"Cuma karna I-Phone, kamu sampai rela jual diri.?" Kalimat julid itu keluar dari mulut Xander dengan tatapan mengejek.
Serra memutar malas bola matanya. "Dengar ya Dok, teman Serra banyak yang menyerahkan keperawanannya secara cuma-cuma ke pacar mereka, tanpa imbalan. Masih mending Serra, di tukar sampa I-Phone mahal.!" Serunya membela diri.
Tawa Xander tidak bisa di tahan. Dia benar-benar di buat tertawa oleh remaja berusia 17 tahun setelah bertahun-tahun mengubur tawanya untuk orang lain, kecuali orang terdekatnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Serra melihat ponsel di tangannya yang berdering. Ada nama Tante Sila tertera di layar ponsel milik Serra, gadis itu menyeka air mata di pipinya sebelum menerima panggilan dari Sila.
"Serra, apa kamu masih di rumah majikan kamu.?" Nada bicara Sila terdengar cemas.
Serra mengatur nafas perlahan, dia berdehem pelan untuk menormalkan suaranya yang mungkin akan serak karna baru saja menangis.
"Serra sedang dijalan Tan, tapi manda minta Serra agar menginap di rumahnya. Papa sama Mamanya sedang keluar kota. Serra boleh tidur di rumah Manda Tan.?" Ujarnya dengan pandangan ke luar jendela. Saat ini Serra sedang berada di dalam taksi. Dia memutuskan pergi lagi setelah mobil mewah yang sempat terparkir di depan rumah pergi dari sana. Serra mendengar percakapan Tante Sila dan pemilik mobil mewah itu yang tak lain adalah Ayah kandungnya.
Serra butuh waktu untuk menenangkan diri. Itu sebabnya dia tidak masuk ke dalam rumah, justru memilih pergi lagi dan akan pura-pura tidak mengetahui apapun di depan Tante dan Omnya. Dia akan menyimpannya sendiri sampai Ayah kandungnya sendiri yang akan datang menemuinya.
Kenyataan ini memang mampu melukai hati Serra. Selama ini dia hanya tau jika kedua orang tuanya sudah meninggal, tapi faktanya dia memiliki Ayah kandung yang masih sehat, bahkan sangat kaya. Serra tidak tau kenapa keluarganya menyembunyikan fakta itu darinya, namun dia tidak akan kecewa pada mereka, sebab Serra yakin mereka punya alasan dibalik menyembunyikan identitas Ayah kandungnya. Terlebih Serra mendengar bagaimana sang Tante begitu emosi kecil bicara dengan dua orang itu. Seakan ada dendam dan sakit hati yang masih Tantenya simpan hingga detik ini.
Serra juga tidak akan menuntut penjelasan pada keluarganya, dia memilih menunggu sampai Tante dan Omnya sendiri yang bercerita lebih dulu.
...*****...
Serra sudah mendapat ijin dari Tantenya untuk menginap di rumah Manda, namun Serra tentu saja tidak benar-benar menginap di rumah Manda. Gadis dengan wajah sembab itu menghentikan langkah di depan pintu apartemen Xander. Serra memasukkan kode akses dan bisa membuka pintu itu dengan mudah. Xander tidak mengganti kodenya meski sudah berencana melarang Serra datang lagi ke apartemen.
'Dok, Serra ijin menginap di apartemen, cuma malam ini. Terimakasih.'
Serra baru mengirim pesan untuk meminta ijin setelah menjatuhkan tubuhnya di atas sofa ruang tamu. Dia meletakkan ponselnya sembarangan dan merebahkan tubuhnya di sofa panjang itu.
"Zayn.? Donor sumsum tulang belakang.? Sebenarnya Zayn itu siapa dan sakit apa sampai butuh donor dariku.?" Serra bertanya-tanya sendiri. Dia belum menemukan jawabannya. Sosok Zayn tidak disebutkan dengan jelas. Tapi Ayah kandungnya mengatakan jika Zayn juga keponakan Tante Sila.
"Tunggu.!! Apa aku dan Zayn saudara kembar.?!" Pekiknya setelah cukup lama berfikir dan mengingat kembali percakapan yang dia dengar di rumah Sila.
"Kata Tante, orang-orang itu mengambil Zayn dan membuat Mama meninggal. Mungkin benar aku terlahir kembar dan kami pisahkan." Serra bergumam lagi kemudian bergegas bangun. Dia kembali duduk di sofa dengan ponsel yang sudah berada ditangannya. Serra mencari tau penyakit apa yang membutuhkan donor sumsum tulang belakang.
Dia terkejut karna penyakit itu cukup mematikan. "Saudara kandung kemungkinan lebih cocok menjadi donor sumsum tulang belakang dibanding orang tuanya." Serra membaca pelan dan seksama tentang informasi yang dia dapatkan melalui internet.
Gadis itu tersenyum kecut. Pria tua itu pasti tidak memiliki kecocokan sumsum tulang belakang dengan Zayn, itu sebabnya dia yang dicari sebagai pendonor.
Serra kemudian beralih pada resiko orang yang mendonorkan sumsum tulang belakang. Disana tidak disebutkan resiko atau efek samping yang serius. Pendonor akan segera pulih dan bisa melakukan aktivitas seperti biasa kurang dari 10 hari setelah tindakan operasi.
Sumsum tulang belakang yang diambil akan terganti secara alami dalam kurun waktu 4 sampai 6 bulan pasca operasi. Tidak ada indikasi dapat membahayakan nyawa, namun di hati kecil Serra tidak ada niatan untuk berbagi sumsum tulang belakangnya meski pada saudara kandungnya sendiri.
"Kalian harus membayar mahal penderitaan ku dan Mama.!" Geramnya sakit hati.
Dia di telantarkan selama belasan tahun, tiba-tiba dicari karna membutuhkannya. Siapa yang tidak akan sakit hati.
...*****...
Xander tengah berdiri di balkon lantai 3 rumah orang tuanya. Dia menoleh ketika mendengar suara langkah kaki diiringi ketukan tongkat.
"Kakek sudah tua, kenapa suka sekali berkeliaran di dalam rumah. Setelah makan malam, harusnya langsung istirahat." Seloroh Xander.
Albert melempar tongkatnya ke arah Xander, tapi berhasil di tangkap dengan benar, jadi tidak melukai badannya.
"Semakin tua semakin pemarah." Cibir Xander.
Albert menggeram. "Dasar cucu durhaka.! Kamu pikir siapa yang selalu membuat Kakek marah-marah kalau bukan kamu dan Aron.!!" Omelnya kemudian merebut kasar tongkatnya dari tangan Xander.
Xander hanya terkekeh, dia kemudian membantu menuntun Kakeknya untuk duduk di kursi yang ada di balkon. Dua orang beda generasi itu duduk sebelahan dengan pandangan lurus ke depan, menatap bukit golf di belakang rumah yang tampak gelap dan rimbun.
"Kamu ingin cerita sendiri, atau Kakek yang akan cerita pada orang tuamu.!" Nada tenang itu terdengar seperti ancaman.
Xander menoleh, dia memperhatikan wajah Albert dari samping. Tatapan Albert masih lurus Ke depan.
"Cerita apa yang Kakek maksud.?" Xander menatap heran.
Albert menoleh sambil memutar malas bola matanya. "Serra bebas masuk ke apartemen mu, bagaimana bisa.?" Cecarnya.
Mata Xander langsung membulat sempurna, dia terkejut karna hal ini diketahui oleh Kakeknya.
"Kakek tau dari mana.?" Lirih Xander tanpa bisa mengelak. Kakeknya jelas sudah tau, jadi berbohong pun percuma. Sekarang Xander malah penasaran dari mana Kakeknya itu bisa tau kalau Serra bebas masuk ke apartemen miliknya. Bahkan saat ini Serra ada di sana. Xander tidak melarang ketika Serra meminta ijin untuk menginap semalam.
"Kakek sudah menduga kamu dan Serra ada sesuatu. Kalian terlihat terkejut saat bertemu di rumah ini tadi sore. Kamu tau kenapa Kakek melarang Aron mengantar Serra dan menyuruh kamu keluar mencari iga bakar.?" Ujar Albert.
"Kakek sengaja supaya aku yang mengantarkan Serra pulang.?" Tebak Xander tak percaya.
Albert mengangguk. "Kakek juga menyuruh orang untuk mengikuti kalian dan memata-matai Serra. Ternyata gadis itu malah pergi ke apartemen mu." Terang Albert.
Xander menelan ludah susah payah. Dia ketahuan memasukkan remaja ke apartemennya. Kakeknya pasti tidak akan tinggal diam setelah ini.
"Apa kamu sudah meniduri gadis itu.?!" Seru Albert.
Xander langsung menutup mulut Kakeknya. "Kakek, jangan keras-keras bicaranya.!" Pintanya dengan ekspresi takut.
"Aku nggak pernah meniduri Serra. Dia masih bersegel. Lagipula, aku mana berani merusak anak kecil seperti dia."
Albert menyingkirkan tangan Xander dan berdecak tidak percaya. "Kamu pikir Kakek mu ini orang bodoh.?! Kalian pasti sudah sering menginap bersama kan.? Mana mungkin kalian belum melakukannya."
Xander mendesah kasar, kakeknya memang tidak bodoh, tapi tidak tau saja kalau senjata milik Xander tidak bisa berfungsi.
"Kakek jangan membuat fitnah.! Satu lagi, jangan sampai ada yang tau soal ini. Kakek harus merahasiakannya dari siapapun." Pintanya.
Albert terkekeh. "Kakek nggak janji, kamu tau sendiri Kakek suka kelepasan." Ucapnya enteng. Xander melotot kesal.
"Lagipula untuk apa kalian punya hubungan diam-diam.? Kasihan Mama mu yang setiap hari pusing memikirkan jodohmu.! Lebih baik segera kenalkan Serra sebagai pacarmu, sebelum Serra dipaksa menikah dengan Aron. Adikmu terlihat tertarik dengan Serra." Ujar Albert kemudian beranjak duduknya, dia meninggalkan Xander yang masih duduk termenung di balkon.
mstinya lngsng d dor aja pas ktmu td,kn biar ga bs kbur.....tp yg nmanya pnjht,dia jg pst lcik lh....apa lg ada zayn,mngkn anknya bkln d jdiin sndera.....