai lambai membuat mereka tegang tidak bisa bergerak. atap juga di tutup dengan kain hitam, membuat mereka bertiga merinding ketakutan tidak bisa bergerak lagi.
"Kita tidak boleh ada di sini, mari kita tembus kain hitam itu." ajak Tedi yang nekat.
"Apa kau gila, bagai mana bila salah satu nya ada yang berisi setan?" panik Suci karena memang banyak kain.
"Namun kita juga tidak bisa bila lama lama di sini, akan lebih bahaya." Anto setuju dengan ajakan nya Tedi.
"Cepat lah, mari kita bergandengan tangan dan segera lari." Tedi mengambil ancang ancang.
Ketiga nya bertatapan dan segera berkari keluar tak tentu arah akibat pandangan yang di tutup dengan kain hitam, rasa nya sangat sesak karena rasa takut yang begitu besar di dalam hati sebab mendadak saja rumah kosong ini di tutup kain hitam.
"Aaaghhhkkk!"
"Antooooo!"
"Ya allah!" Suci menjerit kaget karena tubuh Anto tertusuk dengan besi rumah.
"Awas, biar ku gendong saja dia!" Tedi tanpa pikir panjang menarik tubuh Anto dari besi.
"Aaaaggkk, ya allah selamatkan lah kami." jerit Suci ngeri dengan darah nya Anto.
Susah payah dan juga berat tentu nya namun tidak membuat Tedi meninggalkan teman nya, bila masuk bertiga maka harus pulang bertiga sama sekali tidak boleh ada yang di tinggalkan karena itu lah yang nama nya sahabat sejati yang tidak bisa di pisahkan.
"Bertahan lah, ku mohon kau harus kuat." Tedi terengah engah karena Anto berat.
"Aku sudah membuat mu susah, kenapa jalan kita selalu berputar di sini saja?" Anto masih sadar.
"Kita di permainkan oleh hantu itu, Di!" Suci sadar dan merasa mereka memang di sini lagi.
"Tinggalkan saja aku, kalian pergi lah duluan." suruh Anto.
Suci dan Tedi menggeleng karena mereka tak akan mungkin meninggalkan teman nya, dia harus membawa Anto keluar apa pun yang terjadi.
Guys kota othor mati lampu sehingga susah mau update.
kereeen thor
sukses selalu ya