Setelah lima tahun memendam rasa cinta pada pria yang berstatus sebagai mantan kekasih kakaknya akhirnya membuat Amara memberanikan diri untuk mengungkapkan rasa cintanya pada sosok pria dingin bernama Aga.
Jawaban berupa penolakan yang keluar dari mulut Aga yang hanya menganggapnya sebagai seorang adik tak membuat Amara gentar untuk mengejar cinta Aga. Amara yakin jika suatu saat nanti ia bisa menggantikan sosok Naina di hati Aga.
Hingga beberapa waktu berlalu, Amara yang sudah lelah mengejar cinta Aga pun akhirnya memilih berhenti dan melupakan cintanya pada Aga.
Namun hal tak terduga terjadi, sikap Amara yang tak lagi mengejar dirinya membuat Aga mulai resah terlebih saat mendengar kabar jika Amara menjalin hubungan dengan pria lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian Dari Keluarga Kita
"Sama Om aga saja Anty tuh. Mobil Papah dah dak muat kalau Anty masuk ini!" Celetuk Zeline saat Amara hendak masuk ke dalam mobil Daniel saat hendak pergi meninggalkan rumah Aga.
"Hei centil, berani sekali kau menyuruh Anty agar tidak masuk ke dalam mobil papahmu!" Jawab Amara seraya berkacak pinggang seperti yang Zeline lakukan saat ini.
"Dah ndak muat Anty. Banyak barang Om Aga sini. Anty sama Om Aga saja sana." Ucap Zeline lalu di akhiri dengan kedipan di sebelah matanya.
Amara mengerutkan dahi melihat kedipan di mata Zeline. Sesaat kemudian, Amara pun mengerti apa maksud dan tujuan keponakannya itu saat ini.
"Zeline benar, kau naik mobil Kak Aga saja. Kasihan Zel kesempitan jika kau naik mobil Kak Daniel juga." Agatha ikut menyahut dengan di akhiri kedipan mata seperti yang Zeline lakukan.
Pandangan Amara pun sontak beralih pada Aga. Pria itu nampak menatapnya dengan wajah datar.
"Kak Aga, Amara naik mobil Kakak saja ya." Ucap Agatha pada Aga.
"Baiklah, sekarang ayo masuk!" Ajak Aga pada Amara.
Amara bersorak kegirangan dalam hati mendengar jawaban dari Aga. Ia bagaikan sedang mendapatkan undian mobil mewah hanya karena Aga menyetujui dirinya untuk satu mobil dengan Aga.
Tidak ingin membuang kesempatan yang ada, Amara segera mengangguk lalu melangkah ke arah mobil Aga. Sebelum masuk ke dalam mobil, Amara menyempatkan lebih dulu menatap pada Agatha dan Zeline mengucapkan terima kasih lewat tatapan matanya.
"Dah beres itu Anty. Sekarang ayo kita masuk ke dalam mobil Anty Gatha!" Ajak Zeline pada Agatha.
Agatha mengangguk seraya tersenyum. Keduanya pun segera masuk ke dalam mobil masing-masing. Jika Zeline masuk ke dalam mobil Daniel, Agatha masuk ke dalam mobil Papa Andrew.
"Kalian membicarakan apa di luar tadi?" Tanya Papa Andrew pada Agatha.
"Tidak membicarakan apa-apa, Pah. Hanya meminta Amara untuk masuk ke mobil Kak Aga saja." Jawab Agatha.
Papa Andrew mengangguk lalu menghidupkan mesin mobilnya. Mobil Papa Andrew pun melaju setelah melihat mobil Daniel melaju lebih dulu.
"Pah, bagaimana pendapat Papa tentang Amara?" Tanya Agatha setelah mobil milik Papa Andrew melaju di jalan raya.
"Bagaimana apanya?" Tanya Papa Andrew balik.
"Tentang sikap Amara dan yang lainnya, Pah." Jawab Agatha.
Papa Andrew mencoba mencerna maksud pertanyaan putrinya saat ini. "Oh, menurut Papa, Amara itu anak yang baik dan ceria. Dia juga sopan dengan orang tua." Jawab Papa Andrew seadanya.
Agatha mengembangkan senyum mendengarnya. "Menurut Papa, apa Amara cocok jadi bagian dari keluarga kita, Pah?" Tanya Agatha.
"Maksudnya bagaimana. Cocok untuk kakakmu begitu?" Tanya Papa Andrew memastikan.
Agatha segera mengangguk sebagai jawaban. "Amara itu mencintai Kak Aga sebelum Kak Aga menjalin hubungan dengan Kak Nai, Pah. Dan sekarang Amara sedang berusaha mendapatkan cinta Kak Aga. Gatha harap Papa bisa merestui dan mendukung ya jika Amara menjadi bagian dari keluarga kita." Harap Agatha.
"Untuk itu kau tenang saja. Papa merestui dan mendukung sepenuhnya. Papa juga pasti senang jika Amara menjadi bagian dari keluarga kita. Namun di balik itu semua, kita tidak bisa memaksakan hati kakakmu untuk bisa menerima Amara. Biarkanlah kakakmu menentukan siapa jodohnya sendiri." Pesan Papa Andrew. Ia tidak ingin bersikap gegabah yang bisa membuat Aga menjadi tidak nyaman tinggal di rumahnya nantinya.
***
buat author semangat nulis nya
mentang2 kaya sama suami berani apalagi sana anak2nya
Gak benar tuh punya pandangan seperti mama Tyas
Tapi mamamu materialistis tuh gimana coba. .
Semangat untuk berjuang bersama Sisil
Tapi mama Tyas pasti heboh melarang cinta mereka