Tamara Lourine Aditama, biasa dipanggil dengan tama, dia seorang gadis yang lemah lembut dan cerdas. walaupun selalu di kucilkan keluarga dan tidak pernah di anggap sebagai anggota keluarga aditama tetapi Tamara selalu menjadi gadis yang ceria.
suatu ketika Tamara di fitnah oleh adik kembarnya Tamariska yang merasa iri dengannya. dia di fitnah dan terusir dari rumahnya, menjadi terluntah-luntah namun karena sikapnya yang baik hati dan suka melakukan kebaikan maka iyapun lantas menuai kebaikan itu dengan di tolong oleh sesilia yang merupakan seorang anak yatim piatu yang pernah di bantu Tamara, Sesilia mengajak Tama untuk tinggal dirumah kontrakannya itu.
bersama temannya seusai pulang sekolah mereka bekerja akan tetapi adiknya masih selalu menganggu dan meneror hidupnya bahkan selalu membuat iya di berhentikan dari pekerjaannya berulang kali.
Mampu kah Tamara menemukan kebahagiaannya ?
mampukah Tamara bertahan untuk menghadapi semuanya ?
yuk, ikuti kisahnya...............
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hulwund, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Beda
Selesai bersiap Tamara pun menuruni tangga berjalan menuju ruang makan, di meja makan ternyata sudah ada keluarga, Tamara pun menyapa mereka dengan sopan.
"selamat pagi Ma, Pagi Pa, Pagi dek!" sapa Tamara pada semuanya sambil tersenyum.
Tapi sayang seribu sayang sapaan tersebut tidak sedikitpun mendapat respon dari semua orang yang ada di meja makan tersebut. Mereka seakan menganggap ia tidak ada di rumah itu. Sakit hati? Kecewa? Sakit hati dan kecewa Tamara merasakannya, tapi mau gimana lagi, itu sudah menjadi makan sehari-hari bagi Tamara.
"Ma,Pa aku berangkat sekolah dulu ya!" seru Tamariska beepamitan kepada kedua orang tuanya.
"iya sayang kamu hati-hati dijalan ya, ini uang saku kamu hari ini" jawab Debora sambil memberikan lima lembar uang seratus ribuan.
"Papa juga berangkat ke kantor ya Ma" Pamit Robi ayah Tamara dan Tamariska.
"iya Pa, Papa juga hati-hati ya, jangan ngebut-ngebut bawa mobilnya" jawab Debora sambil menyalami suaminya.
Debora pun lantas pergi. Mereka semua pun pergi meninggal kan Tamara sendirian di ruang makan. Tidak ada yang peduli padanya kecuali Bibi Surti, Para Guru dan teman-temannya di sekolahnya. Bibi Surti pun lantas menghampiri Tamara dan memeluknya, Tamara sudah berlinang air matanya Bibi Surti mengetahui perasaan Tamara dan ia hanya bisa menyemangati Tamara dengan memeluknya erat sebagai penguat dukungan kepada majikan kecilnya itu.
"yang sabar ya non, Bibi yakin suatu saat non pasti akan mendapatkan kebahagiaan dan cinta yang luar biasa, walaupun itu bukan dari keluarga non Tamara sekalipun.
Itulah do'a yang selalu di ucapkan Bibi Surti ketika memeluk majikan kecilnya.
"aamiin ya Allah, iya Bi, terima kasih ya Bi, Tama yakin suatu saat do'a Bibi pasti akan di jawab Allah." ucap Tamara dengan senyuman ceria kepada Bibi Surti.
" Harus yakinlah non, non kan anak baik dan juga berbakti banget kepada orang tua.
"ya udah Bi, Tamara pamit berangkat sekolah dulu ya Bi Assalamualaikum" ucap Tamara sambil menyalami Bibi Surti
"Wassalamualaikum non, semangat belajarnya".
Tamara pun segera berangkat ke sekolah mengendarai sepeda kesayangannya, sedangkan tamariska berangkat ke sekolah mengendarai mobil sport keluaran terbaru. Memang kentara sekali kalau keluarga itu membeda-bedakan kedua anak kembar mereka. Sampai di sekolah Tamara pun segera memarkirkan sepedanya di tempat kendaraan bermotor karena tidak ada tempat parkiran sepeda sebab hanya Tamaralah seorang diri yang memakai sepeda ke sekolah. Tamara pun segera berjalan ke ruang kelasnya yang berada di lantai dua. Tamara terkenal sebagai anak jenius sebab ia sangat mahir dan cerdas dalam semua bidang mata pelajarannya tetapi ia rendah hati dan tidak sombong, ia selalu membantu teman-temanya yang kesulitan dalam belajar. Karena itulah ia sangat di sukai oleh teman-teman dan gurunya. dan Hal inilah yang membuat Tamariska sangat iri dan Membenci kaka kembarnya karena ia berbanding terbalik dengan Tamara. Tamariska kurang dalam semua mata pelajaran dan juga ia sangat memilih-milih dalam hal pertemanan, sehingga tidak banyak teman sekolah yang di milikinya. Hanya anak-anak yang bersal dari keluarga kaya dan terpandang sajalah yang akan di jadikan temannya.
"Tama...!!" seru seseorang dari arah belakang tubuh Tamara
Ternyata seorang cowok yang memanggil Tamara, ia seorang cowok tampan yang dijadikan salah satu most wanted di sekolah itu. Banyak murid-murid cewek yang mengidolahkannya, tetapi tidak dengan Tamara juatru dia paling malas berdekatan dengan cowok-cowok tersebut bagi Tamara sekolah dan pendidikan adalah nomor satu dalam hidupnya.
"hei....!kok buru-buru amat sih!" ucap cowok tersebut setelah mampu mensejajarkan langkahnya dengan langkah Tamara.
"sorry pagi ini ada ulangan dadakan dari bu virgo dikelas gue, dan gue pun belum belajar." jawab Tamara dengn cuek.
"yaelah....gue yakin banget lo itu walaupun nggak belajar pun udah pasti nilai lo bakalan tinggi.
"walau pun begitu gue nggak mau menyelepakan sesuatu jim, gue mesti belajar. Lo juga nggak boleh ngomong gitu, karena semua keputusan itu ada pada
Allah, Allah lah sang Maha tau dan ia mengetahui segala sesuatu yang ada di bumi ini sebab Ia Maha tau. Gue pamit duluan ya" pamit Tamara saat ia berada di depan pintu kelasnya