NovelToon NovelToon
Rujuk Kembali

Rujuk Kembali

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cerai / Mengubah Takdir / Keluarga / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:15.6k
Nilai: 5
Nama Author: Butterfly93_

Damar, seorang pemimpin di sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang Fasion dan Mode. Dia tidak bisa tidur dengan tenang ketika melihat nama seorang wanita yang ditugaskan sebagai perwakilan dari perusahaan luar negeri.

Thasya Wilona Adimerta, nama yang sama persis dengan mantan istrinya yang telah dia ceraikan dua tahun silam. Mereka harus berpisah dengan alasan yang tidak bisa Damar terima.

Tapi, setelah Damar tahu apa yang terjadi beberapa tahun lalu sebelum perceraian mereka, dia bertekat untuk memperbaiki hubungan mereka kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Butterfly93_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 10. BERTEMU DI HOTEL

Dalam lift yang membawa Thasya menuju di mana Damar berada, dia kembali bertanya tanya di dalam hatinya. Apakah yang dia lakukan saat ini sudah benar atau tidak. Menemui mantan suami di malam hari di hotel pula.

Akhirnya Thasya sampai di depan pintu kamar hotel di mana Damar sudah menunggunya. Dia berdiri dan menyiapkan hatinya sebelum menekan bel kamar tersebut.

Ting… Dong…

Tidak perlu menunggu lama, pintu di hadapannya langsung terbuka. Di depannya, tubuh tegap Damar yang menjulang tinggi berdiri sambil menatapnya.

Thasya tersentak kaget ketika dia menyadari jika Damar hanya menggunakan bathrobe dan meperlihatkan dada bidang laki-laki itu. Dia bisa melihat jika mantan suaminya itu baru selesai mandi.

Meskipun sebelumnya dia sudah terbiasa melihat hal seperti itu, tetapi sekarang posisinya mereka sudah berbeda. Thasya merasa kurang nyaman jika dia harus bersama dengan mantan suaminya dengan berpenampilan seperti itu.

“Ah, sepertinya lain kali saja kita bertemu” kata Thasya ingin beranjak dari hadapan Damar.

“Kamu harus masuk ke dalam jika sudah datang ke sini” kata Damar menahan Thasya.

“Lagian tidak ada alasan lain yang membuat kamu malu” lanjut Damar melihat Thasya mengalihkan pandanganya.

Thasya masih diam di tempat. Dan Damar tersenyum tipis seolah-olah dia meminta Thasya masuk ke dalam.

“Aa-aku…”

“Masuklah…!” Damar langsung menarik tangan Thasya ke dalam kamar tanpa memberikannya waktu untuk menolak.

Setelah mereka masuk ke dalam kamar Damar, pria itu berjalan menuju pantri yang di dalam sana.

“Apa yang ingin kamu bicarakan?” tanya Damar sambil menuangkan air putih ke dalam gelas. Sesekali dia menoleh ke arah Thasya yang sudah duduk di salah satu sofa.

“Masalah pekerjaan dan sepertinya ini akan membutuhkan waktu yang lama” ujar Thasya dengan perasaan gugup.

“Mmm… Bisakah anda pakai baju dulu?” dengan ragu-ragu dia menyuruh Damar menganti bathrobe yang dia kenakan itu dengan pakai yang lebih rapi.

“Kenapa? Aku tidak masalah hanya menggunakan ini” balas Damar tidak melepaskan tatapannya dari Thasya membuat mantan istrinya itu merasa semakin tidak nyaman.

“Saya hanya merasa tidak nyaman saja” jawab Thasya sambil beranjak dari duduknya.

“Ya sudah, tunggu di sana. aku akan kembali sebentar lagi” kata damar menghentikan Thasya. Dia tahu jika mantan istrinya itu akan pergi.

Terpaksa Thasya kembali duduk. Di dalam ruangan sebesar itu hanya dia sendirian membuat suasana di sana hening dan terasa sepi. Thasya diam-diam memperhatikan sekelilingnya dan melihat jika sepertinya kamar hotel itu sudah cukup lama ditinggali.

Beberapa baju Damar yang tergantung di hanger, dapur mini yang di penuhi beberapa peralatan dapur yang sepertinya cukup sering digunakan.

“Apakah dia tinggal di sini? Jadi, rumahnya yang di Perumahan Citra Land itu bagaimana?” Thasya bertanya-tanya di dalam hatinya.

Saat di sibuk memikirkan kemungkinan apa benar mantan suaminya itu tinggal di sana atau tidak, tiba-tiba ponselnya berdering. Seseorang meneleponnya. “Halo, Ibu Thasya…”

“Iya, halo. Maaf Pak Faris, aku sedang ada urusan. Nanti aku telepon lagi” kata Thasya dengan suara rendah. Dia berbicar dengan suara serendah mungkin agar tidak kedengaran oleh Damar yang masih mengganti pakaiannya.

“Ibu Thasya, saya hanya sebentar saja. Saya hanya mau memberitahukan kalau yang membuat staf Perusahaan Corp Buzz kena masalah dan mereka menghentikan penandatangan kontrak kerjasama dengan perusahaan kita. Katanya itu ulah dari CEO Dawson Departemen Store.”

“Apa…?” Thasya tidak percaya dengan apa yang barusan saja dia dengar.

“Apakah Ibu Thasya tahu masalah ini di sana?” tanya Pak Faris memastikan selaku kepala tim penjualan Beauty Fasion.

“Saya tidak tahu. Saya akan hubungi nanti bapak kembali” kata Thasya buru-buru ketika melihat Damar berjalan ke arahnya. Dan kemudian dia langsung mematikan sambungan teleponnya.

“Kontrak kerjasama perusahaan Beauty Fasion dengan Perusahaan Corp Buzz kemarin tiba-tiba dibatalkan. Saya dengar itu ada hubungannya dengan anda, apa itu benar?”

“Jadi itu yang mau kamu bicarakan makanya kamu datang ke sini?”

Mendengar Damar malah mengajukan pertanyaan lain, Thasya jadi kesal sendiri “Jawab saya pertanyaan saya. Iya atau tidak! Jangan mengajukan pertanyaan lain.”

“Iya.”

Mendengarnya, tidak tahu kenapa hati Thasya semakin marah.

“Ah, begitu rupanya” gumam Thasya sambil mengepalkan tangannya hingga terlihat buku buku jarinya yang memerah.

“Padahal aku sudah sangat menderita tiga harian ini. Dan aku datang ke sini setelah aku berusaha membuang rasa gengsi dan egoku” batin Thasya merutuki kebodohannya.

“Kenapa anda melakukan itu?” Thasya bertanya dengan tatapan datarnya.

“Kenapa aku melakukannya? Menurutmu sendiri kenapa?” tanya Damar balik membuat Thasya diam.

“Alasan aku melakukannya karena aku melihat kamu tidak mau berhenti. Lalu apa alasanmu datang ke sini?”

“Saya mau meminta anda untuk memberikan kesempatan lagi kepada Beauty Fasion untuk melakukan kontrak kerjasama lagi” jawab Thasya dengan nada rendah.

Damar berjalan mendekat dan setelah dia berada di depan Thasya, Damar merendahkan tubuhnya menyandarkan kedua lengannya di sandaran sofa. Dan tindakannya itu membuat Thasya seolah-olah terkurung.

Thasya seperti pantung yang tidak bisa melakukan apa pun karena ruang geraknya terbatas.

Tepat di depan wajah mantan istrinya itu Damar berkata, “Jadi, hanya untuk membicarakan itu kamu datang seperti wanita malam menemui laki-laki ke hotel seperti ini?”

“Wa-wanita malam” kata Thasya dengan suara lirih tidak menyangka Damar akan menilainya serendah itu.

“Iya. Kamu tidak sadar apa yang kamu lakukan sekarang? Apakah seorang karyawan akan datang ke hotel pada malam hari untuk membahas kontrak kerjasama?” sontak Thasya menatap Damar dan membuat dirinya menjadi tidak percaya diri lagi.

“Biasanya orang yang ingin mengajak bertemu hanya sebatas di lobby saja” lanjut Damar melihat Thasya perlahan-lahan menundukkan wajahnya.

“Jadi anda menganggap saya wanita seperti itu?” kata Thasya tidak berani lagi menatap wajah Damar.

Selanjutnya, Thasya menepis kedua lengan Damar yang berada di sisi tubuhnya hingga dia terbebas dari kungkungan mantan suaminya itu.

“Saya tidak pernah melakukan hal yang bisa memalukan diriku sendiri. Bagaimana bisa anda menilai orang sesuka hati anda? Walaupun kita sudah bercerai, tapi kita pernah menjalin rumah tangga selama dua tahun. Aku sudah berusaha membuang egoku dan terpaksa melakukan ini, tapi dengan mudahnya anda…”

Thasya langsung berdiri. Dia sama sekali tidak bisa lagi menyembunyikan rasa sakit hatinya. Matanya sudah berkaca-kaca dan hampir menumpahkan air matanya di hadapan Damar.

Melihat itu, Damar juga jadi merasa bersalah. Mungkin dia merasa sudah berbicara terlalu kasar kepada mantan istrinya itu.

“Tha-Thasya, aku…”

Damar berniat untuk menjelaskan apa yang dia maksud. Dia sempat mengulurkan tangannya untuk menenangkan Thasya, tapi harus terhenti ketika bel kamarnya bunyi.

Sepertinya ada seseorang yang datang, tetapi tidak memberitahu Damar terlebih dahulu.

“Tunggu sebentar” kata Damar dan beranjak membuka pintu.

Saat Damar membuka pintu kamarnya seorang wanita masuk tanpa Damar suruh terlebih dahulu. Wanita berpenampilan sangat modis, layaknya seperti model-model internasional yang memiliki proporsi tubuh yang tinggi dan ideal.

Thasya yang melihat itu berpikir bahwa wanita itu sudah sering keluar masuk ke kamar Damar itu dengan bebas. Dan menyadari dirinya yang seperti nyamuk pengganggu di sana memutuskan pergi.

Urusannya juga di sana sudah tidak ada lagi. Dan tidak baik menurut mengganggu privasi kedua orang itu jika dia masih berasa di sana.

1
Rose 19
mantan suami woy bukan suami,ngaku2 kamu Damar
Rose 19
aku penasaran apa yang membuat Thasya minta cerai dari Damar
Rose 19
pedes banget itu mulut
Rose 19
sepertinya seru
aira aira
thasya
Agus Tina
Kayaknya bagus, langsung subscribe .. dan berharao ditamatkan
Butterfly93_: Terima kasih kak atas dukungannya/Smile/
total 1 replies
Anto D Cotto
Luar biasa
Anto D Cotto
Biasa
Yuno
Nggak bisa berhenti!
Nakayn _2007
Sumpah lega banget nemu cerita yang bagus kayak gini di platform ini!
Butterfly93_: Terima kasih kak, semoga seterusnya suka dengan karya saya kak/Smile//Kiss/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!