Semua telah terjadi, imanku rasanya telah kubuang jauh. Berganti Nafsu syahwat yang selama ini selalu kupendam dalam-dalam.
Apakah ini benar-benar keinginanku atau akibat dari sesuatu yang diminumkan paksa kepadaku oleh pria-pria itu tadi.
Aku tidak tahu dan tidak ingin tahu.
Satu yang pasti, aku semakin menikmati semua ini atas kesadaranku sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DityaR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tumpah Darah
Rupanya tidak buruk juga aku bisa bermastulvrbasi di luar rumah seperti ini. Bahkan perasaanku menjadi semakin bin4l saja saat melakukannya di luar. Perasaan was-was akan ketahuan orang justru membuatku semakin tertantang untuk melakukannya.
Sepertinya otakku memang sudah rusak.
Aku seolah tidak mengenal apa itu rasa malu.
Kumainkan alat kel4minku sambil duduk mengangk4ng di atas pekarangan di tengah hujan deras ini. Kusentuh ujungnya perlahan dan rasanya sungguh gila, aku bahkan mulai merasakan tubuhku bergetar. Semakin cepat aku mainkan bagian demi bagian pada kemalu4nku. Tiba-tiba tubuhku mengejan hebat. Sepertinya aku mencapai titik puncak kepuas4nku.
Mudah saja aku orgasm3 setelah menc4buli tubuhku sendiri di tengah hujan ini. Tubuhku tiba-tiba terasa lemas setelah tubuhku bergetar dan mengejan hebat tadi. Nafasku tersengal-sengal serta tubuhku ambruk rebahan di tengah hujan deras ini.
Aku sampai tidak sanggup menyentuh vagin4ku sendiri saat ini. Karena setelah aku mencapai orgasm3, area kemalu4nku menjadi amat sensitif dan mudah sekali bec3k dan rasanya seperti tersengat listrik saat disentuh.
Melihatku yang kelelahan dan tiduran di tengah hujan, Boss gang motor yang tidak kuketahui namanya itu kembali menarik tubuhku ke dalam.
Seluruh anggota gang motor seketika menoleh ke arah tubuhku yang telanj4ng bulat dalam kondisi basah kuyup setelah mandi hujan. Boss gang motor itu kemudian kembali menidvrkanku di meja tempat aku digilir tadi dan berjalan menuju ke arah anggotanya.
Aku hanya bisa pasrah menunggu apa yang akan dilakukannya kepadaku. Sepertinya aku akan disetubvhinya kembali.
Setelah beberapa saat, Si Boss itu mendekatiku sambil membawa sebotol mir4s.
“Buka mem3k lu,” ujarnya.
Aku pun menuruti dan membuka lebar-lebar liang peran4kanku itu hingga bagian dalamnya terlihat dengan kedua tanganku.
Sungguh sudah terlihat jelek sekali, lecek berkerut, dan lebar lub4ngnya. Padahal beberapa jam lalu, masih bersih terawat, harum, rapat dan per4wan.
Kemudian Si Boss mengguyur vagin4ku perlahan dengan mir4s yang dibawanya. Ia tumpahkan mir4s itu hingga jatuh membasahi kemalu4nku. Aku terkejut melihat ulahnya yang menyiram vagin4ku dengan sebotol mir4s. Kupandangi dengan heran mengapa harua disiram mir4s olehnya.
“Mem3k lu biar lebih terasa nikmat gue siram b1r,” ujar Si Boss seolah ia bisa membaca pikiranku yang kebingungan.
Ia terus menuangkan minuman haram itu ke kemalu4nku. Kubasuh perlahan dan kuratakan b1r yang ia tuangkan ke bagian dalam kemalu4nku. Tak lupa kubasahi bulunya dengan b1r yang diberikan si Boss agar lebih merata.
Tiba-tiba si boss langsung menyeruput vagin4ku dengan kuat. Ia sed*t kulit lab1aku dalam-dalam hingga terdengar bunyi seruputan yang begitu bec3k.
..."Slrpppppp slrpppppp"...
“Aaahhhhhh.. Masssss...” lenguhku kencang saat mulut si Boss sudah hinggap di kemalu4nku.
Aku begitu malu, saat lelaki yang tidak kukenal itu tanpa seijinku langsung mencicipi area suci itu. Tidak kusangka perbuatan yang awalnya terasa menjijikkan ini semakin lama semakin membuatku melayang. Sentuhan dan cium4n pada vagin4ku sukses membuatku bergetar hebat.
Kucengkeram rambut Si Boss dan sedikit kujambak, karena rasa geli yang teramat sangat menyerangku. Tidak kubayangkan sebelumnya aku akan dijil4ti seseorang seperti ini.
Aku terus menggeliat dan si Boss terus menjil4ti bagian dalam vagin4ku dengan lidah kasarnya tanpa rasa jijik. Bagian clitor1sku pun tak luput dari jilat4nnya hingga membuat tubuhku rasanya melayang keawang-awang.
“Sudah mas.... Disitu Kotorrr.. Aaaahhhh..." lenguhku sambil menggerakkan tubuhku ke kiri dan ke kanan menahan rasa geli yang ia berikan dengan lid4hnya.
“Mem3k bidadari surga kayak lu itu suci anj1rr.. Ngga kotor.. Ini malah sekarang becek.. Slurupppp.. Bidadari jal4ng,” kata si Boss dan membuatku sedikit malu mendengar “pujiannya”.
Setelah ia puas menciumi kemalu4nku, kulihat ia kembali menghunuskan batang pensilnya yang bertekstur kasar penuh urat itu ke arah vagin4ku.
Kubuka kaki ku lebar-lebar menunggu benda besar panjang itu memasuki tubuhku kembali untuk ketiga kalinya. Dalam sekali lesakan, kemalu4n si Boss perlahan mulai membelah jalan untuk anak-anakku kelak.
“Oooohhh...” kejutku saat kurasakan vagin4ku terbelah.
Meski sudah sering disetvbuhi olehnya, tetap saja batang pensilnya terasa ngilu saat masuk ke dalam.
Sepertinya ukurannya memang terlalu besar bagiku. Aku sampai meringis sambil memejamkan mata saat pensilnya terus ia dorong menuju bagian terdalam rah1mku.
“Anj1r masih sempit aja mem3k lu nj1rr... Aaaahhh..” kata Si Boss.
“Punya mas yang kebesaran... Aaahhh Sshhhhh...” kataku terus merintih.
“Bangk3 mem3k lu yang nikmat anj1r.” Si Boss semakin melesakkan pensilnya membabi buta ke dalam kemalu4nku.
Ia tersenyum melihat responku yang sudah begitu ikhlas ia setvbuhi. Kemudian ia kecup bib1rku dengan beringas, Sesekali ia lud4hi bib1rku sebelum dicivmnya kembali tanpa ampun.
Lumatannya begitu kasar, hingga membuatku kelabakan mengimbangi sedot4n ke bib1rku. Bib1rku terus ia lumat, ia lud4hi, dan ia s3dot kuat-kuat.
Cium4nnya kemudian turun ke leh3rku, ia kecup-kecup leherku penuh nafsv dan sesekali gigitan-gigitan kecil ia ratakan ke permukaan leh3rku.
Aku melenguh kecil menikmati gigitan nak4lnya. Kuangkat sedikit kepalaku agar ia lebih leluasa menggigiti leh3rku.
“Lama-lama gue bisa jatuh cinta sama lu,” ujar Si Boss mengejutkanku.
Aku hanya terdiam mencerna perkataannya. Lelaki yang tadi begitu kasar tiba-tiba bilang cinta kepadaku. Padahal ia tadi membiarkanku disetvbuhi oleh para anggotanya. Padahal ia tadi membiarkan vagin4ku di sembur sperm4 para anggotanya. Padahal ia tadi membiarkanku dikenc1ngi oleh para anggotanya.
Kini ia bilang cinta kepadaku.
Bagaimana bisa?
Apa yang terjadi?
Aku tidak tahu..
..."plok plok plok plok"...
Terdengar suara sod*kannya ke vagin4ku begitu cepat. Kemalu4nnya terus ia tumbukkan ke rah1mku hingga mentok menimbulkan suara basah yang terdengar berisik.
Lenguhan kami bersahut-sahutan terdengar, cium4n mesra kami juga terus terdengar cepok-cepok di sela suara ceplok-ceplok pers3ngg4maan kem4luan kami.
Kali ini ia mainkan put1nk susvku yang sudah gatal dari tadi. Rasanya luar biasa!
Lidah lelaki ini benar-benar mengobati rasa gatal yang menghinggapiku. Kulvman lid4hnya memainkan daging cokelat muda itu begitu membuatku keenakan.
“Aaahhh.. enak.. mas... Terusss... Terusss mas....” aku terus mendesah keenakan.
Aku kembali menggeliat, melayang menikmati permainan lid4hnya yang bergantian. Kurasakan Si Boss juga memberikan gigitan nakal ke put1nk susvku yang membuatnya semakin mancung mengeras akibat perbuatannya.
Sodokannya terasa semakin mantab menggesek kemalu4nku yang gatal. Tekstur berurat pada pensilnya benar-benar memanjakan dinding-dinding vagin4ku.
Sepertinya vagin4ku sudah beradaptasi dengan ukuran pensilnya yang besar. Aku sudah tidak merasakan rasa sakit, tetapi yang kurasakan hanya rasa nikmat memabvkkan yang tidak ingin kuakhiri.
Aku benar-benar terbuai disetvbuhi olehnya. Aku benar-benar menikmati dizin4hi olehnya.
“Aahhh.. Aahhh.. Aaahhh.. Aaahhh...” lenguhanku membuktikan itu semua.
“Gue hamilin lu ya...” ujar Si Boss sambil mempercepat gerakkannya.
“Iyaaaa.. Aaahhh.. Ahhhh.. Ahhhhh....” desahanku pun semakin kencang dan cepat seirama dengan tempo gerakkannya.
“Ya Tuhann.. Ini terlalu nikmat.. Hamba tidak sanggup dengan cobaanMu ini Tuhan.. Ini sangat enak....” ucapku dalam hati.
Kupeluk erat tubuh atletis si Boss seolah memohonnya agar tidak berhenti menyetvbuhiku. Pensilnya yang besar itu terus menggempurku dengan kecepatan tinggi.
Mulutku tak bisa berhenti mendesah karena memang ia menyetvbuhiku dengan penuh kenikmatan. Pertemuan kem4luan kami benar-benar melup4kanku tentang haramnya berzin4. Aku sudah tidak merasa diperkos4 saat ini, karena aku rela melakukannya dengan mereka.
"Inikah Ariefna yang sebenarnya? Ariefna yang seharusnya selalu taat pada agama dan melawan perzin4han, kini malah aku menikmati dizin4hi," pikirku dalam hati.
“Arrrgggghhh...” tiba-tiba pimpinan gang motor itu mengerang kencang.
Aku yang menyadari dirinya hendak klim4ks malah membuka lebar kakiku. Agar seluruh cairannya tepat mendarat pada rah1mku dan tidak ada yang meleset setetes pun. Kupersilakan sperm4nya muncrat di dalam rah1mku hingga tetes terakhir.
Pensilnya si Boss kedutan dan langsung menumpahkan lahar panasnya. Cairan itu langsung terasa sesak memenuhi rah1mku. Lengket, hangat, dan kental langsung kurasakan pada bagian terdalam vagin4ku.
Kupeluk erat tubuhnya agar ia semburkan seluruh isinya di dalam. Nafasku tersengal-sengal setelah itu, vagin4ku pun kedutan sepeninggal pensilnya yang sudah ia lepas. Terlihat l3ndir kentalnya sedikit tumpah keluar.
Sepertinya rahimku tidak mampu menampung semua lendir si Boss sehingga luber keluar.
“Gue cabut dulu ada urusan, kalian kalau mau boleh bebas sesukanya ke dia. Inget besok pagi motor ni cewek sudah harus jadi duit. Paham kalian!” ujar Si Boss sambil berpakaian kembali.
“Aseeekk.. siaapp pahamm boskkuu,” jawab para anggota gang motor, riuh.