NovelToon NovelToon
1/2

1/2

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:434
Nilai: 5
Nama Author: sahidainun

Cinta atau benci?!
Rehan Alevando Pratama. Rehan itu hanya ada satu, tapi sifat nya bisa menjadi dua. Kadang baik, kadang kejam. Bukan kah Rehan sama seperti bunglon, beda tempat beda sifat!!!
Ini adalah perjodohan yang dipaksa olh 3 keadaan, keadaan lah yang memaksa agar Rehan terus mau untuk menjaga Naumi, bahkan tamat SMA pun Rehan sudah berniat untuk menikahi nya.
Awalnya Rehan berjanji, kalau ia akan mencoba untuk menyayangi dan mencintai Naumi. Namun, mengapa disaat Rehan mulai jatuh cinta. Naumi malah merusak kepercayaan, dan berkhianat dibelakangnya.
Apakah Rehan dan Naumi akan terus bersama hingga menikah? Atau akan berakhir sampai disini saja?

Ayo yang penasaran sama kisah nya Rehan dan Naumi, buruan baca! Capcusss!!!
~

Didalam cerita ini mungkin akan ada mengandung sedikit bahasa kasar. Jadi dimohonkan untuk para readers, harus bijaklah dalam membaca!

Jangan jadikan bahasa bahasa kasar di cerita ini sebagai contoh untuk kalian mengucapkan nya.
Cuzzz bacaaaa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sahidainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nine. Uang Jajan

...Hii Bestie 🤞...

.............

Waktu istirahat telah tiba, suasana kantin saat ini sangat terlihat damai. Siswa/i disini tidak perlu berantrian untuk berebut cilok atau somay, pelayan kantin disini melayani dengan bagus seperti seorang waitress di restoran ternama.

"Girls, duduk situ yuk!" ajak Imey menunjuk salah satu meja yang kosong.

"Ayo!" balas Naumi.

"Eh kalian luan aja, biar gue yang pesan." ujar Zera, lalu kedua teman nya pun mengangguk setuju.

"Kalian pesan apa?" tanya Zera.

"Aku bakso aja deh." jawab Naumi.

"Gue pesen spaghetti." sambung Imey.

"Ok." balas Zera singkat.

"Eh bentar deh, uang nya belum kita kasih. Kok si Zera main nyelonong pergi aja, emang dia mau traktir apa?" oceh Imey.

"Uang?" beo Naumi.

Naumi memukul jidat nya pelan, "oh iya aku kan gaada bawa uang, semua uang aku tinggal di kamar. Terus tadi Rehan sibuk banget ngajak sekolah nya buru-buru. Mampus Nau mampus." batin Naumi yang sudah bingung sendiri.

"Woy Nau ngelamun bae, mending kita ke meja itu ayo. Nanti biar Zera nyusul."

"Eh Mey, duluan aja. Aku ada urusan bentar, bye." Setelah mengatakan itu, Naumi langsung lari pergi keluar kantin. Imey pun hanya bisa menggeleng heran melihat nya. "Mau kemana si tu anak?" tanya Imey kebingungan.

..........

"Rehan, mana sih kamu?"

Sedari tadi Naumi sudah berjalan ke seluruh sudut kantin, niat nya mau meminjam uang Rehan terlebih dahulu jika sudah pulang sekolah nanti ia akan langsung mengganti nya.

"Dikantin gaada, di," Naumi terdiam, "oh iya aku kan baru cari dikantin pantesan gak ketemu. Mungkin dia dikelas nya kali ya."

Naumi berjalan menuju kelas Rehan, walaupun ia tak terlalu tahu jalan-jalan disekolah ini, tapi ia akan berusaha sampai akhirnya..

Brak..

"Aw. Anjir sakit." lirih seorang gadis yang terjatuh karena tak sengaja bertabrakan dengan Naumi.

Naumi meremas baju nya kuat, sungguh ia sangat ketakutan sekarang. "Baru satu hari sekolah udah bikin ulah kamu Naumi!" gumam nya pada diri sendiri.

"Rindy lo gak papa kan?" tanya sahabat gadis yang sedang jatuh itu.

"Siapa sih yang nabrak gue."

"Lo anak baru kan?" tanya Rindy sinis.

"Iya, em maaf ya saya gak sengaja tadi nabrak kamu." ucap Naumi.

"Oh jadi ini anak baru nya." sambung sahabat Rindy, sambil melilit lilitkan rambut Naumi dengan jari-jari nya.

"Maaf, saya minta maaf."

"Apa lo bilang maaf? Gampang banget lo minta maaf. Lo tau gue ini siapa ha?" bentak Rindy dengan sangat kuat.

"Heh lo gapunya telinga ya? Kita lagi bicara sama lo, gausah nunduk-nunduk gitu! Lo nabrak Rindy mau pansos ke kita ya?" sambung sahabat Rindy itu. Katanya sih namanya Arlenia.

Naumi mencoba memberanikan diri nya untuk menghadap si kucing garong ini, toh sebenarnya ia juga tak sepenuh nya salah. Perasaan Naumi jalan dengan benar dan seperti nya mereka berdua yang sengaja menabrak Naumi dan seolah-olah disini Naumi yang salah.

"Saya udah minta maaf. Apa masih kurang?" Naumi menatap mata Rindy

"Lo kira minta maaf doang cuk,"

"Kalau kamu gak mau maafin juga gak papa, saya gak butuh juga maaf dari kamu. Saya mau pergi sekarang." dengan mengumpulkan seribu keberanian dengan lantang Naumi memotong ucapan Rindy dan hal itu sungguh membuat Rindy mangkin marah dan naik pitam.

"Heh anak beasiswa, berhenti lo." perintah Rindy pada Naumi yang sudah membelakangi nya.

Naumi membalikkan badannya, "siapa bilang saya anak beasiswa, saya disini bayar." balas Naumi.

Kenapa ia berani melawan Rindy? Karena ia sudah berjanji kepada dirinya sendiri, kalau ada yang membully nya di sekolah ini maka akan ia lawan. Di sekolah lama nya memang Naumi hanya terdiam dan terdiam. Tak pernah yang namanya ia melawan teman-teman yang menghinanya dengan sebutan anak haram, karena bagi Naumi itu memang penghinaan yang begitu menyakitkan. Tapi sekarang jika hanya hinaan tentang ekonomi, maka Naumi bersumpah ia akan melawan nya. Naumi tak mau terlihat lemah lagi.

"Emang pindahan dari SMA Murni Kasih sanggup bayar uang sekolah di SMA Sultan Anjaya. Bukannya SMA Murni Kasih itu muridnya kismin kismin semua ya." sindir Rindy dengan senyum miringnya. Sedangkan Arlenia, ia juga ikut ikutan tertawa menghina.

Naumi berjalan satu langkah mendekati Rindy dan Arlen, "Memang aku gak sanggup untuk bayar disekolah ini, tapi." Naumi menggantung ucapan nya.

"Tapi apa?" tanya Arlen sinis, sedangkan Rindy ia hanya menunggu balasan dari Naumi.

"Tapi ada Rehan yang bayarin. Rehan yang jadi bahan idola para kaum hawa termasuk kamu." tunjuk Naumi pada muka Rindy.

"Coba kalian pikir, pernah gak Rehan bayarin orang untuk masuk ke sekolah ini, ya walaupun Rehan emang baik, tapi gak pernah kan ada yang di tampung nya untuk bisa masuk sekolah sini." Naumi tersenyum, "Dan itu cuma saya." lanjut nya.

"Udah jelas kan, saya mau pergi."

Setelah mengatakan hal itu, Naumi pergi dengan cepat meninggalkan Rindy dan Arlen yang terdiam kaku ditempat. Apalagi Rindy tangan nya sudah mengepal kuat, benci ia benci.

Naumi benar-benar sudah tak perduli jika nanti nya ia akan di hina sebagai benalu di hidup Rehan, ia hanya berusaha untuk berkata jujur kan emang benar Rehan yang sudah membayar urusan sekolah nya.

Rindy yang sudah lama suka dengan Rehan, bahkan dari semenjak kelas sepuluh. Mereka juga satu kelas, tapi jangan kan bayarin uang sekolah minta traktir teh es doang Rehan menolaknya. Padahal jika siswa/i lain ada yang minta traktir selalu ditraktir sama Rehan, tapi entah kenapa jika sama Rindy, Rehan terlihat ingin sangat menjauh.

"Lihat aja lo, cewe miskin!" cetus Rindy, lalu ia pergi diikuti Arlen dibelakangnya.

.....🌺.....

Kini Rehan dan keempat teman nya, sedang berada di sebuah ruangan belakang sekolah, ruangan kumuh yang sudah tak terpakai, sehingga Rehan dan teman-teman nya memanfaatkan nya untuk tempat beristirahat jika mereka muak berada di kelas.

"Eh Han, jadi gimana rencana lo mau cari pembunuh nya kak Aska?" tanya Bima membuka suara.

Sedangkan yang ditanya hanya tetap fokus dengan handphone di tangan nya.

"Rehan!" panggil Bima.

"Hm?"

"Gue lagi bicara njir."

"Oh."

Bima menghela nafas nya, Rey yang melihat itu tertawa kecil. "Sabar Bim, payah emang kalau bicara sama ketua." ucap Rey sambil mengelus ngelus punggung belakang Bima.

"Ya." Bima membalas, seperti nya ia ikut-ikutan menjadi cuek.

"Rehan! Lo bisa aja jadi kulkas kalau sama cewe-cewe, tapi sama kita jangan dong." ujar Rey.

"Emangnya kenapa sih? Lo gak lihat gue lagi ngegame."

"Bima tadi nanya gimana rencana lo yang mau cari tentang kematian nya kak Aska." perjelas Rey.

"Ya terus gue cari, dan gue butuh bantuan para anggota Agramatha." jawab Rehan.

"Menurut gue ya, apa gak lo lupain aja. Kan itu juga mau nya kak Aska. Mending lo fokus aja, tamat SMA nanti kan lo langsung mau nikah." lanjut Lintang berbicara.

"Ha nikah?" beo Devan.

"Iya Rehan kan mau nikahin Nau,"

Bugh.

Ucapan Lintang langsung terpotong karena lemparan maut mengenai wajah mulus nya. Untung saja Rehan hanya melempar nya dengan menggunakan bantal.

"Sakit anjir." lirih Lintang sambil mengelus-ngelus wajah nya,

"Maksud nya Rehan mau nikah sama anak baru tadi?" tanya Devan yang masih penasaran.

"Apaansih, siapa juga yang mau nikah. Gue cuma disuruh jagain bukan nikahin." perjelas Rehan.

"Yaelah Han, bukan nya lo semalam cerita ke kita tentang surat wasiat nya kak Aska." sambung Rey. Sedangkan Devan terus menatap Rehan dengan keseriusan.

"Kalau gue gak mau nikahin gimana? Kenapa kalian yang sibuk sih. Kalau kalian mau nikahi yaudah sana nikahan!" bentak Rehan. Lalu ia langsung memasukan handphone nya ke dalam saku dan keluar dari ruangan tersebut.

"Eh mau kemana?" tanya Lintang.

"Kantin." jawab Rehan cuek.

"Bro ayo!" ajak Lintang kepada ketiga teman nya, lalu dengan cepat mereka semua bangkit mengikuti Rehan yang berjalan menuju kantin.

................

...Hii bestiee 👋...

...Apa Kabar??...

...Apakah baik?...

...Atau tidak?...

...Semoga Kalian Selalu Bahagia...

...Ok bye 😙...

1
fujoshi_uwu1234
Mantap banget thor, tetap semangat ya!
Alexo. ID
Hati-hati ketagihan membaca! Ceritanya sungguh menghibur 👏
Jeremiah Jade Bertos Baldon
Bikin baper nih!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!