Terjebak dalam pilihan, hal itu yang dirasakan Raisa saat berusaha menyelesaikan masalah keuangan di keluarganya.
Keputusannya untuk mengikuti saran mucikari, malah mempertemukan Raisa dengan sang hot duda, Diego.
Akankah Raisa berhasil mendapatkan keuntungan dan melepaskan dirinya dari pesona hot duda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rya Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan Mengganggu Wanitaku
Setelah mendapatkan kabar yang tak mengenakkan di hatinya, tentu saja membuat Raisa tak dapat tidur. Ia mengguling-gulingkan tubuhnya itu di atas kasur, terus memikirkan bagaimana esok hari di saat ia akan pergi bekerja. Pastinya para tetangga lagi-lagi akan pembicarakannya yang tidak baik karena kesalahpahaman atas fitnah yang sudah disebarkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
"Siapa ya kira-kira orang itu? Kenapa tiba-tiba saja dia datang dan mengatakan hal seperti itu? Apa mungkin itu perbuatannya Mami Sheila karena Mami masih tidak terima aku sudah tidak mau lagi bekerja dengannya dan lebih memilih bekerja dengan Tuan Diego. Tapi Tuan Diego 'kan sudah membayarnya mahal, sudah membayar sesuai yang ada di surat perjanjian, jadi seharusnya Mami Sheila tidak boleh melakukan hal ini lagi. Lalu kalau bukan Mami Sheila siapa? Seandainya Tuan Diego juga tahu masalah ini, apa kira-kira yang akan terjadi atau mungkin Tuan Diego akan langsung memecatku, dia tidak mungkin lagi mau menerimaku menjadi pengasuh anaknya. Pasti Tuan Diego merasa sangat resah atas berita ini, sebagai seorang pengusaha sukses ia tidak mungkin mau terlibat fitnah skandal dengan pengasuhnya sendiri seperti ini. Aku jadi merasa bersalah dengan Tuan Digo jika sampai fitnah ini tersebar ke mana-mana. Ya ampun Raisa, apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku juga masih membutuhkan pekerjaan, apalagi ini semua juga untuk membayar hutang Tuan Diego, tapi jika memang Tuan Diego memintaku berhenti bekerja ya mau bagaimana lagi. Aku akan mencari pekerjaan lain untuk membayar hutang-hutangku dengan Tuan Digo," ucap Raisa penuh tanda tanya dan terus saja bermonolog dengan dirinya sendiri.
Raisa benar-benar merasa sangat bingung, hingga pukul 02.00 dini hari pun ia belum bisa tidur dan malah mengotak-atik ponselnya dengan membuka pesan WhatsApp. Di saat itu tiba-tiba saja ada panggilan masuk dari Diego, membuat Raisa merasa terkejut dan langsung saja menjawab telepon tersebut.
"Halo Tuan Diego," ucap Raisa lirih.
"Raisa, kenapa kau belum tidur? Aku melihatmu masih online jam segini jadi aku menelponmu," tukas Diego.
"Iya, aku hanya belum bisa tidur saja Tuan," jawab Raisa.
"Pasti Raisa tidak bisa tidur karena fitnah itu, kasihan sekali Raisa," batin Diego.
"Tuan, ada apa?" Tanya Raisa karena tidak mendengar suara Diego dari seberang telepon.
"Raisa, apapun yang sedang terjadi denganmu saat ini, lebih baik kau tidak usah memikirkannya. Sekarang kau tidur karena besok jangan sampai terlambat. Ingat besok Denis harus sekolah, kasihan Denis jika dia terlambat sekolah setelah dua hari tidak masuk sekolah karena aku sakit," pesan Diego.
"Iya Tuan. Ya sudah kalau begitu aku tidur dulu ya, Tuan juga istirahat, ini 'kan sudah malam. Ingat kesehatan Tuan belum terlalu pulih," pesan Raisa yang menunjukkan rasa perhatiannya.
"Iya Raisa kau tenang saja, aku juga mau tidur. Tadi aku baru saja menyelesaikan pekerjaan kantor karena sudah 2 hari aku tidak masuk kerja," ucap Diego.
"Kau itu memang benar-benar tidak bisa untuk melupakan pekerjaanmu sejenak ya Tuan. Ya sudah kalau begitu aku istirahat dulu," ucap Raisa.
"Ya kau benar. Selamat malam," ucap Diego.
"Selamat malam juga," balas Raisa mengakhiri telepon tersebut.
keduanya pun sama-sama tersenyum lalu mencoba untuk memejamkan mata.
*****
Tepat pukul 02.30 WIB, tampak seorang wanita yang sedang mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi melewati jalan yang cukup sepi. Tiba-tiba saja ia disergap oleh 2 orang pria bertopeng yang berboncengan menggunakan sepeda motor dan diyakini bahwa mereka adalah preman. Wanita tersebut merasa ketakutan, tetapi ia juga tidak akan mungkin bisa menghindar. Sehingga wanita itu pun memberanikan dirinya untuk menghadapi 2 preman tersebut.
Tok … tok … tok …
"Heh keluar kau!" Teriak preman 1 sembari mengetuk kaca jendela mobil.
Hingga wanita tersebut keluar dari mobil dan langsung saja ia ditarik oleh salah 1 preman itu.
"Lepaskan aku! Kalian mau apa?" Teriak wanita tersebut.
"Jangan harap kami akan melepaskanmu," tukas preman 2 dan langsung saja menyekap wanita tersebut dan masukkannya ke dalam mobil.
Setelah itu preman 2 mengemudikan mobil wanita tersebut menuju ke suatu tempat. Sedangkan preman yang satunya lagi mengikutinya dari belakang dengan menggunakan sepeda motor. Sebelumnya wanita tersebut tentunya sudah diikat terlebih dahulu serta mulutnya juga ditutup lakban agar tidak menimbulkan kecurigaan di jalan. Karena meskipun saat ini jalanan sudah cukup sepi, tetapi masih terlihat 1 atau 2 orang yang lewat di sana karena sesuatu hal.
"Hemp … ." Wanita itu mencoba untuk berteriak dan terus saja memberontak minta dilepaskan. Hingga pada akhirnya preman itupun memberhentikan mobil sejenak, lalu memberikan obat bius yang sudah ia letakkan di sapu tangan. Menyebabkan wanita tersebut pun menjadi pingsan.
Saat dirasa sudah sangat aman, preman kembali melanjutkan perjalanannya.
------
Sesampainya di bangunan tua di tengah hutan, kedua preman tersebut membawa wanita yang tadi mereka sergap masuk ke dalam dan menyekapnya di sebuah gudang kosong, mengikat tangan dan kakinya itu pada sebuah kursi yang berada di sana. Lalu salah satu preman langsung saja menghubungi seseorang yang telah memerintahkan mereka melakukan hal tersebut.
"Bos, semuanya sudah beres," ucap preman.
"Bagus pastikan jika wanita itu tidak akan lepas sampai aku datang ke sana besok pagi." Terdengar suara seseorang dari seberang telepon.
"Baik Bos," jawab preman lalu panggilan telepon pun berakhir.
*****
"Tuan Diego, Tuan Darrel, kalian sudah mau pergi ke perusahaan? Kenapa pagi sekali?" Tanya Raisa yang baru saja tiba di kediaman Abimana. Padahal saat ini masih pukul 06.00 WIB, tetapi Diego dan Darrel sudah tampak rapi dan akan pergi.
"Iya Raisa, syukurlah kau sudah datang. Apa kau baik-baik saja?" Tanya Diego sembari memegang kedua pundak Raisa, terlihat sangat khawatir terhadap wanita tersebut.
Raisa mengernyitkan dahinya merasa kebingungan akan sikap tuannya itu.
"Aku baik-baik saja Tuan? Memangnya ada apa denganku?" Raisa malah balik bertanya
"Wanita ini, bisa-bisanya dia menyembunyikan masalah dariku. Tapi kau tenang saja Raisa, aku akan segera membereskan masalah ini agar kau tidak lagi disakiti oleh orang-orang itu," gumam Diego dalam hati.
"Tuan, ayo kita pergi sekarang," ajak Darrel.
"Tidak ada apa-apa Raisa. Aku akan pergi sekarang, jaga Denis baik-baik ya. Aku pastikan supir akan selalu bersama dengan kalian hari ini. Jangan pergi kemanapun selain ke sekolah Denis, setelah itu langsung pulang ke rumah," pesan Diego tak ingin ada bahaya yang menghampiri anak dan pengasuhnya itu.
"Baik Tuan, hati-hati," jawab Raisa. Meskipun ia tak mengerti akan maksud tuannya itu, tetapi Raisa hanya menurutinya saja. Mungkin ini semua berjaga-jaga demi kebaikan anaknya.
Setelah Diego dan Darrel sudah tak terlihat lagi dari pandangan matanya, Raisa pun segera saja masuk ke dalam rumah untuk membangunkan Tuan Mudanya itu.
------
"Heh bangun kau," hardik Diego yang membuka lakban wanita yang tadi malam telah disekap di rumah tua dengan sangat kasar, sehingga membuat wanita itu pun tersentak dan merasa kesakitan.
"Diego? Apa yang kau lakukan? Jadi orang-orang suruhanmu yang tadi malam telah menyergapku hah?" Tanya wanita tersebut yang merasa sangat terkejut.
"Aku sedang tidak punya banyak waktu untuk berbicara denganmu. Aku hanya ingin mengingatkan jangan mengganggu wanitaku jika kau masih ingin hidup tenang Clarissa!" Ancam Diego.
Ya wanita tersebut adalah Clarissa, Diego sangat yakin jika Clarissa lah wanita muda yang sudah melakukan hal tidak menyenangkan kepada Raisa dengan menyebarkan fitnah sembarangan sehingga membuat Raisa merasa tertekan. Untuk itu ia memerintah Darrel untuk mengutus anak buahnya mencari keberadaan Clarissa dan ternyata mereka menemukan wanita tersebut sedang berada di markas Mami Sheila, sehingga preman suruhan Darrel pun memutuskan untuk menunggu dan mengikutinya saat Clarissa hendak pulang ke kediamannya.
"Cih, jadi ini semua gara-gara wanita jal*ng itu?" Tukas Clarissa.
"Tutup mulutmu bangs*t! Jangan pernah mengatakan wanitaku seperti itu karena yang jal*ng itu adalah kau!" Bentak Diego yang begitu murka.
"Apa maksudmu Diego? Memangnya aku melakukan apa? Aku sama sekali tidak mengerti apa maksudnya," tanya Clarissa yang mulai terlihat takut akan kemarahan Diego yang tidak main-main.
"Jangan kau pikir aku diam dan aku tidak tahu apa-apa Cla," hardik Diego yang mencengkram dagu Clarissa dengan erat.
"Akh … sakit Diego, lepaskan aku," ucap Clarissa lirih.
Akan tetapi Diego sama sekali tak peduli, ia malah menatapnya semakin tajam seperti harimau lapar yang siap untuk menerkam mangsanya, membuat Clarissa benar-benar takut menghadapi mantan suaminya saat ini.
Bersambung …