Gadis Rental Ceo Arogan

"Mas Bima!!!!" teriak seorang gadis cantik dari arah pintu lobby. Bima tersentak kaget. Ia pun mengalihkan pandangannya dari Serena ke arah sumber suara.

"Ayu?" ucap Bima tak percaya dengan penglihatannya.

"Mas Bima!!!!" Gadis cantik yang bernama Ayu itu berteriak lagi kemudian langsung berlari ke arah Bima dan memeluknya dengan manja.

Semua orang yang berada di tempat itu langsung membawa perhatian mereka pada dua orang yang nampak sangat serasi itu. Keduanya cantik dan juga sangat tampan

Tak terkecuali dengan Serena. Tubuh gadis itu langsung membeku melihat pemandangan di hadapannya. Dadanya sesak dengan perasaan sakit yang berusaha ia tahan.

Ia cemburu.

Rupanya gadis ini yang akan dinikahi mas Bima, ucap Serena dalam hati.

Cantik, tinggi, dan langsing kayak model. Lah bagaimana denganku yang tak memiliki paras seperti itu?

Hatinya langsung mencelos rendah diri.

"Kamu ada disini?" ucap Bima dengan suara rendah. Ia sedikit malu dan gerah dengan sikap manja sang adik.

"Yap, aku datang untuk pernikahan kak Zizi, dan tanpa pasangan mas, jadi kamu yang harus jadi pasangan aku," bisik Ayu agar tak ada yang mendengarkan mereka.

"Hum baiklah, aku juga gak ada pasangan," balas Bima dengan tatapan tak lepas dari Serena.

"Kita akan berpura-pura jadi pacar okey?" lanjutnya dengan niat untuk membalas Serena.

"Ih kalo jomblo ngenes begini nih kelakuannya. Tapi gak apa-apa. Yang penting mas Amar gak cemburu aja hihihi," ucap Ayu seraya menatap Amar yang berdiri tak jauh dari tempat mereka saat ini.

Amar hanya membuang pandangannya ke arah lain.

Sedangkan Gilbert yang sedang berdiri di samping Serena tersenyum menyeringai. Ia yakin hubungan antara Serena dan Bima sedang tak baik-baik saja saat ini.

Dengan segala pikiran kotornya, ia pun ingin memancing di air keruh. Pria itu langsung meraih tangan Serena dan membawanya ke arah Bima.

"Selamat sore Bim, senang berjumpa dengan kamu lagi," sapa Gilbert dengan seringai di wajahnya.

"Ah ya, selamat sore," balas Bima santai tapi dengan dada mendidih cemburu.

"Pacar baru ya Bim?" tanya Gilbert dengan dagu menunjuk ke arah Ayu. Bima tak menjawab tetapi tatapannya hanya pada tangan Gilbert yang sedang menggenggam tangan Serena.

"Syukurlah kamu udah punya pasangan baru. Jadi, aku bisa mengambil milik aku kembali," lanjut pria itu dengan seringainya.

Bima kembali tak merespon tapi langsung meraih tangan Ayu dan membawanya pergi dari hadapan Serena dan juga Gilbert.

"Mas Bim, buru-buru amat sih. Aku 'kan pengen kenal sama cewek cantik yang tadi," protes Ayu.

"Gak usah kenal. Kamu masuk saja, sapa pengantinnya berikan doamu dan pulang!"

"Hah?! Yang bener saja mas. Aku baru datang juga masak langsung pulang. Gak seru ah!" Ayu langsung mencibir kemudian meninggalkan sang kakak yang sedang tak baik-baik saja.

Bima pun mengikuti kemana Ayu pergi bak seorang pengawal. Sedangkan Amar mulai menebak-nebak apa yang terjadi sebenarnya.

Sementara itu, di tempat yang tadi, Gilbert menatap Serena dengan tatapan serius.

"Jadi itu pria yang sudah menikahi kamu Ren? Tega banget gak nyapa kamu kayak gak kenal aja sama kamu," cibir pria itu.

Serena tak menjawab. Ia hanya berusaha melepaskan tangannya dari genggaman tangan Gilbert.

"Kalian beneran suami istri gak sih? Atau jangan-jangan udah pisah?" ucap pria itu lagi berusaha menelisik.

"Gak ada urusannya denganmu!" ketus Serena kemudian meninggalkan pria itu.

"Hey, tunggu aku Ren, kita 'kan datang bersama jadi kita harus selalu sama-sama dong," balas Gilbert dan langsung memburu gadis itu. Ia berusaha mensejajarkan langkahnya di samping Serena.

"Kita bisa balikan lagi Ren, karena aku yakin kamu tidak bahagia dengan Bima."

Serena langsung menghentikan langkahnya kemudian menatap Gilbert.

"Sejak dulu, kita hanya teman. Dan bukan kekasih, jadi stop mengatakan kalau kita akan balikan karena kita memang tidak pernah putus."

Gilbert langsung tercekat. Ia menelan salivanya kasar. Ia tak menyangka kalau hubungannya yang selama ini sangat dekat dengan Serena ternyata tidaklah spesial seperti yang ia harapkan.

"Rena plis. Aku bisa menggantikan Bima. Aku kaya dan tak kalah tampan dari Bima. Lalu kenapa kamu tak pernah bisa menerima aku?"

Serena tersenyum kemudian mengibaskan tangannya.

"Aku kesini karena ingin memberi selamat pada sahabat aku. Jadi plis, kita tidak usah membicarakan ini, okey?" Setelah berkata seperti itu, Serena pun langsung melanjutkan langkahnya ke arah pelaminan.

Gilbert tentu saja tidak mau mengalah ataupun mundur. Ia mengimbangi langkah Serena menuju ke pelaminan karena mereka memang datang bersamaan.

Di atas pelaminan, mereka kembali bertemu dengan Bima dan juga Ayu. Ayu yang mulai curiga kalau kakaknya ada masalah dengan gadis cantik itu, langsung saja berakting semakin mesra.

Ia memeluk lagi lengan sang kakak di depan Serena, ingin melihat reaksi gadis itu. Dan tebakannya tepat. Serena tampak tak nyaman karena terbakar cemburu.

"Selamat ya kak Zizi, semoga samawa. Dan jangan lupa doakan aku dan mas Bima cepat nyusul ya," ucap Ayu dengan akting yang semakin mumpuni.

"Aamiin, makasih banyak ya Yu dan pak Bima, semoga cepat nyusul," balas Zica dengan senyum bahagianya.

"Rena juga, semoga nyusul ya sayang," lanjut Zica seraya memeluk Serena yang berdiri di samping Bima.

"Aamiin, makasih doanya ya Zi," ucap Serena dan Gilbert bersamaan. Bima yang mendengarnya langsung mendengus kesal. Ia langsung bersiap turun dari pelaminan itu tapi Ayu langsung menarik tangannya.

"Mbak, kita foto bareng yuk dengan kak Zizi," ajak Ayu pada Serena.

"Gak ada foto-foto! Ayo kita turun sekarang," ketus Bima dan segera membawa Ayu turun dari pelaminan.

Serena hanya bisa menghela nafasnya. Ia tak menyangka kalau suaminya itu bahkan tak mau bertemu dan bahkan berfoto dengannya lagi.

Dengan cepat ia pun turun dari pelaminan itu dan meminta Gilbert mengantarnya pulang. Ia sungguh tak sanggup melihat kemesraan Bima dengan gadis cantik bagaikan seorang model itu.

"Kalau kamu butuh sesuatu, hubungi aku," ucap Gilbert saat mereka sudah sampai di rumah Serena.

"Iya makasih banyak. Selamat malam, kepalaku sedang sakit dan pengen tidur, bye!" balas Serena seraya melambaikan tangannya agar pria itu cepat pergi dari rumahnya.

Gilbert balas tersenyum kemudian segera pergi dari tempat itu.

Serena pun bernafas lega karena Gilbert tidak memaksa untuk masuk. Itu berarti ia bisa menangisi nasibnya sendiri yang telah diceraikan dengan sangat kejam.

Segera ia berbalik dan membuka kunci pagarnya. Akan tetapi bunyi kendaraan yang berhenti di belakangnya langsung membuatnya menoleh.

"Dasar gadis rental murahan. Baru juga diputuskan eh sudah menggandeng pria lain lagi!" ucap Bima sarkas dari dalam rubikon nya.

🌺🌹🌺

*Tobe Continued.

Like dan ketik komentar agar author semangat updatenya oke?