🌹NOVEL DENGAN 20 BAB TERBAIK VERSI EDITOR NOVELTOON🌹
SINOPSI
Sendu, seorang gadis desa yang nekat menginjakkan kaki ke ibu kota hanya untuk mencari sang calon suami yang tak kunjung kembali, padahal hari pernikahan mereka tinggal menghitung hari.
Bukannya bertemu dengan sang calon suaminya, Sendu justru di hadapkan kepada masalah yang menyeretnya masuk ke dalam gemerlapnya dunia malam.
"Cepat layani aku!" Ucap pria berbaju jas hitam itu.
"Tuan, saya bukan wanita penghibur... " Sendu menangis tersedu.
"Munafik! Kalau kamu bukan pelacur, lantas kenapa kamu bisa ada di sini?"
🍂🍂🍂🍂🍂
NOVEL : AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR
PENULIS : LV EDELWEISS
GENRE : CINTA PERNIKAHAN - NIKAH PAKSA
APP : @noveltoon_ind
NOTES : KARYA ASLI, DILARANG KERAS PLAGIAT ATAU MEMALSUKAN DENGAN SENGAJA. PENJARA DAN DENDA MILYARAN RUPIAH.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lv Edelweiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERKARA CEMBURU
Baca Bab ini paling pas sambil dengar lagu dari Andmesh - Anugrah Terindah
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Selesai mengganti pakaian, Sendu segera keluar dari ruang loker dan berjalan dengan cepat menuju pintu keluar. Bahkan saking terburu-buru, Sendu melewati Maria begitu saja. Gadis Indonesia Timur itu hanya bengong melihat Sendu berlalu begitu saja tanpa menyapanya. Padahal Maria baru saja hendak menawarkan tumpangan kepada Sendu.
Pintu kantor yang di desain otomatis pun langsung terbuka saat Sendu sudah berada di dekat benda yang terbuat seluruhnya dari kaca itu. Kemudian dia menuruni anak tangga dan matanya langsung menangkap Alex yang sedang berdiri di dekat mobil. Namun sendu mengacuhkannya terus berlalu begitu saja.
Alex ingin memanggil Sendu, namun masih terlalu banyak orang di sana. Dan juga Alex melihat jika Sendu sepertinya marah padanya. Sebenarnya apa yang Sendu pikirkan tadi saat melihat Gianna ? Apakah Sendu cemburu? Jika ia, tentu itu adalah kabar gembira bagi Alex.
Sendu langsung masuk ke dalam Bus begitu kendaraan besar itu berhenti di depan halte. Bus pun membawa Sendu membelah jalan raya kota yang penuh hiruk pikuk dan sesak kendaraan.
Lagi-lagi Sendu duduk di dekat jendela. Pandangannya melihat lurus ke arah luar bus. Memori otaknya tiba-tiba saja kembali ke beberapa waktu yang lalu. Dimana pada saat itu ia sedang berada di tengah-tengah padang ilalang yang sudah menguning. Seorang pria berdiri di dekatnya seraya menatap matanya. Sendu tersenyum lepas kalau itu.
Apakah kamu mau menikah dengan ku, Sendu...? - Ucap pria itu.
Kejadian itu terasa seperti baru kemarin terjadi. Sendu juga masih sangat mengingat saat-saat dimana ia melambaikan tangan pada pria itu, untuk melepasnya pergi bekerja ke ibu kota.
Pria itu berjanji jika ia akan kembali sebelum hari pernikahannya dengan Sendu. Yang membuat Sendu percaya dan merelakannya pergi.
Namun janji hanyalah tinggal janji. Hingga saat ini, pria yang memiliki nama Pandu Kusuma itu tak jua kembali kepada Sendu. Bahkan sampai kini Sendu telah menyandang status sebagai istri orang, Pandu tidak juga menemuinya atau sekedar memberinya kabar.
Apakah Kang Pandu sudah meninggal?
Atau dia sebenarnya sudah menikah dengan wanita lain?
Sendu menghela napas panjang. Entah dimana kiranya keberadaan Pandu, Sendu Ingin sekali mencarinya dan menemuinya. Setidaknya untuk sekedar meminta kejelasan tentang hubungan mereka.
Saat Sendu masih larut dalam lamunnya, ternyata bus sudah sampai di halte tujuannya. Namun Sendu tak beranjak dari duduknya. Sampai Bus kembali bergerak menuju halte berikutnya lagi barulah Sendu sadar. Dengan cepat dia meminta supir bus untuk berhenti.
"Pak... Pak... Berhenti pak... "
Sopir bus terpaksa menghentikan bus lagi. Sendu langsung turun dan melanjutkan berjalan kaki menuju kontrakannya. Sendu berjalan namun pandangannya seperti tak fokus pada apa yang ia lalui. Bahkan saat ia mulai masuk ke dalam gang kontrakannya.
Terus mengayunkan langkah kakinya meski terlihat seperti orang yang enggan melangkah. Sesekali dia menghela napas. Kemudian melihat ke langit. Ternyata ada banyak bintang. Kemudian senyum tipis barulah muncul di wajah jelitanya. Meski senyum itu tak bertahan lama sebab begitu dia kembali melihat ke arah depan, dia melihat para pemabuk miras oplosan yang tempo hari sempat mengganggunya.
Sendu menghentikan langkah kakinya. Dia mengamati ketiga pemuda pengangguran tersebut. Pemuda yang hanya menjadi beban negara karena tidak memiliki tujuan hidup yang jelas.
Saat Sendu menatap mereka bertiga dan mereka mengetahui keberadaan Sendu, ketiga pemuda itu justru memilih untuk pergi. Sendu mengerutkan dahinya. Aneh, padahal kemarin mereka begitu bernafsu ketika melihat Sendu, kenapa sekarang mereka melihat Sendu seperti melihat hantu.
Padahal Sendu tak tahu, jika mereka bertiga sudah mendapatkan titah dari sang pemilik kuasa di kantor Sendu untuk tidak lagi mengganggu istri sang CEO tersebut.
Kenapa mereka pergi? Aneh...
Sendu tak ambil pusing pada pemuda-pemuda urakan itu. Dia kembali melanjutkan perjalanannya. Kali ini dia berjalan dengan menundukkan kepalanya. Seperti orang yang baru di tolak lamaran kerjanya.
Sendu menunduk sampai dia berada di depan kontrakannya barulah ia mengangkat kepalanya. Namun betapa terkejutnya Sendu setelah ia mengangkat kepalanya. Alex sudah berdiri di depan kontrakannya.
Bagaimana bisa? Bukannya tadi pak Alex masih di kantor?
Alex menatap Sendu tanpa berkedip. Seperti biasa, setelan casual yang membuat Alex tampan dan begitu keren. Tetap dipadukan dengan topi bermerek dan jam tangan dari merek ternama richard mille yang seharga Lamborghini itu.
Sendu menghentikan langkah kakinya. Dia juga membalas tatapan Alex. Situasi itu berlangsung cukup lama. Hingga kemudian Alex melangkah mendekati Sendu. Tapi ternyata tidak hanya mendekati namun langsung memeluk gadis desa itu. Membuat Sendu terkejut dan bola matanya membesar.
Bagaimana tidak Sendu tersentak, ini di depan kontrakannya. Bagaimana jika ada orang yang melihat mereka? Orang pasti akan salah paham. Padahal yang memeluk Sendu adalah suami sahnya sendiri.
"Pak......" Sendu berusaha untuk melepaskan pelukan Alex.
Namun seperti tak mendengar kode yang Sendu beri, Alex tetap mengeratkan pelukannya. Masa bodoh orang mau berpikir apa pada mereka, yang jelas saat ini Alex hanya ingin membuat kesalahpahaman Sendu tadi hilang.
"Itu tadi kak Gianna. Kakak ku. Aku harap kamu nggak berpikir macam-macam ya."
"Kalau pun bukan, saya nggak masalah kok Pak. Itu hak bapak." Sendu masih berkata seolah dia tidak cemburu saat dia masih dalam pelukan Alex.
Alex tersenyum simpul. Dia lalu melepaskan perlahan pelukannya.
"Kamu cemburu?" Tanya Alex.
Dengan cepat Sendu menggelengkan kepala.
"Enggak kok pak. Saya nggak cemburu... " nada suara Sendu naik satu oktaf.
"Udah, kamu jangan mengelak lagi Sendu. Ekspresi dan gerak gerik mu tadi itu adalah perilaku orang cemburu. Kamu cemburu kan?" ulang Alex.
"Udah malam Pak, saya mau tidur.... " Sendu melangkah hendak membuka pintu kontrakannya. Namun lagi-lagi dengan cepat Alex menarik tangan Sendu.
Sendu langsung berbalik kembali melihat kepada Alex. Alex yang sedari tadi terus tersenyum melihat tingkah lucu Sendu pun semakin tergelak hingga gigi putih dan rapinya terlihat semua.
"Aku cuma mau kamu ngaku aja Sendu. Sekali aja... "
Sendu diam tak berkata sepatah kata pun. Namun matanya masih terus menatap Alex. Debar jantungnya dapat dia rasakan jika ritmenya naik dua kali lipat. Bahkan mungkin lebih dari itu. Apakah itu debaran cinta?
Ya Allah situasi macam apa ini?
"Please Sendu. Jujurlah untuk kali ini. Aku cuma mau tahu kebenarannya aja..."
"Kebenaran apa, Pak?"
"Kebenaran kalau kamu memang cemburu... "
"Menurut bapak? "
"Menurut saya, iya... "
"Ya udah... "
"Ya udah apa, Sendu? Jawaban kamu ambigu, Sendu."
"Ya udah, saya emang cemburu... Terus saya harus apa Pak?" Tanya Sendu dengan nada sedikit kesal.
Kini giliran Alex yang diam. Senyumnya semakin menjadi-jadi. Cukup kalimat itu saja sudah cukup membuat seorang Alex bahagia. Bagaimana lagi jika Sendu mengatakan hal yang lebih dari pada itu nanti? Mungkin dia akan mendaki gunung Everest kemudian meneriakkan nama Sendu setelah mencapai puncaknya.
"Kenapa Bapak yang diam sekarang?" Tanya Sendu lagi.
"Kamu nggak perlu melakukan apa-apa, Sendu. Kamu hanya perlu duduk manis saja biar aku yang melakukannya."
"Apa maksud pak Alex?"
Alex kemudian berjalan mundur dengan ekspresi wajah yang sangat bahagia. Tawa terus menghiasi wajah tampannya, yang membuat Sendu juga ikut tertawa tatkala melihat kegilaan Alex yang meloncat-loncat di depannya.
Cinta memang membuat orang menjadi gila, ya?
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Coba komen kapan pertama kali kamu merasa dicintai? 😄
JANGAN LUPA LIKE DAN SUBSCRIBE UNTUK TERUS BISA UPDATE SETIAP ADA NOVEL BARU DARI SAYA.
karena miras adalah Sumber dari segala kejahatan dan kemaksiatan....
padahal kau sdh hijrah lohh Lex!!!!
Semangat up Thor...💪💪💪