seorang gadis yang berusia 19 tahun terpaksa menjadi pengantin pengganti demi membalas Budi. tumbuh tanpa kedua orang tua dan sering di tindas oleh tante dan juga anak tantenya. membuat Aara tumbuh menjadi gadis yang tahan banting dan tangguh.
Author mau kasih tau ya. di Novel ini. ada dua cerita di dalamnya. Satu berada di ke 118 bab dengan Judul PELANGI SETELAH HUJAN. (genrenya pernikahan kilat) kisah (Bima & Ayuna)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bunda Qamariah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26
"Tidak bisa nyala.. kenapa tidak membeli yang baru... "tanya Kusuma
Aara hanya menyengir di balik cadarnya. jika aku memiliki uang, aku pasti membeli yang baru Ayah...batin Aara
" Kenapa diam saja Aara... kenapa tidak membeli ponsel baru.. suamimu itu CEO di perusahaan ABADIJAYA group, perusahaan terbesar di negara ini, bagaimana bisa istrinya ponsel saja tidak mampu untuk membelinya" Kata Sarah menatap tajam pada Aggam yang duduk diam di sofa ruang tengah. sedangkan Bima berada di luar mension di mobilnya menunggu Aara dan mama Aggam.
Sarah tahu pasti Aggam tidak memberikan uang pada istrinya. Sarah sangat hafal dengan sikap anak semata wayangnya itu yang memiliki sikap keras kepala dan suka sewenang wenang. dia hanya takut pada Ayahnya saja.
"Ya sudah, nanti Aara pergi bersama mama. mampir di toko ponsel untuk membeli ponsel baru." sambung Kusuma Karna Aara hanya diam.
" Tapi bagaimana mahu bertemu mas... aku mau ke arisan dulu.. jika dia tidak membawa ponsel bagaimana bisa ketemu dengan nya." ujar Sarah
" Kan ada suaminya ma... Aggam hantar istri mu dulu, setelah itu kau hantar lagi Aara ke tempat mama," perintah Kusuma
" Kenapa tidak guna supir saja Ayah..." Kata Aggam yang dari tadi terus menatap Aara. seolah mengancam Aara dari tatapannya mengatakan 'jangan bicara apa pun pada Ayahku.'
"Kau itu suaminya Aggam, kenapa harus menggunakan supir" jawab Kusuma.
" Buruan" kata Aggam berdiri dari duduknya lalu mengambil kunci mobil dan melangkah keluar
"Nyonya Mama Aara duluan. Ayah, Aara pamit" kata Aara menyalami kedua orang tua Aggam.
" Hati hati di jalan" lembut Kusuma tersenyum pada menantunya.
"Iya Ayah." Aara langsung melangkah keluar dari ruang tengah
Sarah tersenyum tipis melihat menantunya yang sangat sopan santun dan lembut. "Giliran tidak ada orangnya baru tersenyum. saat masih ada orangnya di kamunya judes terus." Sindir Kusuma lagi pada istrinya.
"Apa sih mas... mengganggu saja" ketus Sarah melangkah keluar ke mobil Bima meninggalkan suaminya yang lagi lagi mentertawakan nya.
"Aaranya mana Tante... tadi katanya mahu pergi bersama Aara untuk PDKT, ini kok cuma Tante saja... " tanya Bima saat Sarah sudah masuk ke dalam mobilnya dan dia melihat tidak ada Aara.
"Sebentar dia menyusul bersama Aggam. " Jawab Sarah.
Bima menghidup kan mobilnya lalu mulai menjalan kan mobilnya" Jadi cuma Tante saja dong... tapi tidak apa apa lah PDKT sama tante saja lah.. coba coba mahu jadi calon Ayah tiri Aggam, Tante Sarah kan cantik, pake banget lagi.." Canda Bima tersenyum manis pada Tante Sarah sahabat bundanya.
Tak!
"Auwwww sakit Tante." kata Bima memegang kepalanya yang di pukul oleh Sarah.
"Dasar... orang tua pun kau mahu menggodanya juga" ketus Sarah pada Bima
"Tante tidak asik sih... canda dikit saja marah.. tu kerutan mangkin nambah loh Tante." kata Bima kembali bercanda.
Sarah menggeleng menghadapi sikap anak sahabatnya itu yang sering bertingkah seperti anak kecil dan suka berbicara semahunya saja.
"Heran juga aku, bagaimana kau bisa jadi pemimpin di perusahaan Papamu dengan sikap kekanakan mu ini. ck ck ck. " kata Sarah menelisik Bima
Bima hanya tersenyum manis mendengar ejekan Tante Sarah padanya" makasih pujiannya Tante cantik"
.,,,,,,,
Di lain tempat Aara sedang mengemudi mobil Elina menuju ke rumah Elina. dan mobil Aggam berada di belakang mobil yang di kendarai Aara.
Tidak berapa lama Aara sudah tiba di rumah Elina. Satpam membukakan pagar untuk Aara. Aggam menghentikan mobilnya di luar pagar dan menunggu Aara.
"Assalamualaikum embak"
"Waalaikumussalam" jawab Elina yang berada di ruang tengah. "eh Aara..."
"Ini kunci mobil embak, mobilnya ada di luar embak"
"Kenapa kau mengembalikan mobil embak hari ini... besok kan kau mahu ke Toko juga" kata Elina tersenyum pada Aara
Aara hanya tersenyum menanggapi ucapan Elina.
"Kak Aara.." panggil Rifal (7) (anak pertama Elina dan Ray) memeluk Aara.
Aara juga membalas memeluk Rifal lalu mengacak rambutnya.
" Rifal sedang apa" Tanya Aara tersenyum lembut di balik cadarnya
" Bermain kak., kakak mau ikutan" kata
"Tidak Rifal... Kakak sudah maju pulang"
"Loh... kenapa buru buru sekali. " tanya Ray yang baru dari dapur membawakan istrinya buah yang sudah dia kupas.
"Aku bersama teman kemari kak. jadi aku tidak bisa lama" bohong Aara. pada hal kan suaminya.
"Teman? siapa Aara... kenapa tidak memanggil nya masuk Kemari" tanya Elina
" Dia buru buru kak. sekalian saya pamit ya kak Ray, embak Elina." ujar Aara cepat agar mereka tidak bertanya lebih jauh lagi.
Di angguki oleh Ray dan Elina. " Baik lah hati hati di jalan" kata Elina
" Ya embak. Rifal kakak pulang dulu ya... "
" Ya kak Aara"
"Assalamualaikum"
"Waalaikumussalam" jawab Elina dan suaminya
beberapa minit berlalu Aara sudah keluar dari rumah Elina dan melangkah ke arah mobil Aggam. tiba tiba seseorang memanggil nama Aara
"Aara"