Arrayan menikahi Bella, seorang gadis cacat, karena dendam. Kecelakaan tragis yang menewaskan kedua orang tuanya membuat Arrayan yakin Bella adalah penyebabnya.
Namun, Bella hanyalah korban tak bersalah, sedangkan pelakunya adalah Stella, adik angkatnya yang penuh ambisi. Ketika Stella melihat wajah tampan Arrayan, dia menyesal menolaknya dulu dan bertekad merebutnya kembali. Di tengah rahasia yang semakin terungkap, cinta dan kebencian menjadi taruhan.
Akankah Arrayan menemukan kebenaran sebelum semuanya terlambat? Apa pilihan Arrayan saat cinta dan balas dendam saling beradu?
Happy reading 😘🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Nawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 ( Terjebak pria tidak di kenal )
Pagi ini Bella seperti biasa berada di taman kesayangannya yang mana banyak bunga tanaman nya. Dengan senang hati ia mulai memotong batang bunga yang sudah siap di panen lalu membersihkan daun-daun yang sudah berubah warna dan satu persatu berguguran ke bawah.
“Bunganya cantik-cantik, ya?” cetus Sean yang tanpa permisi sudah berada di samping Bella.
Bruk
Pot tempat penyiram tanaman jatuh begitu saja karena ia terkejut melihat Sean,”Kau terkejut? Ayolah, jangan takut padaku. Aku udah jinak kok enggak … gigit!” bisik Sean yang kini sangat dekat pada Bella.
Plak!
“Arghh! Siapa yang … memukulku!” ujar Sean dengan suaranya yang melemah ketika mendongak melihat Arrayan dihadapannya.
“Mau apa kau dengan istriku, heh!” tekan Arrayan.
Seperti biasa Sean hanya diam tidak menjawab lalu dia pergi dengan santainya menatap tajam Arrayan.”Mas, sudah. Aku enggak apa-apa,” ujar Bella mengusap lembut lengan sang istri.
“Kamu ngapain di sini, ikut aku sekarang,” ajak Arrayan dan Bella pun menurut.
Mereka berdua pergi menuju kolam Bella mendudukkan diri di ayunan kayu tepat di pinggir kolam dengan Arrayan yang meletakkan kepalanya di pangkuan Bella.”Jujur padaku, apa yang sedang kamu pikirkan sekarang?” pertanyaan suaminya yang tiba-tiba membuat Bella mengerutkan dahinya dalam.
“Aku tidak memikirkan apa-apa,” sahut Bella santai.
“Memangnya aku enggak tau kemarin saat di restoran kamu diancam Stella,” balas Arrayan.
Bella tidak terkejut dia hanya diam tidak membalas Arrayan membuat pria itu bangkit dari tidurnya lalu menatap lekat sang istri.”Mas, aku enggak tau harus apa, Stella adalah adikku aku sangat menyayanginya tapi permintaan dia yang menginginkanmu itu …”
“Syuut, Sekarang aku tanya sama kamu. Apa kamu rela memberikan ku padanya?” Bella menggeleng seraya tertunduk bingung.
Arrayan memeluk sang istri yang mulai menangis, perlahan Arrayan mengusap lembut punggung Bella guna menangkannya karena dokter mengatakan tidak baik untuk ibu hamil jika banyak pikiran,”Mas, apa kamu sudah mencintaiku lagi?” tanya Bella.
Arrayan tersenyum dan melepaskan pelukannya,”Sebenarnya, aku masih sangat mencintaimu tapi semua itu tertutup begitu saja dengan dendam ku padamu yang mengira kau adalah penyebab kecelakaan malam itu, tetapi aku sangat bersyukur sebelum aku lebih jauh menyiksamu. Toni sudah berhasil mengungkap kan semuanya,” terang Arrayan.
“Aku mohon, Mas jangan memenjarakan Stella apalagi aku dengar dia sudah menjadi model di perusahaan teman papa. Biarkan dia bahagia dengan karirnya yang baru saja ia mulai,” mohon Bella.
Sungguh Arrayan beruntung memiliki seorang istri seperti Bella. Tidak salah jika dia memilih Bella dan langsung mengajaknya menjalin kasih saat pertama bertemu di toko memang Arrayan sudah jatuh cinta pada pandangan pertama pada Bella tanpa melihat kekurangannya.
“Terserah kau saja, apa yang kau inginkan aku akan menurutinya,” ujar Arrayan memeluk kembali sang istri.
“Ekhem … kalau mau bermesraan di kamar aja lah. Jangan di tempat umum,” sindir Sean.
“Ini rumah ku! Bukan tempat umum,” desis Arrayan.
Bella hanya menepuk keningnya dan menggelengkan kepala heran melihat sesame sepupu tidak pernah akur,”Sudah, Mas. Kamu mending ke kantor aja deh,” saran Bella.
“Tapi, nanti malam jenguk dede, ya,” rengek Arrayan yang mana membuat pipi Bella memerah.
“Ck, dasar bayi bangkotan. Mintanya kelonan terus,” kesal Sean.
“Diem deh jones,” ledek Arrayan.berlalu pergi begitu saja.
Bella menatap kepergian sang suami yang sudah hampir menghilang dari hadapannya,”Apa kau sangat mencintai, Arrayan?” tanya Sean dan Bella hanya menangguk.
“Aku harap kau tidak akan pernah menyakiti dia. Walau aku sering bertengkar sebenarnya aku dan dia sangat dekat, tetapi saat kedua orang tuanya tiada sikapnya berubah semakin dingin. Arrayan tidak pernah jatuh cinta pada wanita mana pun. Hanya kau yang bisa membuat hatinya luluh, tetapi bukan karena ia melihat kekuranganmu. Jadi, aku mohon jangan memintanya berpisah apalagi memberikannya pada adikmu. Bayangkan jika kau benar-benar meninggalkannya bagaimana perasaan Arrayan ditinggal oleh orang yang ia sayangi untuk kedua kalinya, Bella,”
Penjelasan Sean tentunya membuat Bella merasa bahagia, ternyata selama ini Arrayan menyiksanya bukan karena membencinya, melainkan dendam nya pada Bella yang salah.”Bagaimana rasanya punya orang tua dan mereka meninggalkan kita dalam waktu bersamaan?” lirih Bella.
“kalau itu aku tidak tau. Karena dari aku baru lahir ibu ku meninggal dan ayahku meninggalkanku begitu saja. Jika tidak ada Paman dan Bibi entah aku bisa kuat apa tidak menjalani hidup ini dan saat Jesicca lahir hidup ku menjadi sangat sempurna. Dia sudah aku anggap sebagai adik ku sendiri dan kau sepertinya sangat takut padanya, Jesicca mengeluh padaku karena kau tidak pernah mau bicara padanya,”
“Aku takut, karena mengira Jesicca sama seperti Stella yang malu mempunyai kakak seperti ku yang hanya anak angkat dan sekarang kondisiku seperti ini,” jawab Bella.
“Itu gak bener, kak,” celetuk Jesicca yang sedari tadi mendengar obrolan Sean dan Bella membuat mereka menoleh ke belakang.
Jesicca menghampiri Sean dan Bella,”Justru aku bangga sama kak Bella yang bisa tahan menjadi istri pria dingin itu dan sekarang sudah ada calon anaknya kaka Arrayan lagi,” tunjuk Jesicca pada perut Bella sontak ia memegangi perutnya sembari tersenyum.
“Dia tidak sedingin itu, Jesicca Mas, Arrayan itu sangat lembut,” jawab Bella.
“Itu sama kakak tapin sama aku gak pernah,” protes Jesicca mengerucutkan bibirnya seraya melipat kedua tangannya di d4d4.
“Itu karena kamu sangat malas belajar kerjaannya hanya nge chat cowok-cowok enggak jelas,” ujar Sean.
“kakak …!” rengek Jesicca.
“Eh! Kenapa ini rame banget kok Mama enggak diajak,” sambung Berliana yang juga datang dan semua pun dibuat tertawa dengan tingkah Jesicca yang merajuk dan tidak bisa dibujuk. Akhirnya Bella juga yang membuat gadis cantik itu luluh dan berhenti merajuk.
*
*
Setelah Stella dari restoran ia memilih pergi ke sebuah bar untuk meluapkan amarahnya dengan minuman kesukaannya. Sofia pun tidak bisa meninggalkan sahabatnya memilih menemani Stella. Akan tetapi, sebenarnya ia tidak setuju jika Stella mulai minum-minum lagi karena sekarang ia seorang model yang sudah banyak mengenalnya. Sofia takut ada yang melihat dan juga jika ketahuan kedua orang tuanya pasti akan murka melihat putri kesayangannya ternyata suka pergi ke bar.
“Cukup, Stella! Ini sudah botol ke berapa? Kau lihat kan botol yang ada di hadapanmu ini!” kesal Sofia seraya menunjuk botol-botol tersebut.
“Kau tidak tahu apa yang gue rasain sekarang! Sakit … di sini rasanya sakit, sofia, hiks,” isak Stella seraya meminum alkohol lagi hingga tandas.
“Ya, gue tau perasaan lo. Mending sekarang ikut gue pulang ke apartemen gue aja, lagian udah mau malam,” ajak Sofia.Namun, lagi-lagi Stella menolak membuat Sofia habis kesabaran dan dia pun meninggalkan Stella sendirian di bar itu.
Di sisi lain seorang pria tengah berjalan dengan kepalanya yang terasa pusing dan tubuhnya merasakan panas dengan sensi yang sangat berbeda,”Lo, kenapa? Mending masuk masuk dulu deh gue udah siapin kamar khusus buat lu,” ujar seseorang yang tersenyum menyeringai dan pria itu pun masuk ke dalam.
“Yes, rencana kita berhasil tinggal tunggu sang wanita untuk masuk ke dalam,” ujar Daffa teman dari pria yang baru saja masuk ke dalam kamar.
“Maaf, Nona. Saya enggak bisa memberikan anda minuman lagi karena sepertinya Nona sudah mabuk berat,” tolak pelayan bar.
“Ishh … gue akan bayar berapapun harga minuman di sini!” ujar Stella yang benar-benar sudah lepas kendali karena mabuk berat.
Sang pelayan tidak meladeninya lagi ia memilih pergi melayani pelanggan lain meninggalkan Stella yang berusaha berdiri karena ia akan pulang.”Sofia, lu benar-benar enggak setia kawan. Kenap gue di tinggal,” oceh Stella berjalan sempoyongan menuju keluar.
Namun, Stella salah arah malah masuk ke lorong kamar VIP yang ada di bar itu. Satu persatu pintu ia lewati dan menganggap dirinya sudah berada di rumah,”Cepat kali aku sampe rumah, ya,” gumam Stella dengan menekan kenop pintu yang tidak dikunci
Ceklek
Ia pun langsung masuk ke dalam dan menghempaskan tubuhnya tepat di samping seorang pria yang tadi baru saja masuk. Pria itu tanpa sadar memeluk Stella yang masih setengah sadar karena ia merasa kepanasan dan tanpa ia sadari jika ada seorang wanita yang berada di sampingnya sedang mengerjakan kedua matanya melihat sosok pria yang berani memeluknya.
“Arrayan …” Pria itu tersenyum dan langsung menindih tubuh Stella. Tanpa sadar mereka melakukan penyatuan karena masing-masing pengaruh obat dan minuman.
Stella mengira pria di samping nya adalah Arrayan, tetapi kenyataan nya kini dirinya terjebak pria tidak dikenal berada dalam satu kamar dan naas Stella memberikan kehormatannya pada pria tersebut.
*
*
Bersambung
😅