Niatnya hanya ingin membantu menyelamatkan nyawa orang dari mautnya.tampa dia sadar apa yang di lakukannya,mempertemukan Devita permatasari,Dokter muda itu dengan Tuan muda dari keluarga ternama di kotanya itu yang trauma dengan sebuah hubungan dan menganggap wanita musuhnya,namun melihat Dokter Devita,hatinya dan pikirannya tidak bisa dia alihkan dari Devita.
Mampukah Tuan muda keluarga willen itu menaklukan Hati Devita yang sudah beku karena trauma dengan kisah hidup ibunya di hianati ayahnya dan kemudian dia melihat perselingkuhan kekasihnya.
yuk intif kisahnya,yang pastinya menarik ya..~~~~~~>>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mardalena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9
Tidak terasa waktu saat itu sudah menunjukan pukul 5 sore.seperti biasanya,Devita pasti akan menghubungi adiknya lagi.biasanya dia menghubungi adiknya 2 jam sekali kalau dia sedang bekerja seperti ini.
"Hallo kak.." Terdengar suara Dika dari sana.
"Adek udah mandi belum..?" tanya Devita melihat adiknya dari layar ponselnya.Devita saat itu tengah duduk di bangku taman rumah utama Willen, sebelumnya Devita meminta ijin dengan mommy Sofia ingin menelpon keluar sebentar.
"Sudah kak...,kakak belum pulang..?"Jawab Dika lalu menanyakan kakaknya kapan pulang.
"Sebentar lagi kakak pulang,kamu kalau lapar duluan saja makan ya dek.."
"Nanti sajalah kak,aku mau nungguin kakak pulang saja makan,tadi aku sudah makan kue buatan kakak jadi masih kenyang.."Ucapnya memberitahu kakaknya.
"Emm baiklah,ya sudah kakak tutup dulu ya,kakak mau pulang ini.." Ucap Devita ingin mengahkiri Obrolannya dengan adiknya.
"Baik kak,bye kakak..." Ucap Dika melambaikan tangannya yang juga di balas Devita melambaikan tangannya kearah adiknnya lalu kemudian dia mematikan sembungan vedio call mereka berdua.
Devita bangun dari tempat duduknya lalu berjalan masuk kedalam ingin menemui Dokter Hendra mengatakan dirinya mau pulang.Devita tidak menyadari kalau sejak tadi ada seseorang mendengar semua pembicaraannya dengan adiknya.
"Dokter Hendra.." Panggilan Devita membuat Hendra menoleh kearahnya.
"Kamu sudah mau pulang kan?" Ucap Hendra.
"Ia Dok,tapi mobil saya masih dirumah sakit."Devita bingung mau pulang karena mobil dia tinggal di rumah sakit.
"Biar Pak Gani yang akan mengantar kamu pulang.." Ucap Mommy mendengar Devita mau pulang.
"Saya masih mau mengambil mobil saya kerumah sakit Nyonya." Ucap Devita.
"Anak buahku yang akan mengambil mobilmu.."Devita dan Mommy juga Hendra lansung menoleh kearah suara yang tak lain adalah Dafa ikut dalam pembicaraan mereka.
"Ia Dokter Devi,nanti mobil kamu biar anak buah putraku yang mengantar.. Kamu biar pak Gani yang antar.." Ucap Mommy Sofia.
"Aku yang akan mengantarnya!" Mata mommy dan Hendra seakan mau lepas terkejut mendengar ucapan Dafa barusan.
"Apa!! Kamu mau mengantar Dokter Devita pulang son?"Tanya Mommy sofia.
"Ia Mom."
Ya Tuhan,pertanda apa Apa ini?,ucap mommy dalam hatinya,Putranya mau mengantar Devita pulang..,yang benar saja..selama ini putranya itu tidak suka berdekatan dengan wanita manapun setelah kejadiannya dulu,namun sore ini putranya membuat Mommy Sofia sangat terkejut karena dia bahkan menawarkan dirinya mengantar Devita pulang. Mommy tersadar lalu tersenyum dan berpikir,kemungkinan putranya itu mulai menyukai Devita.
"Baiklah son,antarlah Dokter Devita pulang..."Ucap Mommy Sofia.
"Baik Mom.."Dafa berjalan menuju kearah pintu keluar dari rumah Utama itu,namun terhenti melihat Devita belum juga mengikuti langkahnya.
"Kamu menunggu apalagi..?"
Devita terperanjat kaget mendengar gemaan suara Dafa.
"Sa..saya masih mau mengambil tas saya dulu Tuan,mari nyonya,Dokter Hendra.." pamit Devita membungkuk kearah Mommy sofia lalu berjalan cepat mengambil tasnya diatas meja kemudian segera mengejar Dafa yang sudah duluan keluar dari rumah itu.
Mommy mengelengkan kepalanya melihat sikap putranya yang sangat dingin dan kaku itu.
"Tunggu apa lagi,masuk!"
Lagi-lagi Devita di buat spot jantung oleh Dafa.Devita lansung masuk kedalam mobil Dafa,dan tidak lama Dafa lansung melajukan mobilnya menuju kerumah Devita.
"Kau lihat Hend,Dafa sungguh kaku sekali..." Ucap Mommy Sofia.
"Aku yakin sekali,Dafa menyukai Dokter Devita,Nyonya,tapi dia belum menyadari itu.sikapnya itu suatu saat pasti akan berubah setelah dia menemukan wanita yang mampu meluluhkan hatinya Nyonya.." Ucap Hendra menanggapi ucapan mommy Sofia.
"Mommy sangat setuju kalau Devita menjadi pasangan Dafa.." Senyuman Mommy Sofia membuat Hendra ikut tersenyum merasakan kebahagian yang Mommy Sofia rasakan saat itu.
"Ia Nyonya,aku juga setuju kalau mereka menjadi pasangan kekasih bahkan pasangan hidup.." Ucap Hendra.
"Kamu benar Hend,Mommy hanya bisa berdoa untuk mereka.oh ya Mommy mau bicara sama kamu mengenai Dokter Devita.Ayo ikut Mommy.." Mommy dan Hendra masuk keruangan kerja Alm.suaminya.
***
"Dimana kamu tinggal?"Tanya Dafa.a
"Jalan Darma nomor 34 Tuan.." Ucap Devita memberitahu alamat rumahnya. Dafa pun tidak lagi mengajak Devita bicara bahkan sepanjang jalan itu hanya kesunyian yang ada di dalam mobil itu sampai tidak terasa mereka sampai di depan rumah Devita.
"Terimakasih Tuan sudah mau mengantar saya,kalau begitu saya permisi Tuan.."Pamit Devita ingin membuka pintu mobil Dafa mau keluar.
"Kau tidak mau mengajak saya masuk!!" Devita lansung menoleh kearah Dafa dengan tangannya tidak jadi membuka pintu mobil.
"Emm,Tuan mau masuk?" Dafa bukannya menjawab tapi dia malah memberikan tatapan tajamnya kearah Devita yang membuat Devita lansung gugup.
Ems.."Marilah masuk dulu Tuan.. Devita membuka pintu mobil itu lalu keluar mendekati pagar rumahnya untuk membuka kunci pagar rumahnya.tidak lama Dafa keluar mengikuti langkah Devita masuk kehalaman rumahnya.
mata Dafa menelisik rumah minimalis itu.
Devita membuka pintu rumahnya lalu menoleh kebelakang melihat Dafa.
"Silahkan masuk Tuan.." Devita membuka pintu rumahnya menjadi terbuka lebar.Devita lansung melihat adiknya tengah tertidur pulas di depan tv,Devita lansung mendekati adiknya dan ingin mengangkat tubuh adiknya,membawa Dika menuju kamarnya.
"Biar aku saja" Devita menghentikan tangannya ingin mengendong adiknya, dan saat itu juga Dafa lansung mengendong tubuh Dika.
"Yang mana kamarnya..?"tampa menjawab,Devita lansung membuka pintu kamar kedua.Dafa lansung membawa Dika masuk kedalam kamarnya dan perlahan meletakan tubuh Dika diatas tempat tidurnya. sesudah itu Dafa lansung keluar lagi dan memilih duduk di sofa ruang tamu yang lansung dengan ruang tv itu,sedangkan Devita masih menyelimuti tubuh adiknya lalu menghidupkan ac di ruang kamar adiknya itu.
Devita kembali keluar menemui Dafa masih berdiri melihat dalam rumahnya itu.
"Silahkan Duduk Tuan,mau saya buatkan minum?" Tanya Devita.
"Buatkan saya kopi kalau Ada!" Mendengar itu Devita lansung menuju dapurnya dan membuatkan minum untuk Dafa.tidak lama dia datang dengan segelas kopi kedepan Dafa.
"Silahkan di minum Tuan." Ucap Devita ikut duduk menghadap kearah Dafa.
"Kalian hanya berdua tnggal disini?" Tanya Dafa.
"Ia Tuan.." Jawab Devita namun tidak berani memandang wajah Dafa.Dafa mulai menyeruput kopi dengan mata tidak lepas melirik kearah Devita yang menunduk.
"Tuan tidak apakan saya tinggal dulu, saya masih mau kekamar saya..!" Ucap Devita.
"Hmm.."Hanya deheman aja yang Dafa katakan saat itu.Devita bangun dari tempat duduknya lalu masuk kedalam kamarnya dan saat sudah di dalam kamarnya,Devita menarik napasnya lalu membuangnya perlahan.
"Ya ampun tu orang kaku sekali ngomongnya,kaya ngomong sama balok kayu.." Guman Devita membuka maskernya lalu menganti pakaiannya dengan pakaian rumahan.setelah membersihkan wajahnya dan juga merapikan rambutnya di ikat keatas,Devita lansung keluar lagi dari kamarnya ingin menemui Dafa.
Saat Devita keluar,saat itu juga Dafa lansung berhenti memainkan ponselnya terpaku melihat penampilan Devita maupun wajah cantik Devita.