NovelToon NovelToon
Kapten, Wo Ai Ni

Kapten, Wo Ai Ni

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda
Popularitas:45.7k
Nilai: 5
Nama Author: lizbethsusanti

Menikah dengan gadis yang dicintai adalah impian semua pria. Namun, Anggasta Bimantara, seorang kapten polisi harus menelan kekecewaan karena lamarannya ditolak oleh kekasihnya. Kekasih yang sudah dia pacari selama lima tahun lebih memilih pria kaya raya demi untuk kemajuan karir modelingnya.
Di tengah keterpurukannya putus cinta, dia terpaksa menikahi gadis tengil yang bernama Intan hanya karena kesalahpahaman.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Senyum-senyum

Arjuna menggeram penuh amarah saat asisten pribadinya melaporkan, "Anak buah kita meninggal semuanya dan dua mobil Van mewah Anda hangus terbakar. Polisi menemukan ada senjata api dan......."

Plak! Arjuna menampar keras pipi kanan asisten pribadinya sambil berteriak dan melotot, "Diam!!!!!!"

Asisten pribadinya Arjuna langsung diam mematung dengan posisi tertunduk.

Arjuna yang mengenakan jubah mandi langsung bangkit berdiri dan berganti baju di depan asisten pribadinya yang masih tertunduk kemudian pria tampan dengan badan yang tidak kalah atletis dengan Anggasta itu berkata, "Kita kunjungi calon Istriku sekarang juga. Kalau aku menginginkan Intan maka aku akan mendapatkannya, toh, Intan sedari awal adalah calon Istriku"

"Tapi, saya rasa itu bukan ide yang bagus, Tuan. Kalau mereka menuju ke kaki gunung Bromo berarti mereka menuju ke markas pasukan khusus. Kita bisa mati kutu di sana dan......"

"Aku hanya ingin mengunjungi calon Istriku kenapa harus mati kutu?" Sahut Arjuna sambil terus melangkah lebar di depan asisten pribadinya.

Dalam kebisuannya asisten pribadi yang sangat setia itu akhirnya mengekor langkah lebar tuannya dengan wajah terpaksa.

Sementara itu di markas besar divisi pasukan khusus yang berada di kaki gunung Bromo, Roy tengah mengajak Nala untuk masuk ke dalam.

Alih-alih bangkit berdiri dan melangkah masuk ke dalam, Nala justru berkata dengan nada sedih, "Aku bahagia saat melihat berita infotainment kalau Berliana si model seksi dan super cantik itu akan menikah dengan pria lain. Itu artinya aku bisa menyatakan perasaanku pada Kak Angga. Perasaan yang aku pendam selama bertahun-tahun ini benar-benar sudah menyiksaku dan aku sudah tidak tahan lagi ingin segera menyatakannya ke Kak Angga. Namun, kenapa Kak Angga justru pulang membawa Istri"

Roy yang berdiri di depan Nala, menepuk pundak Nala dan berkata dengan nada yang tidak kalah sedihnya karena jujur dia sedih melihat pujaan hatinya sedih, "Kubur perasaan kamu pada Kak Angga sekarang juga karena kalian tidak berjodoh. Masih banyak pria di luar sana yang sedang menunggu perempuan setangguh dan secantik kamu"

"Cih! Kalau aku tangguh dan cantik kenapa Kak Angga tidak pernah melirikku"

"Dia melirik kamu bahkan sering melirik kamu" Sahut Roy.

"Kapan?" Nala bangkit berdiri dan langsung bersedekap di depan Roy.

"Waktu Kak Angga memberikan perintah dan untuk menjalankan misi instruksi untuk maju melakukan penyerangan"

Nala terkekeh geli lalu dia menepuk keras bahu Roy sambil berkata, "Okelah kita masuk. Nggak enak juga kalau yang lain mencari dan menunggu kita"

Roy melirik bahunya lalu dia mengusap bahunya dengan senyum lebar dan membatin, aku akan tunjukkan padamu cintaku, La.

Nala duduk di meja makan dan sontak menunduk saat dia melihat pria pujaan hatinya tengah mengusap sudut bibir gadis lain.

"Kalau makan mesti belepotan" Anggasta menjilat jempol yang habis dia pakai untuk mengusap saos di sudut bibirnya Intan.

Intan langsung menunduk dan bergumam lirih, "Kenapa kamu menjilat jempol kamu di depan banyak orang, Mas?"

Anggasta menunduk untuk bertanya, "Apa yang kau gumamkan barusan?"

Intan yang masih menunduk menoleh dan cup! Bibir Anggasta menempel ke bibirnya tanpa sengaja.

Semua anak buahnya Anggasta berdeham secara berjamaah lalu mereka menundukkan wajahnya secara bersamaan.

Intan sontak mendorong dada Anggasta sambil berbisik dengan rona merah di wajah, "Kenapa menciumku di depan banyak orang, Mas?"

"Kamu yang menciumku" Anggasta menegakkan kepala dengan santainya.

Intan mendelik dan menyemburkan, "Kamu yang......."

"Kalian lihat yang barusan?" Suara Anggasta yang berat tiba-tiba menggema di ruang makan.

Ke...kenapa dia malah bertanya ke semua orang? Dasar gila. Intan melotot ke Anggasta.

"Tidak Kapten!" Sahut semua anak buahnya Anggasta.

"Okelah kalau begitu. Berarti memang aku yang sudah mencium Istriku"

What?! Kenapa malah bilang begitu di depan meja dengan banyak orang begini?! Intan semakin melotot lalu gadis manis itu menunduk kembali dengan wajah malu.

Semua anak buahnya Anggasta semakin menunduk dengan canggung sementara Nala meremas ujung kaosnya dengan hati remuk redam.

Roy hanya bisa menghela napas panjang dan Anggasta menatap pucuk kepala Intan sambil mengulum bibir menahan tawa.

Intan tiba-tiba bangkit berdiri lalu berkata, "Permisi semuanya" Sambil berlari kecil menuju ke ruang depan.

anggasta sontak bangkit berdiri dan berkata, "Kalian siapkan semuanya sementara aku pamit sama Istriku"

Anak buahnya Anggasta yang sedari tadi menunduk canggung sontak menegakkan kepala mereka secara serentak dan menyahut dengan kompak, "Siap Kapten!"

Anggasta kemudian berlari kecil menuju ke ruang depan. Dia menemukan Intan tengah berdiri dengan wajah bingung.

"Mencari apa?"

"Di mana kamar kita?" Tanya Intan.

"Ayo ikut aku" Anggasta menggandeng tangan Intan.

Anggasta membuka pintu yang berada paling tengah dan saat Anggasta menutup pintu kamar itu, Intan menoleh dan bertanya, "Baju-baju yang tadi aku beli?"

"Tunggu di sini aku akan mengambilnya di mobil. Tunggu sebentar"

Intan mengangguk sambil duduk di tepi ranjang.

Saat Anggasta kembali masuk ke dalam kamar, Intan yang masih duduk di tepi ranjang langsung bertanya, "Tidak ada kamar mandi di dalam kamar?"

"Tidak ada. Kamar mandi ada di halaman belakang. Ada lima bilik kecil kamar mandi dan tiga bilik toilet"

"Aku takut hewan. Kalau pipis gimana?"

"Ah, iya. Gimana, ya? Padahal sebentar lagi aku harus meninggalkan kamu. Ada tugas yang sangat penting"

"Kamu antarkan aku sekarang ke kamar mandi dulu setelah itu aku akan menunggu kepulangan kamu di kamar. Aku nggak akan keluar kamar lagi sampai kamu datang"

"Oke, ayo!" Sahut Anggasta.

Saat Intan masuk ke dalam kamar mandi, Anggasta berdiri bersedekap di depan pintu kamar mandi.

Gilang yang keluar dari toilet yang ada di ujung kanan menoleh ke Anggasta dan bertanya, "Kenapa Kapten berdiri di situ?"

"Menunggu Istriku. Dia takut sama hewan"

"Oh" Sahut Gilang.

Tidak begitu lama setelah Gilang masuk ke dalam, giliran Awan yang keluar dari kamar mandi yang ada di depan Anggasta, "Kenapa Kakak berdiri di situ?"

"Menunggu Istriku"

"Kenapa harus ditungguin? Manja banget"

"Dia tidak manja. Dia hanya takut hewan" Anggasta melotot kesal ke Awan.

"Sama hewan aja takut. Itu manja namanya"

Anggasta semakin melotot kesal lalu menggeram, "Aku harus selalu mengantar dan menunggui Istriku seperti ini ke depannya"

"Kenapa harus? Kamar mandi bersih nggak bakalan ada hewan"

"Tapi, ada banyak pria di sini. Aku lebih khawatir soal itu daripada hewan" Sahut Anggasta dengan wajah dingin.

"Terserah" Sahut Awan sambil melangkah masuk.

Lima belas menit kemudian Intan dan Anggasta kembali masuk ke dalam kamar.

Suami istri itu bersitatap dalam diam.

Intan tersentak kaget saat Anggasta tiba-tiba memeluknya erat lalu suami tampannya itu membelai lembut rambut pendek bergelombangnya sambil berkata, "Aku harus pergi. Tapi, aku akan kembali sebelum sunrise dan akan membawamu melihat sunrise di Bromo nanti. Aku janji"

"Iya" Sahut Intan.

"Kamu nggak takut aku tinggal sendirian di sini? Emm, ada Nala yang aku suruh tinggal untuk menjaga kamu"

Intan mendorong pelan dada Anggasta lalu mendongak untuk melihat wajah suaminya dan berkata, "Aku sendirian aja nggak papa. Kak Nala biar ikut kamu menjalankan misi"

Anggasta mengusap pipi Intan sambil bertanya, "Kamu yakin?"

"Hanya sebentar, kan?"

"Hanya lima jam dan itu cukup lama. Aku khawatir kalau kamu......."

"Nggak papa. Aku udah biasa sendirian di rumah. Aku cuma takut hewan seperti katak, kecoa,tokek, ular, biawak dan sejenisnya. Selain itu aku tidak takut apapun"

Anggasta tersenyum lalu berkata, "Baiklah. Kunci pintunya setelah aku keluar dan tetap di dalam kamar sampai aku datang!"

"Iya" Sahut Intan.

Anggasta lalu mencium kening Intan dan menciumnya cukup lama sampai Intan mendorong dada Anggasta sambil berkata, "Semua sudah menunggu kamu, Mas"

Anggasta terpaksa menarik bibirnya dari kening Intan lalu berkata sambil mendaratkan telapak tangan di atas kepala Intan, "Tetap di dalam kamar dan kunci pintunya sampai aku datang!"

"Iya" Sahut Intan.

Anggasta menunggu sampai Intan mengunci pintu lalu dia bergegas menemui Nala dan Gilang untuk berkata, "Aku nitip Istriku pada kalian"

Nala menggeram kesal dan sontak menyemburkan, "Aku ini tentara pasukan khusus bukan baby sitter"

Anggasta menatap tajam ke Nala dan bertanya, "Apa maksud kamu?"

Roy langsung menyahut, "Nala hanya ingin ikut misi kita"

"Dia sudah lama menyamar di luar sana. Aku ingin Nala beristirahat sebentar di sini sambil menjaga Istriku" Sahut Anggasta dengan wajah serius.

Nala bersedekap lalu melangkah pergi dengan wajah kesal.

"Dia kenapa?" Tanya Anggasta ke Roy.

"Sedang datang bulan jadi dia uring-uringan terus hehehehehe"

"Aku tidak sedang datang bulan apa aku boleh uring-uringan?" Tanya Gilang.

Anggasta menoleh tajam ke Gilang, "Apa maksud kamu?"

"Aku juga bukan baby sitter. Aku juga ingin ikut misi dan........"

"Apa tujuan kita dan tugas utama kita?" Tanya Anggasta.

"Menyelamatkan sesama kita manusia"

"Apa Istriku bukan manusia?"

"Ya, emm, ya, itu beda"Gilang mengusap kasar tengkuknya dengan wajah kesal.

"Nggak ada bedanya. Istriku juga manusia jadi tolong jaga dia dan selamatkan dia kalau ada bahaya mengancam dia nanti" Ucap Anggasta dengan tegas lalu kapten berwajah tampan itu melangkah lebar meninggalkan Gilang yang masih melongo kesal.

Sepeninggalnya Anggasta, Intan duduk di tepi ranjang dan mengusap dadanya sambil bergumam, "Kenapa dadaku berdegup kencang dan aku merasa pusing sampai ingin menangis setiap kali Mas Angga memelukku? Apa aku sudah menyukainya?"

Sementara itu Anggasta merebahkan kepalanya di jok mobil sambil bergumam di dalam hatinya, ternyata seperti ini rasanya memiliki seorang Istri. Aku merasa enggan berpisah, ingin terus menempel padanya, dan ingin terus memeluknya. Ternyata menikah itu rasanya sangat unik dan indah.

Roy yang tengah fokus menyetir melirik sang kapten sambil membatin, kenapa Kapten senyum-senyum sendiri seperti itu? Perasaan pas pacaran sama model cantik yang sombong itu Kapten nggak pernah senyum-senyum sendiri seperti ini. Apa ini artinya Kapten sudah bisa move on dari model seksi itu dan sudah jatuh cinta sama istrinya?

1
Rahma AR
like sama iklan
Nabil abshor
haaaaah seru bangetttt,,,,,,, tak kumpulin mpe 10 bab baru tak baca, gegara g sempet baca.😁😁😁✌️✌️
🌺Fhatt Trah🌺
ketemu lagi dong setelah 5 tahun
🌺Fhatt Trah🌺
siapa sih nih orang😲
F.T Zira
5iklan untukmu kaka🫰🫰
Rahma AR
smg roy dan anggast selamat
Rahma AR
bantu intan
Rahma AR
sayangnya anggasta de gan intan
F.T Zira
panel terakhir bikin dag dig duggg
3iklan 1🌹
Rahma AR
anggasta, kamu jgn bandingkan istri dengan mantan.... hukumnya haram
Rahma AR
kl.dokter cewenya cuti, pake bidan aja intan....
🌺Fhatt Trah🌺
🌹 + iklan untuk author yg banyak idenya. semoga sukses author
🌺Fhatt Trah🌺
Lima tahun Ntan kamu diculik. hilang ingatan apa gimana sih?
🌺Fhatt Trah🌺
selama itu Intan diculik😱
🌺Fhatt Trah🌺
omegot😱😱 ini gimana sih thor. Intan diculik? kasihan Anggas, lagi bucin bucinnya malah kehilangan
🌺Fhatt Trah🌺
hp ku lemot banget ya tuhaaaan🤧
nanti aku mampir lg ya thor
🌺Fhatt Trah🌺
🌹 buat aithor, semangat ya
anggita
👍☝iklan..
Spyro
Pasangan kocak 🤣🤣
Spyro
Numpang ngakak ya Mas 🤣🤣 bru hari pertama, belum ganti hari malah, mas angsa sudah bingung buat nafkahin istrinya 😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!