WARNING BUKAN UNTUK BOCIL ❤️❤️
YANG DIBAWAH UMUR
MOHON UNTUK JANGAN BACA NOVEL INI!!
KARENA INI NOVEL KHUSUS UNTUK KAUM IYA-IYA 😝
TERIMA KASIH!! SELAMAT MEMBACA!!
ANNABELLA TASYA KUSUMA pegawai di salah satu perusahaan terbesar di Indonesia yang terletak di Jakarta ini sudah mengabdi di perusahaannya selama hampir 4 tahun.
Pekerjaannya lancar dan mengasyikan. Dia sangat mencintai pekerjaannya. Dia orang yang mudah bergaul, itu yang membuat dia sangat akrab dengan rekan-rekan di devisinya, yaitu devisi keuangan.
Tapi semua itu berubah, ketenangan di usik. Dia merasa diawasi, dikekang, dan diperlakukan tidak adil oleh CEO baru di perusahaannya.
Mampukah Tasya bertahan, atau Tasya memilih untuk keluar dari perusahaan nya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ssyptr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 14 - BERMAIN
Tok..tok..tok..
"Masuk!"
Suara dingin itu menyapa telinga mereka berlima, ada rasa deg-degan pada jantung Tasya yang kembali mendengar suara orang yang telah merenggut kesuciannya itu.
Mereka berlima berjalanan memasuki ruang ruang Sean. Sean menatap satu persatu stafnya itu.
Namun tatapan mata elang itu berhenti di mata hazel seorang wanita yang telah berhasil menjadi candunya. Entah mengapa perasaan hangat menyelimuti Hati Sean.
"Apa kalian semua ingin saya pecat?" tanya Sean dingin lalu berdiri dari kursi besarnya dan duduk di sofa ruang kerjanya.
Sean kembali melihat kelima staf itu yang menundukkan kepalanya. "HA??? JAWAB PERTANYAAN SAYA?? APA KALIAN INGIN DI PECAT ?" tanya Sean berteriak.
"Tidak tuan." jawab mereka serempak.
Dengan dada yang masih naik turun Sean menatap mereka sengit "Saya paling tidak suka dengan staf yang tidak disiplin. Saya sudah memberitahu kan pada awal saya masuk ke kantor ini."
"JAWAB!!" lanjutnya sambil mengebrak meja.
"Maafkan kami pak, kami tid..."
"Cukup. Siapa yang mengerjakan laporan ini secara keseluruhan ?" tanya Sean menyelidik.
Mereka semua saling bertatapan, tak ada yang berani menjawab karena takut dipecat. "Saya pak, saya yang membuat." jawab Tasya.
Sean menatap Tasya dingin "Kalian semua keluar kecuali kau!" tunjuk Sean pada Tasya yang menunduk.
"Biarkan dia yang menjelaskan, jika ada satu kesalahan saja maka kalian semua harus bersiap keluar dari perusahaan saya!"
"Sekarang cepat keluar!!" perintah Sean, dan keempat orang itupun terpaksa keluar dengan perasaan campur aduk. Sebelum keluar mereka menyemangati Tasya dengan memberikan tatapan hangat mereka.
Setelah mereka keluar, Sean melirik Tasya yang masih berdiri sambil menunduk "Apa yang kau tunggu? Kemari dan jelaskan secara rinci laporanmu!" ujar Sean tegas.
Tasya mengangkat kepalanya dan berjalan untuk duduk di sofa yang terletak didepan Sean. "Jadi mulai pada bulan Maret hin..."
"Siapa yang menyuruhmu duduk disana?" tanya Sean, sedetik kemudian Tasya berdiri sambil menunduk. Tak lama Sean berdiri dan menarik tangan Tasya untuk mendekat kearahnya dan didudukkan Tasya tepat dipangkuannya.
"Nah sekarang je-las-kan." ujar Sean berbisik di telinga Tasya.
"Iy-iya tuan. Pada bulan Mar....ahh..et hingga..shhh.. tuan saya mohon jangan....ahh..seperti ini." ucap Tasya mendesah saat Sean bermain dengan telinga Tasya.
Sean mengecupi telinga Tasya dan kecupan itu turun ke leher hingga dada milik Tasya, tangan Sean pun tak tinggal diam dia bergerak bebas di tubuh saya.
"Shh....ahh.. saya mohon tuan Sean... jangan seperti ini..." ucap Tasya terbata-bata.
"Kau ingin teman-temanmu tak aku pecat?" tanya Sean
"Ahh..iya tuan" jawab Tasya.
"Puaskan aku!" seru Sean, lalu ia menarik Tasya masuk kedalam ruangan pribadinya.
Ia langsung melempar Tasya ke kasurnya dan melepas semua pakaian Tasya dan dirinya lalu mereka melakukan kegiatan yang panas.
---------------------------------------------
"Huh!! Tasya gimana nih? apa kita semua bakalan dipecat?" tanya Mela yang mondar-mandir di ruang kerja mereka.
"Mel lu bisa diem gak? kita semua lagi deg-degan nih!" jawab Vino.
"Iya Mel, gue kasian banget sama Tasya. Kenapa dia yang harus jadi tumbal, harusnya Bagas aja. Dari tadi diem mulu!" ujar Dinda kesal karena melihat Bagas yang hanya diam merenung.
Mendengar namanya disebut, Bagas menoleh dan melototkan matanya kearah Dinda. "Eh gue gini gini juga lagi mikir, kalo kita dipecat mau kerja dimana kita? mana gue ada rencana mau lamar pacar gue lagi!" gerutu Bagas.
Dan akhirnya mereka semua terdiam, memikirkan nasib mereka selanjutnya. Ya, semoga saja Tasya bisa menjelaskan laporannya ke Tuan Sean.
---------------------------------------------
"Tasya...ah..." desah Sean yang mencapai puncaknya.
Lagi dan lagi, Sean seakan terbius dengan tubuh Tasya. Bibir yang selalu menjadi candunya, mata yang selalu memenangkan pikiran, hidung mancung yang selalu ingin Sean pegang. Kulit wajah mulus yang selalu Sean belai.
Dan jangan lupakan tubuh Tasya yang termasuk dalam kategori "sempurna" yang menghipnotis mata Sean.
"Hiks...hiks... sebenarnya saya salah apa tuan? Kenapa harus saya?" tanya Tasya
"Berhenti menangis Tasya!" seru Sean. Entah mengapa saat melihat Tasya menangis hati Sean merasa sangat sakit, seperti teriris-iris.
"Pakai pakaianmu dan keluar, kalian tidak jadi saya pecat." ucap Sean sembari memakai kembali pakaiannya dan keluar dari ruangan itu.
---------------------------------------------
BERSAMBUNG
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN ❤️
KALO SUKA BOLEH YA SEKALIAN DI VOTE
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA
sean benar2 kejam, kasian Tasya🥺