SPIN OFF NOVEL "ISTRI PENGGANTI CEO"
Alexander David Mahendra adalah seorang pengusaha yang sukses, membawa perusahaan keluarganya menjadi perusahaan kampiun di kancah nasional dan internasional. Sikapnya yang terkenal arogan, tegas dan keras membuat siapapun tidak berani membantah perkataannya.
Di balik sikap kerasnya, David memiliki pengalaman masa lalu yang membuatnya tidak mudah jatuh cinta. Dan bertemulah ia dengan Adrena Clarissa Putri.
Adrena Clarissa Putri adalah seorang Waiter Pub, yang di datangi David. Karena sesuatu hal, Rena dapat menarik perhatian David dari sekian banyak wanita yang pernah di kenalnya itu.
Rena sendiri tidak ingin berada di lingkungan orang - orang kaya dan terpandang untuk menghindari terbongkarnya jati dirinya. Sehingga ia berusaha menjauhi David.
Dapatkah Rena menjauhi Alexander David Mahendra, saat pria itu sudah menargetkan dirinya? Dan apa rahasia masa lalu yang di miliki oleh Adrena Clarissa Putri?
Nantikan terus kisah mereka ya~~~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwiezy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di Jebak David.
Sesampainya di depan ruang kantor, David melihat security masih berjaga di sana. Ya, berarti Rena masih berada di dalam kantornya.
"Dimana dia?" tanya David pada Ratih.
"Ada di dalam, Pak?" jawab Ratih.
"Apa dia menyulitkanmu?" tanya David ingin tahu, apakah Rena berulah atau tidak.
"Tadi Mbak Rena memang sempat ingin keluar, tetapi karena saya cegah, akhirnya dia masuk lagi," lapor Ratih pada Bosnya itu.
"Alvin, kau boleh istirahat." ujarnya pada Alvin,kemudian ia masuk ke dalam ruangan kantornya dan menutup pintu.
Alvin dan Ratih pun saling pandang. Baru kali ini ia melihat Bosnya itu, menaruh perhatian pada seorang gadis.
David menyapu pandangannya ke sekeliling kantor besarnya, namun ia tidak menemukan Rena. 'Dimana dia?' batinnya.
Ia pun kemudian berjalan menuju ruangan istirahat dan mengetuk pintu beberapa kali, sebelum akhirnya ia membuka pintu karena tak ada jawaban.
Di lihatnya Rena yang sedang tertidur, dengan lelap di ranjang miliknya. Saking lelapnya sampai ia tidak mendengar ketukan pintu beberapa kali.
David berjalan mendekat dan menyelimutinya dan tanpa di sadarinya ia memandangi wajah cantik Rena.
"Siapa kamu sebenarnya?" gumam David di depan wajah Rena. David merasa yakin ia perenah bertemu dengan gadis itu sebelumnya, namun ia sama sekali tidak ingat dimana dan kapan.
David beranjak keluar kamar dan duduk di kursi kerjanya, mengecek kembali beberapa pekerjaannya.
Setengah jam kemudian, Rena terbangun dan melihat jam tangannya. Ia pun duduk terlonjak menyadari waktu yang sudah melewati jam pulang kantor dan ia harus segera pergi ke Pub untuk bekerja.
Rena pun bergegas membasuh wajahnya di kamar mandi dalam, kemudian mengambil sepatunya di lantai dan menjinjingnya. Ia membuka pintu kamar dan terkejut, saat melihat David sedang duduk di kursi kerjanya dan menatapnya dengan heran.
"Maaf, saya ketiduran di kamar Bapak," ujar Rena merasa ia telah lancang tidur di kamar sang CEO.
Setelah itu Rena pun segera berjalan cepat menuju pintu keluar ruangan kantor David sambil memakai sepatunya.
"Mau kemana?" ujar David sambil berdiri, sambil mengambil tas kerja dan jasnya yang tersampir di gantungan jas tak jauh darinya kemudian ia melangkah menuju pintu keluar.
"Saya harus segera pulang, Pak," ujar Rena masih berusaha memakai sepatunya.
"Kamar itu tidak gratis. Kamu tidak bisa pergi begitu saja," ujar David dengan santainya.
"Apa?" tanya Rena tanpa sadar setengah berteriak saat mendengar ucapan David. Ia pun secara reflek membalikkan badan dan hampir menabrak David yang telah berada di belakangnya.
"Ya, kamu harus membayarnya, kamu tidak salah dengar!" Ujar David menahan tawanya melihat ekspresi terkejut gadis itu.
"Tapi.. tapi Bapak yang melarang saya keluar dari sini!" Ujar Rena protes.
"Ya, tapi apa saya pernah menyuruh kamu untuk tidur berjam - jam di kamar saya?" tanya David lagi.
"Tapi Pak...." ujar Rena ingin protes. Ia merasa telah di jebak oleh David, dan sekarang ia harus membayar lagi karena ia telah tertidur di kamar itu!" Ujar David.
"Atau... kamu bisa membayarnya dengan bekerja pada saya satu bulan lagi, bagaimana?" tanya David.
"Anda menggelikan Pak David!" Ujar Rena dengan kesal. Ia sangat kesal karena David telah menjebaknya, dengan membuatnya berpikir ia bisa menikmati fasilitas kamarnya dengan cuma - cuma. Rena pun hendak mengabaikan David dan pergi. Ia membuka pintu dan melihat security berbadan besar berdiri di depan pintu dan menghalangi jalannya untuk keluar.
"Terserah, kau mau bekerja sebulan lagi untuk saya.. atau... ikut saya untuk makan malam!" Ujar David dengan santainya.
Rena menutup kembali pintu kantor David, ia merasa sungkan berbicara dengan David dan di perhatikan oleh security itu,
"Tapi Pak, saya harus bekerja," ujar Rena kemudian menambahkan, "Saya bisa terlambat!"
"Kamu masih bekerja di Pub itu?" tanya David terkejut. David pikir Rena akan berhenti bekerja saat ia mulai bekerja di perusahaannya.
David pun sekarang mengerti kenapa Rena tampak sangat kelelahan tadi siang hingga pingsan.
Gadis ini bekerja terlalu keras hingga kurang beristirahat.
"Ya! Kalau tidak bagaimana saya bisa hidup dan membayar hutang kepada Bapak," ujar Rena dengan kesal.
'Orang kaya seperti David mana mengerti tentang kerja keras dan banting tulang untuk hidup' batin Rean.
"Ya, itu masalahmu," ujar David dengan cueknya.
"Jadi bagaimana kamu mau membayar tidurmu di kamarku?" tanya David lagi.
"Kamu masih punya waktu 10 detik untuk menjawab, kalau tidak aku yang akan memilihkan jawaban untukmu!"
"Pak, sayaa harus bekerja!".
"10"
"Pak!"
"9"
"Saya bisa kehilangan pekerjaan saya!"
"8"
"Anda sangat menyebalkan!"
"7"
David masih menghitung dan ia tidak perduli apa yang di ucapkan oleh Rena.
"I hate you!"
"6!"
Rena terdiam kesal, dan tidak ingin bicara.
"5!"
Rena masih terdiam.
"4!"
"Clock is ticking!" Ujar David mengingatkan Rena.
"3!"
"Saya tidak akan menjawab!" Ujar Rena.
"Kamu yakin? Kalau aku yang akan memilihkan jawabannya, kamu tidak akan menyukainya!" Ujar David dengan pandangan mengancam.
"2!"
"Oke... oke..." ujar Rena akhirnya.
"Speak!" Ujar David menunggu keputusan Rena.
"Baiklah 1 jam! Setelah itu saya harus bekerja!" Ujar Rena dengan kesal.
David membuka pintu kantornya dan menelepon Alvin.
"Panggilkan Eddy, dan pesankan reservasi makan malam di Club House," ujar David kepada Alvin melalui sambungan telepon.
Alvin yang menerima perintah mendadak dari Bosnya pun bersiap - siap untuk ikut keluar.
"Baik Pak, saya akan segera kesana," ujar Alvin, hendak menyusul David.
"Tugasmu sudah selesai hari ini. Pulanglah!" Ujar David kemudian menutup panggilan teleponnya.
Alvin tertegun, heran dengan perubahan dari Bosnya itu. Dan ia pun mengintip melalui jendela ruang kerjanya dan melihat David keluar dari kantornya.
David yang baru saja menutup panggilan teleponnya, menoleh ke belakang dan menadapati Rena tidak bergerak sedikit pun dari tempatnya berdiri.
"Kamu akan lebih terlambat jika hanya berdiam diri saja di san! Cepatlah keluar!" Perintah David.
Rena pun keluar dari kantor David dengan wajah yang kesal.
'Orang songong ini!" Gerutunya di dalam hati, namjn di ikutinya juga David menuju ke arah lift.
David seperti biasa berjalan menuju ke lift ViP dan menunggu hingg pintu liftnya terbuka, sedangkan Rena masih berdiri di lift biasa dan memencet tombol turun.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya David sambil menaikan alisnya. Heran melihat Rena memencet tombol lift reguler.
"Bapak kasih alamat restorannya saja, nanti kita ketemu di sana," ujar Rena.
"Kenapa?" tanya David heran.
"Saya tidak mungkin terlihat pergi bersama Bapak. Apa kata orang nanti?" ujar Rena menjelaskan alasannya.
"Omong kosong!" Seru David, sambil menarik lengan Rena memasuki lift VIP saat pintunya terbuka.
Bersambung..
Jangan lupa untuk like, komen, vote dan hadiahnya.
kayak nggak ada harga diri aja