Setelah malam naas penjebakan yang dilakukan oleh Adik tirinya, Kinanti dinyatakan hamil. Namun dirinya tak mengetahui siapa ayah dari bayi yang dikandungnya.
Kinanti di usir dari rumah, karena dianggap sebagai aib untuk keluarganya. Susah payah dia berusaha untuk mempertahankan anak tersebut. Hingga akhirnya anak itu lahir, tanpa seorang ayah.
Kinanti melahirkan anak kembar, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Kehadiran anak tersebut mampu mengubah hidupnya. Kedua anaknya tumbuh menjadi anak yang genius, melebihi kecerdasan anak usianya.
Mampukah takdir mempertemukan dirinya dengan laki-laki yang menghamilinya? Akankah kedua anak geniusnya mampu menyatukan kedua orang tuanya? Ikuti kisahnya dalam karya "Anak Genius : Benih Yang Kau Tinggalkan."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SyaSyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Dimas
"Kita mau menginap di hotel atau tidur di rumah saja?" tanya Gio.
Kini mereka sedang dalam perjalanan menuju restoran Dimas. Mereka pergi dengan menggunakan taksi online. Tak butuh waktu lama mereka kini sudah sampai di depan restoran Dimas. Restoran tempat Kinanti dulu bekerja.
"Ayo masuk Mas," ajak Kinanti.
Tak banyak yang berubah, restoran Dimas selalu ramai di datangi pengunjung. Khususnya kaula muda, karena tempatnya yang cozy untuk hangout bersama teman-teman.
"Kinan? Apa kabar?" sapa Susan.
"Ya Allah Susan. Senang banget aku, bisa ketemu kamu. Aku kira kamu sudah tak bekerja di sini. Alhamdulillah kabar aku baik. Kabar kamu gimana?"
Mereka tampak berpelukan melepas kerinduan. Setelah Kinanti berhenti di restoran Dimas, mereka memang jarang sekali bertemu. Karena kesibukan Kinanti menjadi single parent, harus berjualan baso dan mengurus kedua buah hatinya.
"Alhamdulillah, kabar aku baik juga. Oh ya, gimana kabar kembar? Pasti sudah besar banget ya sekarang?"
Mereka tampak asyik mengobrol, membuat Kinanti melupakan sosok di sebelahnya dan tujuan awal dia datang ke restoran itu. Suara deheman Gio, menyadarkan Kinanti.
"Ya Allah, maaf Mas. Keasyikan ngobrol, aku lupa memperkenalkan kamu sama Susan. Susan, perkenalkan ini ayahnya kembar," ujar Kinanti.
"Ayahnya? Bukannya kamu dulu cerita ..." tanya Susan lagi, untuk memastikannya. Dia tampak bingung.
"Iya, kami sudah bertemu kembali. Alhamdulillah kembar sudah menemukan Ayahnya. Mas, kenalkan ini Susan," jelas Kinanti. Gio tampak berjabat tangan.
"Oh ya, Sus. Pak Dimas ada tidak? Aku ingin bertemu sama dia. Aku juga mau sekalian pesan dong. Mas mau makan apa?" tanya Kinanti.
Dimas berada di ruangannya. Susan berencana menemui Dimas untuk memberitahu kedatangan Kinanti. Kinanti memesan Nasi goreng seafood dan juga orange jus, sedangkan Gio memesan steak dan juga lemon tea.
Awalnya Gio enggak mau memesan, dia mengajak Kinanti makan di restoran lain. Tetapi Kinanti mengancam Gio tak akan memberi jatah malam ini. Dari pada kesejahteraan Anaconda terancam.
"Permisi Pak, maaf ganggu. Diluar ada Kinanti sama suaminya. Mereka ingin bertemu Bapak," ujar Susan.
"Kinanti? Suami?" Membuat Dimas bertanya-tanya. Susan dapat mendengarnya.
Pasalnya, Kinanti belum cerita kalau dirinya sudah menikah dengan Gio. Setelah Dimas kembali ke Yogya. Mereka belum bertemu kembali. Dimas pun belum sempat ke Jakarta lagi. Karena dia tak bisa meninggalkan usahanya terlalu lama.
Dimas memiliki usaha lain, selain restoran. Dia memiliki usaha ekspedisi cargo, dan juga restoran di daerah lain. Hari ini dia di kejutkan dengan ucapan suami.
"Iya Pak. Kinanti, datang bersama ayahnya kembar. Mereka sedang memesan makanan," jelas Susan.
Dimas langsung bangkit dari tempat duduknya, dan berjalan menghampiri Kinanti di luar. Benar saja, dia melihat Kinanti datang bersama Gio. Ayah dari Kembar.
Dimas menghampiri Kinanti dengan wajah yang tak bersahabat, dia merasa tak suka melihat keromantisan mereka. Dimas datang di saat Kinanti menyuapi Gio nasi goreng miliknya.
"Ehem, jadi kalian datang berniat untuk memanasi aku? Menunjukkan, kalau kalian baru resmi menikah dan saling mencintai? Kinan, aku benar-benar kecewa sama kamu. Benar apa kataku 'kan? Kau pasti memilih ayah dari kembar. Apa kau sudah melupakan semua kesalahan yang dia lakukan kepadamu? Apa kau tak ingat, di saat dia pergi meninggalkan kamu dan tak peduli dengan kehamilan kamu?" sindir Dimas membuat Gio tampak mengepalkan tangannya.
Gio tampak sudah berdiri. Dia hendak memberikan pukulan di wajah Dimas.
"Ya, gue akui memang gue salah. Tapi, tak sepantasnya lo yang ribet. Kinan, sudah memaafkan kesalahan gue. Lagipula, gue sudah meminta maaf dan memperbaiki kesalahan gue. Lebih baik lo enggak usah ikut campur urusan gue sama Kinan. Santai dong Bro! Lo sadar diri saja, terima kekalahan lo! Tentu saja Kinan lebih milih gue, karena kembar butuh gue. Gue juga cinta sama dia," sahut Gio. Dia terlihat sangat marah.
Dimas pun merasa panas. Jika Kinanti tak melerainya, pasti keduanya sudah bertengkar. Main pukul-pukulan, merebutkan Kinanti.
"Sudah! Sudah! Kalian ini seperti anak kecil saja. Mas ...."
"Jangan panggil Mas! Mas, hanya panggilan untuk aku," ucap Gio ketus.
"Iya ... Sebenarnya, namanya 'kan Dimas, Mas," sahut Kinanti. Gio tetap saja tak mau mengerti. Dia tak suka Kinanti memanggil Dimas dengan panggilan Mas.
"Sebelumnya saya ingin ucapkan permintaan maaf saya kepada Bapak. Karena saya telah mengecewakan Bapak. Mohon maaf, cinta tak bisa dipaksakan Pak. Saya harap Bapak bisa mengerti keputusan saya. Bagaimanapun dia adalah ayah dari kembar, kembar sangat membutuhkan ayahnya. Ayah tak mungkin merenggut kebahagiaan mereka. Karena mereka sangat bahagia, bisa bertemu dan berkumpul dengan ayahnya. Saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak, karena selama ini Bapak sudah banyak membantu saya dan juga kembar. Sekali lagi saya ucapkan mohon maaf. Semoga Bapak bisa segera mendapatkan pendamping hidup," ucap Nisa.
"Aku kecewa sama kamu! Aku tak ingin melihat kamu lagi! Lebih baik kalian pergi dari sini sekarang!" usir Dimas.
Dimas mendorong-dorong tubuh Kinanti, membuat Gio merasa tak terima.
"Sudah Mas, jangan! Jangan bikin masalah! Aku tak ingin kamu berurusan sama polisi. Ayo kita pergi! Susan ini bayarannya ya, makasih ya," ujar Kinanti sambil memberikan uang 100 ribu.
Kinanti langsung menarik paksa suaminya, dia tak ingin suaminya memukul Dimas.
"Semua ini gara-gara kamu! Segala datangin tempat dia segala. Padahal, kamu juga tak akan pernah ketemu dia lagi. Kamu 'kan akan tinggal di Jakarta. Tinggal kamu bilang saja lewat chat, kalau kamu sudah nikah sama aku. Selesai urusannya. Kalau enggak, tinggal kamu blokir saja! Susah banget," cerocos Gio.
"Aku ingin beritikad baik. Ingin bilang baik-baik sama dia, dan mengucapkan terima kasih. Karena selama ini dia sudah banyak membantu aku. Hati aku sudah plong, karena sudah meminta maaf," sahut Kinanti.
"Sudahlah, tak usah bahas lagi! Maaf ya sudah buat kamu kesal, terpancing sama ucapan dia. Lagian, kamu juga yang salah. Kamu harus menyadarinya," ucap Kinanti.
"Enak saja! Minta maaf begitu saja, pokoknya ada hukumannya. Malam ini harus dua ronde," ujar Gio.
"Huh, maunya. Aku lapar, tadi makannya belum habis," ucap Kinanti sambil mencubit perut suaminya.
Gio langsung melingkarkan tangannya di pinggang istrinya. Membuat mereka menjadi pusat perhatian orang-orang yang lewat.
"Mas ... jangan seperti ini dong! Aku malu! Tuh orang-orang pada lihat kita. Lepas dong!" rengek Kinanti.
"Biarin saja! Aku tak peduli. Lagian aku sengaja kok, biar mereka tahu kalau kamu itu milik aku dan aku milik kamu," sahut Gio.
Gio membalikkan badan istrinya, dan kini posisi mereka saling berhadapan. Membuat netra mereka saling bertemu.
"Kamu tahu enggak si? Kalau aku itu, cinta ... banget sama kamu. Aku sayang ... banget sama kamu, dan aku ingin hidup sama kamu selamanya. Semoga, rumah tangga kita selalu harmonis, dan segera hadir adiknya kembar," ucap Gio. Awalnya Gio merapihkan rambut Kinan, dan kini memegang perut Kinan.
Sambil menunggu up, mampir yuk ke karya bestie ku