10 tahun Anna dan Alam menikah dan mereka tidak pernah bertemu sekalipun, karena Anna harus melanjutkan pendidikan dan pengobatannya di Luar negeri.
Dan disaat Anna kembali, pernikahannya harus disembunyikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DASW BAB 25 - Ucapan Terima Kasih
"Kenapa pintunya dikunci?" tanya Anna, heran.
Namun Alam tidak langsung menjawab, malah tersenyum menyeringai. Membuat Anna mengerutkan dahi dan menatap curiga pada suaminya ini.
Alam tersenyum kecil, dia menarik tangan Anna dan membawanya untuk duduk di sofa. Bukan duduk sendiri, Alam membuat Anna duduk diatas pangkuannya. Sementara dia memeluk pinggang Anna erat.
"Apa harus duduknya seperti ini?" tanya Anna, tubuhnya tidak menolak dengan sentuhan Alam, dan dia juga tidak ingin banyak berdebat atau berkelahi seperti anak kecil.
"Katakan, ada perlu apa datang kemari? jika bukan urusan penting kamu tidak akan sampai di ruangan ini, iya kan?" tanya Alam balik.
"Katakan pada bagian pengawasan rumah sakit, aku ingin memeriksa cctv."
"Kali ini apa lagi yang ingin kamu lakukan?"
Mereka saling tatap, Anna bahkan tanpa sadar menggantungkan kedua tangannya di pundak Alam.
"Hanya ingin memeriksa beberapa sudut yang mencurigakan."
Alam terkekeh.
"Apalagi yang mencurigakan, kamu yang paling sibuk di rumah sakit ini."
Anna mencebik.
"Katakan saja, aku akan langsung ke ruang keamanan."
"Ambil ponsel ku di atas meja, aku akan menghubungi kepala keamanan."
Anna tersenyum riang, dia bangkit dari pangkuan Alam dan sedikit berlari ke meja kerja suaminya. Lalu kembali lagi duduk di pangkuan Alam dan memberikan ponsel yang baru dia ambil.
Alam menerima ponsel itu lalu membuka kontak, mencari nama Johan yang menjabat sebagai kepala keamanan rumah sakit.
"Tunggu, apa imbalannya jika aku membantu mu?" tanya Alam, dia urung menghubungi Johan, lalu memilih menatap Anna menunggu imbalan.
"Kamu pamrih sekali."
"Bukan pamrih, hanya ingin saling menguntungkan."
"Kamu mau apa? Aku akan mengabulkannya."
"Sebuah ciuman panjang."
"Mesyum!"
"Lakukan."
Anna menurunkan wajahnya dan menjangkau bibir Alam, dia lebih dulu melumaat bibir tebal itu hingga akhirnya Alam membalas. Mereka saling memainkan lidah, bahkan tanpa disadari Anna, Alam sudah membaringkannya diatas Sofa dan Alam menindih.
Ciuman panjang itu tidak putus, keduanya sudah ahli mengatur nafas. Alam bahkan mulai menggerakan satu tangannya, mengelus dada sang istru yang masih tertutup rapat. Sebuah gerakan yang membuat Anna membuka mata dan mendorong dada Alam pelan.
"Ku rasa sudah cukup," ucap Anna, berucap dengan nafas yang terengah dan dada naik turun.
"Kamu tahu, sentuhan itu sangat penting dalam hubungan suami dan istri. Jadi lain kali jangan menolak ku."
"Apa itu ancaman?"
"Anggap saja seperti itu."
"Tapi aku tidak takut."
Alam terkekeh, "Aku tahu itu," jawabnya kemudian.
Alam bangkit dan kembali membawa Anna untuk duduk diatas pangkuannya. Dia langsung menghubungi Johan dan mengatakan jika Anna akan mendatangi ruang keamanan rumah sakit dan memeriksa cctv.
Anna tersenyum, cukup senang Alam menepati janjinya.
"Sudah, perlu aku temani?"
"Tidak, aku bisa sendiri," tolak Anna.
Sebelum Pergi, Anna lebih dulu mencium pipi Alam dan setelahnya segera berlalu dari sana. Ciuman terima kasih namun Alam mengartikannya lain.
Mulai menganggap jika Anna sudah menerima dia. Padahal sungguh, Anna memberikan ciuman pipi itu hanya sebagai ucapan terima kasih.
Alam terus tersenyum memperhatikan istrinya yang berlari keluar. Bahkan hingga beberapa saat pintu itu tertutup, Alam masih saja memandanginya.
Sedangkan Anna fokusnya bukan lagi Alam ataupun ciuman panas mereka tadi. Kini tujuannya hanya satu, mencari bukti untuk bisa memaki si Maura Maura itu.