Sebuah kesalahan di satu malam membuat Ocean tidak sengaja menghamili sahabatnya sendiri. Hal itu membuat Cean menjadi labil dan berusaha menolak takdirnya yang akan menjadi Ayah di usia yang masih sangat muda.
"Aku hamil, Ce." (Nadlyn)
"Perjalanan kita masih panjang, Nad. Kita baru saja akan mengejar impian kita masing masing, aku harus ke London mengejar studyku disana." (Ocean)
"Lalu aku?" (Nadlyn)
Cean menatap dalam mata Nadlyn, "Gugurkan kandunganmu, Nad."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shann29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10
Setelah satu bulan lamanya, akhirnya Nadlyn diperbolehkan pulang. Robi membawa Nadlyn kembali kerumahnya.
"Nadlyn sangat merindukan kamar Nadlyn, Pa.." Ucap Nadlyn saat mulai memasuki rumahnya itu.
"Kamarmu masih tetap sama, Papa tidak berani merubah apapun di kamarmu."
Nadlyn tersenyum, "Papa memang slalu tau yang terbaik untukku."
Bulan berganti, kini kandungan Nadlyn sudah memasuki bulan ke empat, Nadlyn juga sudah melewati masa trimester pertama yang berat. Kini Nadlyn sudah tidak lagi merasakan mual dan muntah.
Perlahan psikis Nadlyn pun kembali normal setelah rutin teraphy bersama psikiaternya, Nadlyn mulai menerima kehidupannya dan mulai bersemangat lagi menjalani kehidupannya.
Pagi ini Nadlyn tengah menikmati sarapannya, omlet sayur dengan mayones dan saus tomat menjadi menu sarapan favoritnya satiap pagi.
"Pagi sayang." Sapa Robi yang mencium puncak kepala Nadlyn.
"Pagi juga Pa." Jawab Nadlyn tersenyum.
Robi duduk percis didepan Nadlyn dan memakan sarapannya. "Apa rencanamu hari?"
"Hari ini aku akan ke super market, susu hamil ku sudah mau habis, Pa."
"Baiklah, hati hati dan tidak boleh pergi sendiri. Supir akan menemanimu."
Nadlyn hanya mengangguk, ia tidak akan pernah lagi membantah sang ayah, Nadlyn akan slelau mematuhi apapun yang Robi perintahkan untuknya. Cukuplah satu kali Nadlyn mengecewakan Robi, sungguh ia tidak ingin lagi Robi kecewa dan bersedih karena ulahnya.
Nadlyn tengah berjalan jalan mengitari rak di super market, ia mendorong trolly yang sudah terisi beberapa dus susu hamil, cemilan dan kebutuhan pribadinya. Meski usia kandungannya sudah memasuki empat bulan, namun perut Nadlyn sudah terlihat sedikit menonjol.
"Tinggal kapas wajah." Gumam Nadlyn.
Nadlyn mencoba meraih kapas yang terletak di rak, namun tangannya bersentuhan dengan tangan seseorang yang ingin mengambil kapas yang sama.
Seketika membuat mereka saling menoleh,
"Dirga."
"Nadlyn."
Ucap mereka bersamaan.
"Ya ampun, Nad. Aku gak nyangka ini kamu, rambutmu sekarang pendek?" Kata Dirga yang semakin menyukai penampilan Nadlyn, terlebih kini Nadlyn memakai dres terusan selutut berwarna broken white dan cardigan berwarna biru muda.
Nadlyn tersenyum. "Aku sekarang lebih menyukai rambut pendek." Jawabnya.
Pasalnya, dulu rambut Nadlyn cukup panjang, dengan bagian bawah rambut yang di curly membuat Nadlyn terlihat sangat cantik. Semua itu Nadlyn lakukan mengingat Cean selalu saja mempunyai pacar yang berambut panjang.
Setelah keluar dari rumah sakit dan sembuh dari depresinya, Nadlyn memutuskan untuk memotong rambutnya sebahu, dan hal itu membuat Nadlyn lebih percaya diri.
Dirga melihat ke arah trolly belanjaan Nadlyn, ia melihat beberapa dus susu hamil di dalam trolly, lalu matanya tertuju pada perut Nadlyn yang memang terlihat sedikit buncit meski tertutup dress longgar dan cardigannya.
"Nad.. Kamu??" Tanya Dirga menggantung.
Nadlyn mengusap perutnya dan tersenyum, "Aku akan jadi seorang Mommy." Tidak ada lagi raut wajah sedih, Nadlyn sudah menerima takdirnya.
"Dengan siapa kamu menikah?" Tanya Dirga. "Dari semenjak kelulusan aku memcarimu, tapi kamu seperti hilang di telan bumi."
"Kita bicara di cafe aja ya, Ga. Aku gak bisa cerita disini." Jawab Nadlyn.
Dirga membantu mendorong trolly hingga ke kasir. Bahkan Dirga yang membayarkan semua apa yang Nadlyn beli. Meski Nadlyn sudah melarangnya, namun Dirga tetap keras kepala. Entah mengapa di mata Dirga, Nadlyn terlihat menyedihkan, tatapan matanya sendu dan senyumnya tidak seceria dulu.
Setelah memberikan barang belanjaan milik Nadlyn pada supirnya, kini Dirga membawa Nadlyn untuk makan siang bersama di sebuah cafe yang masih berada di sekitar super market itu.
"Mau pesan apa?" Tanya Dirga.
Mata Nadlyn masih melihat buku menu dan mencari sesuatu yang ia ingin kan sedari kemarin. "Ah ini dia." Kata Nadlyn dengan mata berbinar.
Dirga melihat kearah yang di maksud. "Banana split?"
Nadlyn mengangguk. "Aku ingin itu dari kemarin, tapi Papa tidak bisa membelikannya karena akan mencair jika di bawa ke rumah, dan aku baru bisa keluar rumah hari ini."
Mendengar hal itu membuat Dirga semakin penasaran.
"Ada lagi?" Tanya Dirga.
"Ini dan air mineral saja."
Dirga memesankan semua pesanannya kepada waiters.
"Kamu kuliah dimana, Ga?" Tanya Nadlyn membuka obrolan.
"Universitas XX."
"Sama Jojo dan Leo?" Tanya Nadlyn lagi.
Dirga menggelengkan kepalanya. "Leo kuliah di Rusia, dan setelah itu akan tinggal disana karena ayahnya akan menetap di sana juga. Kalau Jojo sekarang dia kuliah Jepang."
Nadlyn hanya tersenyum menanggapinya, semua orang menjalankan kehidupannya untuk mengejar masa depannya, tidak seperti dirinya yang harus merelakan impiannya karena harus fokus kepada anaknya kelak.
Nadlyn menunduk sambil mengusap perutnya, dalam hatinya ia berkata, "Aku tidak apa apa, impianku sekarang adalah membawamu ke dunia dan menemanimu."
Dirga melihat kesedihan di mata Nadlyn, "Apa yang terjadi, Nad?" Tanya Dirga yang membuat Nadlyn langsung menatap wajah Dirga.
Nadlyn terdiam, hingga seorang pelayan membawakan pesanan mereka dan meletakannya di meja.
Nadlyn langsung memakan banana split yang ia inginkan sedari kemarin. "Ini enak, Ga." Ucap Nadlyn.
Dirga mengangguk. "Pasti enak, karena gratis." Balas Dirga dan membuat Nadlyn sedikit tertawa.
"Ya, yang namanya gratisan pasti slalu enak, Ga." Ucap Nadlyn mendukung.
Hingga suapan ke tiga, Nadlyn mulai memberanikan diri bercerita pada Dirga. "Aku hamil anak Cean." Ucapnya lirih dan membuat Dirga tersedak.
Dirga langsung meminum air minumnya dan menatap wajah Nadlyn yang tampak tenang.
"Malam saat di resort, kami melakukan kesalahan. Itulah mengapa saat paginya aku begitu ingin dengan segera meninggalkan resort dan kamu mengantarku pulang."
Dirga tertegun mendengar semua yang dikatakan Nadlyn.
"Tapi Cean tanggung jawab kan, Nad?"
Nadlyn tersenyum, "Awalnya, Cean menyuruhku untuk menggugurkan kandunganku, bahkan dia sendiri yang memberikan padaku obat untuk menggugurkan kandunganku."
Dirga terlihat geram, ia mengepalkan tangannya seolah meninju udara, "Shiiittt" Umpatnya.
"Kalian cukup dekat, pasti bisa dengan mudah menikah, Nad." Kata Dirga.
Nadlyn mengangguk, "Ya, kami memang menikah karena hal tadi di ketahui oleh Kakaknya Cean."
"Jadi kalian sudah menikah?" Tanya Dirga tak percaya.
Nadlyn mengangguk, "Tapi aku sudah melepaskannya kembali, aku tidak ingin merampas kehidupan Cean, biarlah anak ini hanya mempunyai aku." Lalu Nadlyn menceritakan dengan detail semua sikap Cean yang berubah drastis padanya.
"Pengecut, Badjingan." Umpat Dirga lagi. Hati Dirga seolah sakit mendengar semua yang dialami oleh Nadlyn, terlebih saat Nadlyn depresi dan hampir kehilangan sang bayi.
"Aku sedang berusaha untuk hidup sebaik mungkin tanpanya, Ga. Sekarang tujuanku hanya pada calon bayiku."
"Kamu terlalu mengalah pada Cean, Nad." Balas Dirga. "Kamu melepaskan Cean sementara kamu sendiri terjebak."
"Aku bisa apa, Ga? Hatiku jauh lebih sakit saat melihat Cean mengacuhkanku. Bahkan Cean tak pernah sekalipun mau tau tentang kondisi anaknya di perutku. Aku lebih memilih melepaskannya dari pada aku terus terusan terluka."
Mereka sama sama terdiam, "Tapi ternyata hatiku jauh lebih terluka saat melihat kepergian Cean, Ga. Ternyata aku mencintainya sedalam itu, ternyata aku tidak biasa jika tidak ada Cean, aku wanita yang bodoh ya, Ga?" Nadlyn menangis dan menutup wajah dengan kedua tangannya. Dirga segera berpindah untuk duduk di sebelah Nadlyn dan memeluknya. "Aku bodoh karena terlalu mencintai Cean. Iya kan, Ga?"
Dirga hanya diam dan menenangkan Nadlyn lewat pelukannya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
jadi ceritanya aku lagi cosplay jadi sekre nya cean nih🤣
nadlin pun sama korban,pdahal andai dia menolak malam itu?krna cean sempat bertanya ..!!
tidak ada yg salah diantara mereka..