Berjuang dengan penyakit yang dia derita selama ini malah mendapatkan pengkhianatan dari suami.
Arkan. Suami yang dia percaya selama enam tahun untuk menjaga anaknya, malah mengkhianatinya.
Yang membuat dirinya sakit hati, ternyata Arkan sedang bercinta dengan perawat yang bekerja di rumahnya untuk membantunya sembuh.
Nyatanya mereka berdua mengkhianatinya, saat itu juga dia bertekad untuk membohongi keduanya supaya kebusukan yang mereka lakukan terbongkar.
Bisakah Amel membongkar semua kebusukan yang mereka lakukan selama ini? Atau memilih setia dalam rumah tangga untuk kebahagiaan kedua anaknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tiarasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 18 : kedatangan Arkan
Lian melangkah menjauhi Rev dan juga Lea, wanita itu rasanya malas melihat wajah Lea. Dia dengan cepat masuk ke dalam sambil membawa barang.
"Maafin sikap Lian ya. Kamu maklumi aja dia masih belum dewasa masih labil belum bisa mengatur emosi." ucap Rev yang melihat bagaimana Lian bersikap tidak baik dengan Lea.
Lea tersenyum, "Tidak apa-apa aku paham."
"Sini aku bantu bawain koper kamu." Rev segera mengambil dua koper sekaligus, sedangkan Lea tersenyum bahagia melihat bagaimana Rev memperlakukannya dengan baik.
Dari tadi Lian melihat bagaimana kakaknya terus membantu Lea, dari awal liburan kakaknya ini selalu bersikap manis terhadap wanita itu. Harusnya kakaknya kesal dan marah, karena wanita itu sudah merebut ayahnya. Tapi kenapa Rev terus memanjakannya seperti ratu.
"Kamu kenapa lihat kakak kaya gitu." ucap Rev yang melihat Lian berada di depan anak tangga saat dia ingin belok kearah kamarnya berada.
"Aku mau ngomong sama kakak." Lian menarik dan membawa Rev ke kamar dan menutup pintu.
"Kamu mau bicara apa?" tanya Rev saat Lilian sudah membawanya ke kamar.
"Kakak ini gimana bukannya dari awal kakak gak suka sama Lea. Kenapa kakak sekarang suka dengan dia, dan sikap kakak aneh banget kalau udah sama dia." lontar Lian dengan kesal, dia merasa kalau kakaknya menyukai wanita itu.
"Apa jangan-jangan kakak suka dengan dia?" mendengar ucapan Lian Rev segera menjitak kepala Lian dengan lembut, Lian memanyunkan bibirnya saat Rev menjitak kepalanya.
"Jangan asal bicara Lian. Kakak mana mungkin menyukai wanita itu, lagian kakak lakuin ini untuk balas dendam."
"Balas dendam? Maksud kakak?" ucapnya yang tidak mengerti maksud perkataan Rev.
"Kakak ngelakuin ini memang sengaja, sengaja buat dia jatuh cinta dengan kakak. Setelah dia jatuh cinta barulah kakak membalas perbuatannya, perbuatan yang pernah menyakiti perasaan bunda." lontar Rev dengan lembut, dia juga memberitahu rencananya kepada Lian.
Lian mengangguk, "Aku pikir kakak memang menyukai wanita itu, ternyata kakak cuman ingin membalas dendam."
"Makanya kalau gak tahu jangan sok tahu."
"Ish, lagian kakak gak kasih tahu aku. Aku juga gak tahu rencana kakak yang sebenarnya." kata Lian, dia senang kalau kakaknya tidak jatuh cinta dengan wanita itu.
Keesokannya Arkan meminta Rev dan juga Lilian menjemputnya, tiba di bandara Rev segera meminta Arkan masuk ke dalam mobil. Di dalam mobil Rev sibuk menyetir sedangkan Lian sibuk dengan aktivitasnya bermain handphone.
Tiba di rumah Lea tersenyum senang mendengar suara mobil yang begitu ia kenali, wanita itu turun dan menyambut kedatangan Rev. Saat pintu terbuka dia tidak sengaja melihat Arkan ada di sana, jadi Rev menjemput Arkan ke bandara.
"Lea, kamu kenapa diam aja. Bukan siapkan minuman untuk tuan malah bengong." ucap salah satu art yang melihat Lea bengong di depan pintu, sedangkan Rev, Arkan dan juga Lian sudah masuk ke dalam rumah.
Arkan sempat melirik Lea, wanita itu mengangguk dan tersenyum menyambut kedatangan majikannya. Sedangkan Arkan sangat merindukan wanita ini, wanita yang memang menjadi salah satu bahan nafsunya.
"Silakan di minum tuan." ucap Lea mempersilahkan Arkan minum.
"Terima kasih Lea." Lea sempat melirik Rev saat wanita itu juga meliriknya, lelaki itu segera memutuskan kontak mata saat dia kembali menatap Arkan.
"Gimana keadaan kamu dan Lian? Apa semuanya baik-baik aja, gak ada masalahkan selama ayah pergi." lontar Arkan menatap Rev dan juga Lian.
"Tidak ayah. Selama ayah tidak ada kak Rev selalu menjagaku, dia juga selalu memperhatikan keperluan sekolahku." timpal Lian yang menyentuh lengan Rev dengan manja.
***
Arkan merasa bahagia kalau pulang dalam keadaan baik-baik aja, lelaki itu kembali melirik Lea saat wanita itu sudah berada di dapur untuk menyiapkan makan malam.
Entah kenapa Rev merasa kesal dan ingin melakukan sesuatu ke mereka berdua, sudah dia duga pasti ayahnya pulang bukan karena merindukan bunda melainkan merindukan wanita murahan ini.
"Sudah ku duga ayah pasti akan melirik wanita ini lagi dan merindukan wanita itu. Untung saja tubuh wanita itu sudah ku nikmati jadi aku tidak perlu repot-repot menghancurkannya." batin Rev menatap kearah Lea yang masih berada di dapur.
Satu hari ini Lea tidak bertemu dengan Rev, biasanya lelaki itu selalu datang ke kamarnya tapi sekarang tidak sama sekali. Lea yang sibuk mempercantik diri, tidak sengaja mendengar suara pintu kamar. Lea tersenyum mendengar ada yang datang ke kamarnya.
Saat pintu terbuka bukan Rev yang datang melainkan Arkan, dia sudah berharap pria itu datang seperti biasa tapi Arkan yang datang.
"Ada apa, tuan? Tuan butuh sesuatu?" tanya Lea yang melihat Arkan datang ke kamar.
"Boleh saya masuk?" Lea mengangguk dan mempersilahkan Arkan masuk ke kamar, "Kamu ini ya Lea malah bersikap canggung gitu. Saya sudah bilang jangan panggil saya tuan, lagian kita ini sudah jadi pasangan kekasih kenapa selalu bersikap kaku gitu."
Arkan dengan cepat menarik tangan Lea saat wanita itu ingin pergi, tubuh Lea sekarang berada di pangkuan Arkan dengan wajah saling menatap. Entah kenapa Lea tidak merasakan sesuatu lagi, merasakan sesuatu seperti dulu saat bersama dengan Arkan.
Rasanya sudah sangat berbeda dari biasanya, "Apa aku sudah mulai jatuh cinta dengan Rev."
Arkan menyentuh rambut Lea dengan lembut dan menyentuh wajah Lea, "Ada apa? Kenapa kamu diam aja, kamu tidak merindukan aku?"
Lea tersenyum kaku mendengar ucapan Arkan, "Maaf."
Arkan menaiki satu alisnya saat mendengar perkataan maaf dari kekasihnya, "Maaf kenapa sayang. Kamu tidak ada salah buat apa kamu minta maaf."
"Maaf karena aku selalu rindu sama kamu." ucap Lea yang berbohong, sejujurnya dia tidak mau mengatakan hal itu.
Arkan tersenyum mendengar ucapan Lea, dia dengan cepat menyerang bibir Lea. Ciuman kerinduan yang Arkan rasakan, sedangkan Lea seperti tidak ingin menikmatinya lagi. Entahlah mungkin Rev sudah menggantikan posisi Arkan selama pria ini pergi.
Arkan membuka matanya saat melihat Lea diam tidak membalas ciumannya, Arkan melepaskan ciuman tersebut dan kembali menatap Lea.
"Ada apa? Kenapa kamu tidak membalas ciuman dariku?" bukannya menjawab Lea dengan cepat beranjak dari pangkuan Arkan.
"Maafkan saya. Sepertinya saya tidak bisa melakukan itu lagi, tubuh saya rasanya sakit semua. Apa kamu bisa memakluminya?" Arkan terkekeh mendengar ucapan Lea yang masih kaku, dia juga beranjak dan tersenyum kearah Lea.
"Tidak masalah, kalau gitu kamu istirahat aja aku tidak akan menganggu kamu." sebelum pergi Arkan sempat mengelus kepala Lea dan mencium kening kekasihnya, setelah itu Arkan pergi.
"Ada apa denganku? Kenapa aku mulai tidak tertarik lagi dengan pacarku, harusnya aku senang dia kembali tapi entah kenapa aku tidak merasakan kebahagiaan." batin Lea yang berdiri di ambang pintu setelah pintu tertutup, sedangkan Arkan menatap pintu tersebut.
Di sisi lain Rev tertawa puas melihat adegan dimana Lea menolak dan mengusir ayahnya. Tidak sia-sia bukan masuk ke dalam kehidupan Lea, benar juga dugaannya kalau Lea membutuhkan perhatian lembut dari laki-laki bukan uang yang wanita itu cari.
Dan ini satu-satunya cara untuk menghancurkan Lea dan juga ayahnya, dia juga mulai kesal dengan ayahnya saat tahu kalau ayahnya tidak berniat menyembuhkan Amel.
Pria itu sengaja membuat hidup Amel menderita supaya dia bisa bersenang-senang dengan banyak wanita. Ia juga sudah mengetahui semuanya, semua kelakuan Arkan di belakangnya tanpa sepengetahuan Amel dan juga adiknya.
Ini baru permulaan ayah, aku akan pastikan kalian berdua merasakan kepahitan yang dirasakan bunda.
Rev beranjak dari sana, Arkan merasa dirinya di tolak memutuskan untuk pergi ke kamar Amel. Kamar yang sudah disediakan khusus untuk Amel, lelaki itu masuk dan melihat istrinya masih tidur.
"Sayang, gimana kabar kamu? Aku kangen banget sama kamu. Aku senang kamu sudah tidak memakai selang lagi, tapi aku ingin kamu mati." lontar Arkan yang memang ucapannya sengaja atau tidak.