Choki Zakaria atau yang biasa dipanggil 'Jack', adalah ketua geng motor yang ditakuti di kotanya mendadak harus menikah dengan Annisa Meizani karena kesalahpahaman dari para warga.
Annisa, seorang gadis muslimah dengan niqob yang menutupi sebagian wajahnya ini harus ikhlas menerima sikap cuek Jack yang mengira wajahnya buruk rupa.
Sikap Jack berubah setelah tau wajah Annisa yang sebenarnya. Bahkan ketua Genk motor itu menjadi pria penurut dan manja di hadapan istrinya.
Akankah niat Jack untuk bertobat mulus tanpa hambatan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chibichibi@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab#15. Penyamaran Yang Terungkap.
"Maksudmu?" heran Choki setelah pemuda itu mengusap peluhnya. Akhirnya selesai juga memasang pakaian Annisa.
Choki mengabaikan bagian yang berkedut dibawah tubuhnya. Normal bukan?
Annisa pun nyatanya juga merasakan hal yang sama, ketika secara tak sengaja tangan Choki menyentuh kulitnya.
Gadis itu hanya bisa mengucap istighfar lirih selama Choki membantunya, dari membuka pakaian hingga mengenakannya kembali.
Annisa merasa, seperti tidak berguna. Tetapi, pemuda ini kan suaminya.
Sehingga, gadis itu meyakini sesuatu bahwa ini semua adalah rencana Allah yang tidak menginginkan perpisahan dari keduanya.
Choki tidak mendapat jawaban. Karena, justru Annisa telah memejamkan matanya saat ini. Gadis itu tiba-tiba merasakan kantuk yang teramat sangat.
"Haih, dia malah tidur," decak Choki.
Pikirnya, ia akan langsung membawa Annisa ke rumah sakit.
Hingga, sebuah ketukan pintu terdengar begitu nyaring.
"Siapa yang datang? Kan gak ada yang tau alamat ini selain pak RT. Mamangnya Annisa yang jadi wali nikahnya malam itu," gumam Choki.
Pemuda itu pun kembali mengenakan pakaian yang ia gunakan sebagai penyamaran. Gamis panjang, dan brewok buatan.
Ketukan di pintu semakin keras dan terkesan terburu-buru.
Choki yang sedang menempel brewok dan kumis buatan di sekitar rahangnya itu menggerutu. "Siapa sih tuh orang? Gak sabaran banget!"
Tak lama Choki berlalu ke ruang tamu dan memutar kunci pada pintu.
Klek.
Daun pintu kayu itu terbuka, dan menampakkan sosok tinggi nan gagah yang sangat Choki kenal.
Sehingga, pemuda itu sempat membulatkan kedua matanya dengan ekspresi terkejut yang kentara.
"Papa ... mama," batin Choki. Ketika ia melihat juga sosok wanita cantik nan anggun meski usianya sudah tak lagi muda itu, berdiri di belakang Alberto.
"Maaf, kalian siapa?" tanya Choki yang berusaha menyamarkan suaranya juga.
Alberto mendengus dan menyeringai ketika sosok di hadapannya ini berniat mengelabuinya.
Alberto membusungkan dadanya dan menatap tajam ke arah Choki.
"Kau mungkin bisa mengelabui orang lain, tapi tidak dengan dengan ku!" ujar Alberto.
Choki berdehem, demi menetralkan kegugupannya.
"Apa maksud anda. Maaf, saya tidak terima tamu karena keadaan istri saya sedang sakit," jelas Choki.
Alberto yang sejak tadi bersikap tegas dan kaku, seketika menyemburkan tawanya hingga kencang sekali. Bahkan, pria itu sampai memegangi perutnya.
"Papa ih, kenapa ketawa begitu?" tanya Eliana heran.
"Anakmu ini loh, Ma. Lucu banget. Istri katanya," jawab Alberto masih dengan gelak tawanya.
Eliana menatap putranya dengan seksama. Meskipun, Choki menyamar tapi mereka bisa tau dan mengenali. Apalagi, mata cari putranya ini mirip dengan Alberto.
Sebenarnya Eliana sejak Choki Choki membuka pintu sudah menahan tawanya. Tetapi, justru suaminya yang kalah lebih dulu.
"Iya sih lucu, Pa. Gak pernah punya pacar tau-tau ngaku punya istri. Keterlaluan kamu Choki!" sindir Eliana.
Choki melemaskan bahunya.
Percuma saja bersandiwara di depan kedua orang tuanya ini. Mereka rupanya sudah mengetahui penyamarannya.
"Darimana Mama dan Papa tau alamat ini?" tanya Choki.
"Keluarlah, Papa pengap melihat tempat tinggalmu," titah Alberto.
Mereka bertiga pun memilih duduk di teras.
Choki membersihkan brewoknya di sertai tatapan tajam menelisik dari kedua orang tuanya ini.
"Jelaskan apa yang terjadi, sebelum Papa mengambil tindakan padamu," ucap Alberto tegas.
"Ku rasa, Papa sudah tau semuanya tanpa Choki ceritakan. Buktinya, bahkan Papa bisa menemukan keberadaanku di sini. Jauh loh, dari Kediaman kita," tutur Choki dengan raut wajah biasa saja. Tak ad kesan rindu padahal mereka telah beberapa pekan tidak bertemu.
Alberto, biasa dua pekan sekali pulang ke negaranya. Karena ritmenya adalah, dua pekan di negeri Paman Sam dan dia pekan di negaranya sendiri. Begitu terus selama belasan tahun.
Bahkan, keduanya seorang meninggalkan, putra mereka selama satu bulan penuh di luar negeri.
"Choki, Mama dengar kau sudah menikah. Bagaimana bisa terjadi? Kenapa kamu tidak mengabari kami?" cecar Eliana seraya mengusap bahu kekar putranya itu.
Choki gegas bangkit berdiri dari duduknya. Kerinduannya tertutup oleh rasa kesal dan kecewa.
"Sejak kapan, Mama mencampuri urusanku."
...Bersambung ...
nya blm sadar pikiran dan hati hanya dunia beserta materi ya hanya doa anak Soleh Solehah ygjelas juga karena Pencipta yg menentukan🙂↕️