I'M Your Wife

"uhuk...uhuk,Al jangan rokok dekat gue!" kesal Bita mengipas-ngipas asap yang mengenai wajahnya. Ia masih kesal dengan pria disampingnya yang sedang mengemudikan mobil itu,tetap tenang seolah tidak terjadi apa-apa setelah beberapa waktu yang lalu.

Alze berdecak pelan,mengacuhkan ocehan gadis disebelahnya. Ia melajukan mobilnya menuju suatu tempat.

Mata Bita membulat sempurna disaat mobil yang dinaikinya saat ini berhenti didepan rumahnya. Ia menoleh kearah Alze yang membuka seltbelt miliknya. Bita langsung menyusul keluar saat pria itu melangkah menuju rumahnya.

"eh Lo mau apa ke rumah gue?!" cercanya mencegah pria itu melangkah. Alze menatap kearah istrinya, "mana kunci rumah Lo?" tanyanya membuat Bita melotot.

"jangan bilang Lo mau tinggal disini?! nggak! nggak." tolaknya mentah-mentah. Enak saja,sudah membawanya kedalam masalah besar,pria itu malah seenaknya tinggal dirumah Bita,ini sungguh keterlaluan.

"gue suami Lo Bita. Jadi Lo harus nurut sama gue." ucapnya menekankan kata suami. Bita menggerutu kesal, "suami paksaan." ketusnya melangkah menuju pintu,hari ini adalah hari terburuk yang pernah ia alami selama hidupnya. Tidak terbayangkan jika kehidupannya menikah dengan pria seperti Alze. Bita mengambil kunci rumah yang ia sembunyikan dibalik karpet dan membuka pintu tersebut.

"kenapa Lo letak kunci disana?" tanya Alze heran. Bita melotot tajam kearahnya, "diem! Lo nggak usah banyak bicara. Gue lagi badmood." gerutunya menutup pintu keras tanpa membiarkan Alze masuk.

"sialan." umpat Alze hampir saja keningnya beradu pada pintu yang ditutup Bita secara keras. Ia menghela napas lalu melirik kearah ponselnya banyak panggilan masuk yang sengaja ia abaikan daritadi.

"apa?" tanyanya saat mengangkat telepon dari sahabatnya. Hazig berdecak kasar,saat akhirnya teleponnya diangkat oleh sahabat laknatnya itu.

"bagus Lo! udah lupa sama sahabat sendiri! sialan,Lo apa-apaan tadi Al?! gila banget yang Lo lakuin tadi." cerca Hazig masih tidak percaya dengan apa yang Alze lakukan tadi dipelaminan.

"huft,biar ajalah. Sekarang keadaan rumah gue gimana?"

"masih aman terkendali. Ck,parah Lo Al. Lo lagi ngeprank buat konten ya?" kesalnya lagi diseberang sana smabil mengamati disekitarnya.

"bodo amatlah. Yang penting gue udah nurutin apa yang mereka mau. Sudahlah,gue titip mereka ya Zig,gue mau nenangin diri dulu." ucapnya

"alah,mau nenangin diri atau ma—"

Tut...Tut. Alze sengaja mematikan teleponnya secara sepihak,ia merenggangkan ototnya memandang daerah sekitar rumah istrinya yang tampak gelap. "istri? rasanya gue mimpi udah punya istri." gumamnya berjalan mendekati mobilnya. Ia membuka jasnya dan melempar kedalam mobil setelah itu ia melirik kearah rumah istrinya yang masih tertutup rapat oleh pemiliknya.

"ya ampun,bagaimana bisa gue nikahi tuh anak. Terlalu nekat gue." gerutunya pelan,daripada ia harus bertahan diluar dengan cuaca dingin seperti ini,lebih baik ia bersemedi didalam mobil. Toh,ia juga tidak bisa kembali kerumah setelah diusir Haura.

***

Bita mengguyur tubuhnya sedikit lama,menenangkan kepalanya yang pusing tujuh keliling karena kesialannya bersangkut paut dengan Alze,suaminya. Bita ingin tertawa keras dengan nasib yang ia rasakan saat ini. "gila! gue udah nikah!"

"astaga bagaimana bisa ini semua terjadi dengan cepat?!" gerutunya terus mengguyur kepalanya. Gaun mahal sudah terlepas dari tubuhnya daritadi. Ia akan meminta kejelasan semua pada Anggi,komplotan dadakan Alze yang menyebabkan pernikahan ini lancar seperti sungai mengalir. Ketepatan waktu saat ijab Qabul dan kedatangan orang tua pria itu sungguh perfect timing. Diluar logikanya rencana pria itu sukses berhasil.

Namun,masih ada yang menjanggal dikepalanya, kenapa sekian banyak wanita yang hadir disana,kenapa dirinya yang dipilih?

"iya juga yaa...kenapa gue?" gumamnya sambil melirik wajahnya didepan cermin. "muka gue biasa aja,emangnya apa yang buat dia pilih gue?" gumamnya lagi.

"oh gue tau,tadi dia nyebutin hutang kan? tunggu...tunggu semakin mengganjal,apa jangan-jangan dia buat gue berhutang padanya supaya pernikahan ini terjadi?! wah sialan tuh orang!" kesalnya menggebu-gebu,ia pun mengambil tongkat bisbol milik peninggalan ayahnya dan berjalan tergesa-gesa keluar dari rumah.

Langkah kaki Bita semakin cepat mendekati pintu,ia pun menggedor kuat kaca mobil pria itu. "woi! buka!" cercanya menggedor kuat pintu itu. Namun,tidak ada kunjung jawaban,ditambah lagi mesin mobil hidup membuat Bita curiga sekaligus cemas.

"dia nggak bundir kan?" lirihnya mendekatkan wajahnya pada kaca mobil agar ia bisa melihat kedalam dengan jelas. Matanya membulat sempurna saat melihat Alze mimisan sambil terbaring dikursi penumpang. Tanpa basa-basi,Bita memukul kaca mobil tersebut sampai pecah.

"Alze! bangun!" sentaknya mengguncangkan tubuh pria itu,namun tidak ada reaksi membuatnya berdecak pelan. Beruntung,pria itu duduk dikursi penumpang membuatnya bisa mengemudikan mobil meskipun masih amatir. "huwaa gue udah lama banget nggak pernah bawa mobil." lirihnya saat sudah duduk dikursi kemudi menatap stir dan gigi mobil.

Bita menarik napas pelan,sambil berdoa didalam hatinya mengemudikan mobil dengan pelan menuju puskesmas terdekat. Sampai disana,ia membopong pria itu masuk kedalam puskesmas agar mendapatkan pertolongan medis.

Bita tampak cemas dan mondar-mandir didepan ruangan yang memeriksa keadaan Alze,sampai dokter keluar dan mengatakan jika pria itu mimisan karena terkena asap rokok yang cukup lama yang dapat menyebabkan dinding rongga hidungnya menjadi lebih tipis, akibatnya produksi lendir di dalam jadi berkurang. Ketika rongga hidung kering, ini yang bisa memicu perdarahan.

"baik dok,makasih banyak dok." ucap Bita,namun ia kembali menemui dokternya. "tapi dok,kenapa dia pingsan?"

"pingsan? dia tidak pingsan kok. Bahkan saat diperiksa tadi,dia sempat ngomong sama saya." jelas dokter itu langsung dianggukan Bita. "okee,terimakasih dok." ucapnya memaksa senyumnya. Ia mengumpat kesal pada suaminya dan langsung menemui pria sialan itu.

Bita berjalan mendekati Alze yang disampingnya ada suster. Matanya menyipit tajam betapa lambannya suster itu membereskan alat medisnya. Seolah-olah sengaja ingin berlama-lama dekat dengan suaminya.

Oh ya tuhan. Bita langsung menarik tangan Alze pergi dari sana cepat dan membayar pengobatan pria itu. Sedangkan Alze hanya diam membiarkan tangannya ditarik oleh istri barunya. Entah kenapa,melihat gadis itu cemberut membuat kesan imut dimatanya.

"gilaaa." ucapnya menggeleng-gelengkan keras. Bita membalik badan dengan tatapan menyerngit, "apanya yang gila?! Lo tuh yang gila!"

"udah ah,gue mau pulang!" kesalnya meninggalkan Alze yang masih berdiam diri ditempat. Alze langsung berlari menuju mobilnya dan terkejut melihat kondisi mobilnya sedikit mengenaskan.

"apa yang terjadi?! kenapa kaca mobil gue bisa pecah?!"

"tanya sendiri." ketusnya memasang seltbelt,tidak memperdulikan umpatan pria itu terlontar yang pasti untuknya. "Lo mau naik atau nggak?! gue tinggalin nih." gerutunya membuat Alze berdecak kasar dan duduk dikursi penumpang.

Sampai dirumah,pria itu berlari masuk kedalam rumah membuat Bita melotot tajam. "sumpah tuh orang ngeselin amat." kesalnya menyusul Alze.

"Lo emang parasit banget yaa Al,itu minum gue woi!!!" sentak Bita terkejut melihat pria itu seenaknya mengambil sirup yang tadi ia buat diteguk habis oleh suami laknatnya itu.

"dikasih hati minta jantung,gini amat jadi manusia. Arrrgh menyebalkan!!" gerutunya kesal sedangkan Alze cengegesan menatap istrinya.