Pernikahan Arika dan Arian adalah pernikahan yang di idam-idamkan sebagian pasangan.
Arika begitu diratukan oleh suaminya, begitupun dengan Arian mendapatkan seorang istri seperti Arika yang mengurusnya begitu baik.
Namun, apakah pernikahan mereka akan bertahan saat sahabat Arika masuk ke tengah-tengah pernikahan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon skyl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
~Part 10 ~Menikah lagi?~
Arian menarik tubuh Arika ke dalam pelukannya. Sedangkan Arika berusaha untuk tidak menangis.
"Maaf sayang, maafin mas."
Arika hanya berdehem saja, sebab tak mampu bicara. Jika saja bicara, semua air matanya akan keluar.
Arian melepaskan pelukannya dan menyuruh sang istri menangis. Air mata Arika pun sudah tak bisa di tahan dan mengalir membasahi pipinya.
"Mas aku ada salah? Kenapa kamu bentak aku?" tanya Arika.
"Enggak sayang, kamu gak ada salah. Maaf tadi mas lelah banget terus kelepasan bentak kamu, mas lagi banyak beban pikiran."
Arika menangis sesengukan, hatinya sesak banget pas di bentak oleh sang suami. Bagaimana ia tak merasa sakit, ia tidak pernah mendapatkan bentakan dan kali ini ia di bentak.
"Udah ya nangisnya." Arian menghapus air mata istrinya, ia menggendong wanita itu masuk ke dalam kamar.
Menidurkan Arika di ranjang dengan pelan, dan ia juga ikut naik ke atas ranjang.
"Jangan bentak aku lagi, aku takut."
"Ya maaf sayang, mas janji enggak bentak kamu lagi." Arian merasa menyesal telah membentak istrinya.
Baru di bentak saja wanita itu sudah menangis, bagaimana jika mengatahui rahasianya? Arian tidak bisa membayangkan sehancur apa istrinya.
"Janji, ya?"
"Iya sayang."
Arika mengduselkan wajahnya di dada lelaki tersebut.
"Aku mencintaimu." Arian mencium pucuk kepala istrinya.
Beberapa saat kemudian, dengkuran halus terdengar dan hembusan napas hangat Arika yang terasa di dada Arian.
Arian menatap ke bawah, ia mencium bibir istrinya lalu memperbaikin posisi tidurnya.
Ia turun dari ranjang, dan duduk berselesehan di lantai sambil mengenggam tangan istrinya.
"Maafin mas, sayang. Maafin mas." Arian menangis sejadi-jadinya seraya mengenggam erat tangan itu.
"Maaf mas mengkhianati pernikahan kita, mas minta maaf. Mas tau cepat lambatnya kamu akan mengatahui semuanya dan kamu akan meninggalkan mas. Mas enggak bisa Arika, mas enggak bisa tanpa kamu. Mas udah terlanjur cinta sama adik dari musuh bubuyutan ku sendiri."
Arian benar-benar sudah mencintai Arika begitu tulus. Namun, apakah adanya Ema membuatnya harus mengkhianati istrinya? Hanya karena ia tak ingin sang istri tahu apa niatnya dahulu sehingga ingin menikahinya.
Lelaki itu menghapus air matanya, dan beranjak dari lantai. Ia menuju balkon kamar mereka.
Angin sore menerpa wajahnya sehingga air matanya hampir kering.
Ponselnya berbunyi, sang oma menelpon. Walaupun malas untuk berbicara, Arian masih mengangkat telponnya.
"Asslamulaikum, oma? Ada apa."
"Walaikumsslam. Kamu di rumah?"
"Iya oma."
"Arika ada di dekatmu?" tanya wanita tua itu lagi.
"Arika tidur oma, Arian ada di balkon ini. Oma bisa ke intinya saja?"
"Baiklah oma akan mengatakan apa yang oma ingin sampaikan. Wanita yang akan kamu nikahi sudah ada, kamu mau tak mau, kamu harus menikahinya."
Arian memejamkan matanya, berusaha mengstabilkan suasana hatinya.
"Oma, oma benaran mau melalukan hal bodoh ini? Oma enggak bisa menunggu sebentar lagi? Beri waktu untuk kami berdua. Kata oma waktu kami sampe tiga bulan ke depankan? Ini belum cukup waktu yang oma tentukan. Dan bagaimana jika Arian yang bermasalah bukan Arika?"
Terdengar umpatan dari seberang sana, hal itu membuat Arian menghela napas panjang.
"Kamu sehat Arian, yang mandul itu Arika! Pokoknya kamu harus nikah lagi."
"Arian enggak mau oma! Dan jangan pernah oma mengatakan jika Arika mandul."
"Ikuti perintah oma, atau oma sendiri yang meminta kepada Arika? Oma yakin Arika akan setuju dengan ini."
"Tidak! Oma jangan pernah memberitahu apapun pada istrinya Ari, Ari mohon. Ari tak ingin dia sedih."
"Yaudah ikuti keinginan oma."
Lagi dan lagi Arian hanya mampu menghela napas berulang kali.
"Yaudah tapi ada syaratnya."
"Katakan."
"Setelah wanita itu hamil dan melahirkan anak yang akan oma jadikan pewaris bagi kepentingan oma sendiri. Arian akan menceraikannya, Ari menikah lagi cuma karena anak! Dan Ari mau pernikahan cuma dilakukan siri tanpa sepengatahuan siapapun kecuali oma, papa dan mama. Arika enggak boleh sampai tau."
Arian memejamkan matanya, ia tak bisa menahan air matanya. Ia benar-benar akan membuat istrinya pergi.
"Nice cucuku." Oma mematikan sambungan telpon mereka.
Arian terduduk, mengsandarkan kepalanya di dinding.
"Maafin mas, sayang." Arian berdiri dan mendekati ranjang.
Ia ikut naik ke atas tempat tidur. Memeluk erat badan Arika, semoga masih ada hari esok dan esoknya atau kalau bisa tak akan pernah ada hari di mana dirinya akan berpisah dengan sang istri.
"Kamu harus tau sayang, mas cinta banget sama kamu." Arian mencium pipi mulus Arika yang tidur begitu tenang.
Terlalu lama memandang wajah cantik istrinya membuat Arian ikut terbawa ke alam mimpi dengan posisi memeluk istrinya erat.
Sedangkan di lain sisi tepatnya oma Gema. Wanita tua itu kini berdebat dengan anak dan menantunya yang masih menantang keputusannya untuk menikahkan Arian lagi.
jangan sampe ya ansk2 Arka jatuh cinta ke ank Ema, kr mereka satunya cuma beda ibu/Cry//Cry/
hari ini juga dobel up, ya.
Arian memang oon dan tak punya hati
rasain, siapa anak yang dilahirkan Ema bukan anakmu. Ema dan Arian makin bagai neraka rumah tanggamu, ternyata Arika memiliki anak, tuduhan ibumu dan a jika dia mandul tak terbukti bahkan menganding anakmu Arian, selamat menikmati penderitaan yang kai ciptakan sendiri bersams Ema Arian.