Suamiku, jika kamu bahagia bersamanya. Maka Izinkanlah aku pergi. Aku sungguh tidak sanggup bertahan seperti ini terus! Kamu sekarang sudah berubah, tidak seperti dulu lagi. Kamu sekarang melupakan kewajibanmu memberikan nafkah dan batin kepadaku. Jika di rumah, tidak ada lagi surga untukku, maka izinkanlah aku pergi dari hidupmu, agar kamu tidak menanggung dosamu karena kelalaianmu!
Akankah Chandra melepaskan Tika,saat istrinya meminta untuk pergi dari kehidupan suaminya? Atau justru Chandra mempertahankan hubungannya dengan Tika, dan berubah menjadi suami yang bertanggung jawab?
Akankah, Tika akan memilih bersama hidup dengan Andrew dan menceraikan Chandra?
Yuk mampir, ceritanya disini .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pipihpermatasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34.Di pagi hari.
Keesokan Harinya.
Di sebuah kamar dengan desain minimalis bercat biru kini Tika pun terbangun dari tidurnya.
'Hoamss ... jam berapa ini?' gumam Tika sambil menatap jam dinding menunjukan pukul jam 6 pagi.
'Aduh aku kesiangan lagi bangunnya. Mungkin karena lelah, dan tidak punya waktu untuk menjalankan kewajiban untuk beribadah(karena menstruasi) sehingga diriku kesiangan bangunnya.' gumam Tika kemudian menatap putrinya yang masih terlelap tidur, dan mengusap lembut rambut Chika, lalu mencium keningnya.
Tika pun beranjak dari ranjang, lalu berjalan menuju bathroom untuk membersihkan diri. Setelah beres dari bathroom, dengan segera Tika pun keluar dan berjalan menuju lemari untuk mengambil pakaiannya.
"Ibu ...." panggil Chika yang baru saja terbangun dari tidurnya, dan menatap Ibunya yang kini sudah beres memakai kan, baju serta celananya.
"Iya kenapa sayang?" tanya Tika sambil berjalan menghampiri putrinya, lalu duduk di ranjang di samping putrinya.
"Ini jam berapa Bu? Oya Ibu habis mandi ya?" tanya Chika kepada Ibunya.
"Ini sudah jam setengah 7 sayang, dan tentunya Ibu harus mandi kan, kalau bangun tidur langsung ke air, mandi terus gosok gigi, biar enggak bau acem." ucap Tika sambil menghimpit hidung mancung putrinya.
"Mmzz Ibu .... " rengek Chika sambil mengusap hidungnya."Ya sudah kalau begitu, Chika mau mandi dulu ya Bu," ucap Chika sambil beranjak dari ranjang.
"Iya silahkan Nak, hati-hati jalannya jangan berlari."
"Siap Ibu." Chika sambil berjalan menuju bathroom.
Tika pun hanya tersenyum sambil menatap punggung putrinya. Tika merasa bersyukur putrinya tidak rewel karena tidak ada Chandra di rumah orangtuanya. Chika anak yang manja yang selalu ingin dengan Chandra, makanya dari itu Tika kadang selalu was-was saat putrinya selalu menanyakan keberadaan Ayahnya.
*****
"Selamat pagi Nenek, kakek .... " ucap Chika saat sudah berada di ruang makan bersama Tika.
"Selamat pagi juga cucu Nenek yang paling cantik. Ayo makan Nak," ucap Lily sambil menatap Chika dan Tika.
"Baik Nek." Jawab Chika lalu duduk di tempat makan yang masih kosong, begitu pun Tika yang ikut duduk juga.
"Ayah mau berangkat kerja?" tanya Tika sambil menatap Efendy.
"Iya sayang. Emangnya kenapa? Apakah kamu mau menggantikan posisi Ayah?" tanya balik Efendy.
"Enggak kenapa-napa kok Yah, Tika cuma nanya kok. Enggak boleh bila Tika nanya gitu? Lagi pula, Tika belum siap Yah, bila harus mengantikan posisi Ayah. Mungkin butuh waktu satu bulan atau dua bulan untuk berpikir." ucap Tika sambil menatap Ayahnya.
"Kenapa meski harus berpikir dulu? Kamu itu kan, lulusan kuliah tertinggi tuh. Masa harus menggantikan posisi Ayah enggak bisa sih?"
"Bukan masalah kuliah tertinggi atau enggaknya Ayah. Tapi Tika belum punya pengalaman. Tika enggak mau karena ambil keputusan cepat membuat Tika salah memimpin perusahaan. Apalagi perusahaan Ayah tuh ribuan pegawainya, bukan satu atau dua perusahaan tapi berpusat dimana-mana. Apalah kata mereka kalau Tika tidak becus memimpin perusahaan, kasihan sama mereka yang sudah mengadu nasib bekerja di perusahaan Ayah. Makanya Tika belum siap mengantikan posisi Ayah. Tapi Tika janji kok pasti bakal mengantikan posisi Ayah, tetapi tidak sekarang. Tika mohon sama Ayah kasih kesempatan dulu karena ...." ucapan Tika sengaja di gantung, lalu menatap Ibu dan Ayahnya bergantian.
Bu Lily dan Ayah Efendy pun menatap Tika, lalu Ayah Efendy berkata," Terus karena apa?" tanya Efendy merasa penasaran dengan ucapan putrinya.
"Karena Tika sudah bekerja, jadi enggak mungkin keluar saja dari perusahaan tersebut dengan seenaknya." ucap Tika.
"Apa? Kamu bekerja? Apakah Ayah tidak salah dengarkan? Terus apakah si Chandra brengsek itu yang menyuruhmu untuk bekerja?" tanya Ayah Efendy sambil menatap Tika, dengan tatapan yang membuat Tika takut untuk menjelaskannya.
bersambung ..