Beberapa orang tidak percaya adanya reinkarnasi. Tetapi inilah yang di alami seorang Angel Zhao. Bukan! lebih tepatnya perpindahan jiwa.
Angel Zhao mendapati dirinya bangun di tubuh wanita bernama Julia Brasco. Gadis polos dan lemah yang juga meninggal akibat kecelakaan. Gadis yang ada di mobil yang menjadi lawannya.
Angel dan Julia yang sama-sama menjadi korban keserakahan, sama-sama korban penghianatan, dan sama-sama menjadi korban penjebakan.
Angel yang bodoh dan naif membuat seluruh keluarganya menanggung penderitaan. Penyesalan yang begitu besar membuat Angel meminta pada yang kuasa untuk memberikannya kesempatan sekali lagi.
Angel yang menginginkan kehidupannya lagi, menempati tubuh Julia yang sudah menyerah dengan hidupnya sendiri.
Angel berusaha untuk memperbaiki hidupnya lewat tubuh Julia.
Dia akan melakukan semua, meski harus menjadi boneka dari pria kaya yang menjadi suami kontraknya. Pria inilah yang mengantarkan Angel kepada pembalasan dendamnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sanggar Indah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Tak Membutuhkanmu
Jordan mulai kesal menyadari tatapan mata orang-orang di sekitar, dan ia tahu kemana tatapan mereka tertuju. Ia tidak suka saat melihat orang-orang berhenti walau hanya sekedar melihat bahkan dengan sengaja mendengar percakapan mereka. Walaupun itu dilakukan tanpa disengaja karena interaksi antara dirinya dan Julia sangat menonjol sehingga menyita banyak perhatian orang-orang sekitar. Ia menjadi sangat risih melihat rasa penasaran orang-orang di sekitar. Kemudian Jordan menarik tangan Julia dan membawanya keluar dari depan kelas bisnis dan manajemen, lalu membawanya ke bagian koridor The Golden University yang terbilang sepi, menyisakan mereka berdua agar tak ada seorang pun yang melihat bahkan mendengar percakapan mereka.
Julia merasa kesal dan menghempaskan tangan Jordan. Dia mundur beberapa langkah berusaha menjauhi tubuh pria tersebut. Bahkan tanpa sadar dia mengelap tangannya yang sudah tersentuh oleh tangan Jordan. Setelah terlepas dari genggaman Jordan, dia melipatkan tangannya di depan dadda agar Jordan tak menarik kembali tangannya. Melihatnya kembali membuat ingatannya tentang pria ini terus berputar. Rasa jijik dan benci hadir begitu saja. Begitu semua potongan ingatan dari pemilik tubuh saling terhubung dan menmbuat sebuah kenyataan, dia hanya bisa tersenyum sinis karena merasakan hatinya sakit luar biasa.
"Julia, kau tahu, aku sangat bahagia melihatmu sehat kembali. Aku sangat sibuk sehingga tidak bisa mengunjungimu. Kau tak marah padaku kan?" tanya Jordan lembut dengan mata berbinar penuh kerinduan.
Mendengar itu Julia ingin tertawa. Julia yang seorang artis papan atas di kehidupannya dahulu merasa salut dengan akting pria ini. Jika posisi pria ini artis, pasti dia mendapatkan banyak penghargaan untuk aktingnya yang sangat bagus. Hati Julia dingin hingga terasa menikam seluruh perasaannya. Dia sadar pemilik tubuh ini adalah wanita bodoh, tapi dia tidak menyalahkan Julia yang asli sepenuhnya. Hanya saja pria di depannya ini begitu lihai bersandiwara. Dia seorang Angel, artis yang memiliki segudang prestasi, baginya sangat mudah menilai semuanya.
"Julia" panggil Jordan lembut saat menyadari tak ada respon dari Julia. "Apakah aku mengatakan sesuatu yang salah?" tanyanya hati-hati.
Julia tersenyum tipis, Sangat tipis hingga hampir tak terlihat. "kau sangat sibuk? Dan tak pernah sekalipun mengunjungiku?" sindir Julia.
Mendengar itu Jordan tersenyum manis, oh salah, tapi sok manis. Baginya sikap Julia adalah sebuah kemarahan yang manis. Dan dia hanya akan melakukan sedikit usaha untuk membuatnya bersemu merah.
"Oh manisnya... kau marah sayang? Aku tau bahwa kau pasti sangat merindukanku." ujar Jordan lembut. Tanpa aba-aba dia langsung memeluk Julia dan menghirup aroma yang tak ia kenali. Namun terasa lembut dan menyegarkan.
Terkejut, Julia tak menyangka Jordan akan memeluknya tiba-tiba. Kemudian dia berusaha melepaskan diri dari pelukan Jordan. Tawa ringan Julia menghiasi suasana canggung tersebut. "Jordan, aku tidak marah. Sama sekali tidak marah. Bahkan aku tidak begitu mengingatmu. Jadi terserah kau saja, kapanpun kau sempat kau bisa mengunjungiku kapan saja. oke..?"
Dan Jordan masih menganggap itu kemarahan kecil Julia. Kekasihnya ini hanya merajuk manja untuk mendapatkan perhatian yang lebih darinya. Dia sudah terbiasa mendapati sikap Julia seperti ini. "Sayang, aku mencintaimu. Perasaanku tak akan pernah berubah meski aku tak pernah mengunjungimu. Kaulah satu-satunya yang ada di sini, sambil menunjuk daddanya, dan aku selalu menantikan pertunangan kita.
"Julia memejamkan matanya, dan satu tangannya menutupi wajahnya. Oh tidak, ini terdengar sangat menjijikkan, rasanya dia ingin muntah. Tangannya mengepal, berasa ingin menampar pria di depannya.
"Mencintaku? kau bilang mencintaiku tapi tak pernah mengunjungiku. Ya tuhan Jordan.. Apakah kau benar-benar menganggap aku sebodoh keledai. Jordan...kau harus diberi pelajaran." batin Julia.
"Sayang.."
Panggil Jordan lagi. dia merasakan sikap Julia sangat aneh. Tapi dia berusaha mengabaikannya. Dia mencoba menepis perasaan tentang Julia yang tidak menganggap kata-katanya.
"Hentikan!!" hardik Julia muak.
Hal ini membuat perasaan Jordan makin merasakan keanehan Julia. Dia mengingat kembali, pagi ini dia telah menunggu Julia cukup lama. Keanehan sudah sangat terasa karena sejak Julia sadar dari komanya, dia tidak pernah menghubunginya sekali pun. Biasanya Julia akan selalu mengganggunya dengan telepon ringan yang sangat mengganggu.
Sejak kapan aroma sabun dan parfum Julia berubah lembut, dan menyegarkan. Dia jelas ingat dengan aroma Julia yang selalu menyengat hidung, yang bisa langsung tercium dari jarak seratus meter. Jadi dia akan selalu pusing setelah bertemu dengan Julia. Lalu kini penampilannya. Apa ini?!
Jordan menatap dan begitu memperhatikan Julia dari atas sampai bawah. Gadisnya selalu memakai pakaian yang sedikit jauh lebih tua untuk usianya. Dia mundur selangkah dan kembali menatap Julia sekali lagi. Dia melihat Julia memakai pakaian yang menonjolkan lekuk tubuhnya. Dia baru menyadari kalau tubuh kekasihnya sangat ramping dan mulus. Memiliki pinggang kecil yang selalu menjadi dambaan para wanita. Perut rata, yang apabila tangannya sedikit terangkat maka akan terlihat kulitnya yang putih dan mulus. Kekasihnya ini sedang berpenampilan modis dan sangat seksihhh.
Jordan makin tertegun dengan warna rambut Julia. Julia merubah warna rambutnya. Hal ini membuat wajahnya makin cerah dan berseri. Dan dia sekarang menyadari kenapa para pria menatapnya lapar. Itu karena gadis di depannya adalah pemandangan yang indah, yang sulit untuk dilewatkan.
"Julia, kau, kau, sejak kapan kau merubah gaya rambutmu? Dan pakaian ini, kau.."
"Hentikan." ucap Julia. Dia sudah muak terus menanggapi tingkah Jordan. Dia melihat Jordan dan mendengus. "Apa kau tak memiliki sesuatu hal untuk diucapkan? Kau benar-benar membuatku bosan."
Setelah mengatakan itu, Julia mencoba berlalu. Tapi tangan Jordan bergerak cepat untuk meraih tangan Julia. Jordan mencegah Julia pergi karena Jordan merasa makin ganjil dengan sikapnya. Gadis ini terlihat asing untuknya. Julia yang dia kenal selalu bersikap manis padanya. Julia begitu mencintainya sehingga tidak akan pernah terucapkan kata bosan saat mereka sedang bersama. Julia yang dia kenal, pasti sedang memeluknya dan mengucapkan kata rindu dengan rasa penuh cinta. Tak peduli walaupun Jordan selalu bersikap cuek dan akhirnya meninggalkannya sendiri.
"Julia, sayang.." panggil Jordan lembut. Matanya menatap dengan menyelidik. "Ada apa denganmu?" tanyanya heran dan penuh tanya.
"Ada apa denganku?" tanya Julia mengulang pertanyaan Jordan. Bibirnya melengkung tipis, dan menatap Jordan dengan dingin.
Hal itu membuat Jordan memicingkan matanya. Dia menatap lekat gadis yang ada di hadapannya. Dia memastikan kalau gadis di depannya adalah benar-benar Julia kekasihnya yang sebentar lagi menjadi tunangannya.
"Julia, apa aku melakukan kesalahan? tanyanya hati-hati.
"Julia memutar malas matanya. Bisakah laki-laki ini berpikir dulu sebelum bicara. Apa dia tidak malu mengatakan semua itu?
Apa kesalahanmu? kesalahanmu terlalu banyak sampai aku tidak sanggup menyebutkan satu persatu. kau berselingkuh dengan Janet, sepupuku dan berusaha mengambil asetku. Jerit Julia dalam hati.
Fakta bahwa Jordan tidak pernah ada saat Julia dirawat di rumah sakit adalah bukti tentang perasaannya dan kesetiaannya. Jika tubuh ini masih milik Julia yang asli, maka dia akan sangat tersanjung dan luluh oleh kata-kata yang pria ini ucapkan. Bahkan dia yakin, Julia yang asli akan berlari ke pelukannya dan mengatakan kata-kata rindu yang memuakkan.
"Beruntunglah, aku Angel Zhao." Batin Julia.
Yang tak bodoh dan naif dengan mendamba cinta palsu.
Jordan mendekat, mengikis jarak antar mereka. Namun Julia menjauh.
"Julia," Ia mengucap nama itu selembut mungkin. Berusaha bersikap baik dan melakukan semua dengan kelembutan agar keadaan tak lagi canggung. "Apa kau tahu, aku meninggalkan pekerjaanku untuk menemuimu saat ini. Aku ingin segera bertemu karena aku sangat merindukanmu. Aku ingin membahas rencana pertunangan kita lagi yang sempat gagal beberapa bulan yang lalu karena kecelakaan yang kau alami."
"Mendengar itu membuat Julia makin muak, dan rasa menggelitik aneh menyerang telinganya. "Jordan, cukup. Aku tak mau mendengar perkataanmu lagi! Hari ini adalah hari pertama aku kembali kuliah, jadi kau bisa pergi melanjutkan pekerjaanmu dan aku melanjutkan aktivitasku."
Julia berusaha menjauh dari Jordan dan akan kembali ke kelasnya namun Jordan kembali menarik tangannya.
"Julia, apa kau marah padaku. Apa kau benar-benar marah? Baiklah, aku minta maaf. Apapun yang kulakukan sehingga membuatmu marah, kumohon maafkanlah. Aku tau kau kecewa aku tak ada saat pertama kau bangun dari koma mu.
Julia menghela nafas, dan kembali melepaskan tangan Jordan. "Aku bangun beberapa hari yang lalu Jordan..".ucapnya lelah.
"Aku tau," jawab Jordan pelan melihat raut wajah Julia yang kecewa. "Dengar sayang, aku tidak bisa meninggalkan pekerjaanku saat itu. Ini juga untuk masa depan kita. Aku.."
Mendengar kata-kata Jordan membuat Julia ingin tertawa lepas. Hal itu sangat lucu baginya. Ingin rasanya menjerit dan menampar pria di hadapannya ini. Pria ini dengan mudahnya mengatakan bekerja untuk masa depan mereka. Masa depan seperti apa yang dia maksud. Bukankah semua telah usai? Julia yang sekarang sudah tak memiliki hati. Julia menaikkan alisnya sebelah dan akan bicara. Namun ketika dia mendengar suara dering telepon, dia mendesah pelan dan pasrah. Selanjutnya Jordan meraba sakunya dan menatap Julia memohon.
"Bolehkah aku mengangkat teleponnya sebentar sayang?" tanya Jordan dengan manis. Dia tak bisa membiarkan amarah Julia makin menjadi.
"Kau tidak perlu meminta ijin dariku." jawab Julia ketus.
Jordan mengangkat teleponnya sembari membelakangi tubuh Julia. Meninggalkan Julia sesaat dengan semua pemikirannya. Sedangkan Julia menggerutu dalam hati, apa pria ini sedang berusaha menarik perhatiannya dengan merayunya. Sebelumnya dia tidak pernah minta ijin bila akan melakukan sesuatu kepada julia yang asli. Terdengar manis namun entah mengapa bagi Julia saat ini, sangat menjijikkan. Julia hanya menatap bagian belakang Jordan dengan tatapan yang tidak bisa dilukiskan.
Jika dilihat dari masa lalunya sebagai Angel Zhao, dia tidak mengenali pria ini. Tapi karena memory yang ditinggalkan dalam tubuh Julia, membuatnya bersyukur karena tidak terbangun dalam tubuh asing tanpa sisa memory apapun.
"Apa!!!"
Jordan terdengar sangat marah sekaligus terkejut dengan informasi yang dia dapatkan, dan itu membuat Julia merasa kaget. Ia membalas tatapan Jordan saat Jordan berbicara pada seseorang di telepon sembari memandang Julia.
Jordan merasa kesal dan mendidih saat mendapatkan informasi tentang laporan pengeluaran keuangan tanpa sadar mencengkeram erat ponselnya dan mematikan secara sepihak tanpa melepaskan tatapannya pada Julia. Tangannya mengepal kuat hingga kukunya memutih dengan ponsel masih di genggamannya. Dia mendekati Julia dan semua kelembutannya langsung sirna.
"Aku minta kau jawab pertanyaanku sekarang! Aku mendapatkan laporan keuangan bahwa kau memakai uang perusahaan dalam jumlah yang sangat besar, untuk apa kau gunakan uang itu!" Jordan tidak bisa mengontrol emosinya lagi. Membuat Julia menarik satu sudut bibirnya.
belum sempat Julia jawab, Jordan sudah melanjutkan kata-katanya. "Aku juga mendengar kau mematahkan hidung Janet. Julia, kau benar-benar jahat! Bagaimana bisa kau lakukan semua itu?!"
Rentetan pertanyaan itu membuat Julia tertawa kecil. Kini selesai semuanya. Semua sandiwara manis yang Jordan mainkan telah usai. Dan kini Jordan yang ada di hadapannya adalah Jordan yang asli.
"kau mempertanyakan hal yang aku lakukan?" tanya Julia dingin. Kakinya mundur selangkah dengan tatapan penuh luka. "Jordan, apakah kau benar-benar ingin tahu saat menanyakan hal itu padaku?"
Jordan tak lagi memperhatikan mimik wajah Julia yang penuh luka. Saat ini pikirannya terfokus pada satu hal. "Kau, darimana kau dapatkan uang itu? Bagaimana kau--"
"Apakah kau berhak menanyakan hal itu padaku?" potong Julia dingin. Dia menatap jordan tanpa takut.
"Apa?" tanya Jordan tak percaya.
"Jordan, kau bukan siapa-siapa! Dan aku menggunakan uangku sendiri. Semua hal yang kau kelola adalah milikku! Apakah kau lupa pada kenyataan ini?"
Jordan terkejut dengan jawaban Julia. Dia tidak menyangka Julia mengingat semua ini. Dia tak pernah menyangka Julia makin berani dan tak menunjukkan rasa takut sama sekali.
"Lalu," ucap Julia tertahan sesaat. Dia memejamkan matanya pelan dan kembali menatap Jordan muak."...kenapa? Kenapa jika aku menyakiti Janet? Kau bahkan tak mempertanyakan hal yang terjadi padaku tapi mengklaim bahwa aku wanita jahat? Jordan...apakah kau benar-benar mencintaiku? Apakah kau benar-benar pernah memikirkanku?"
Hening. Untuk beberapa saat Jordan tak mampu bicara. Dia bahkan terkejut dengan riak emosi yang dia lihat pada diri Julia. Tatapan penuh luka dengan segala keraguan, sehingga mempertanyakan semua hal yang baru dia ucapkan. Lagi, kata-kata itu menghantam kepalanya.
"Apakah kau benar-benar mencintaiku? Apakah kau benar-benar pernah memikirkanku?"
Jordan tak bisa menjawabnya. Pertanyaan itu berkali-kali dia tanyakan pada dirinya sendiri. Namun nyatanya tak satu pun jawaban yang muncul untuk dia berikan pada Julia.
"Jordan, kita berakhir! Aku ingin kita berakhir.
Mata Jordan terbelalak saat Julia mengatakan bahwa semua berakhir. "Berakhir?" tanyanya tanpa sadar. Senyumnya terlukis jelas. "Julia, jangan main-main! Pesta pertunangan itu akan tetap terjadi. Aku akan menganggap tak pernah mendengar semua ini. Jadi bersikap baiklah selama aku masih mau menikahimu. jangan menangis karena sikap kasarku padamu. Dan kumohon, minta maaflah pada Janet. Segera!"
Julia tersenyum tipis. Dia mundur selangkah dan menatap Jordan dengan benci. "Jordan, kau terlalu menganggap tinggi dirimu. Lalu apa? Aku harus minta maaf pada Janet? Kenapa? Bahkan jika aku bersalah, aku tidak akan melakukannya. Kalian sama saja, sama-sama menjijikkan!"
Tangan jordan terangkat tanpa sadar. Tidak, dia tidak menyangka bahwa Julia akan berani menyulut emosinya. Namun sebelum tangannya turun, Julia telah mengatakan satu hal yang membuatnya tertegun.
"Jordan, sebagai pemilik perusahaan yang kau kendalikan, kau diberhentikan! Aku tak membutuhkan orang-orangan sepertimu!"
Rekomen banget buat jadi Bacaan yg menarik disimak 👍👍👍👍🤩🤩🤩🤩🤩
Sampah memang harus cepat disingkirkan ketempat nya 😏