Merebut Cinta Suamimu

Bibi Luna menatap pada Maya yang langsung tersenyum lebar. Mencoba mencari tahu apa yang disembunyikan oleh Maya. Selena sudah meninggalkan mereka berdua dengan membawa serta amarah dalam dirinya.

"Pakaian itu milik Amanda, kan?"

"Aaa..," Maya mengerjap sesaat dan tersenyum kaku. "Sepertinya bukan, Bilun. Amanda tidak mungkin bisa membeli gaun semahal itu."

Bibi Luna menutup matanya sebelum kembali melirik pada Maya. Ia juga bukan tidak merasa jika antara atasannya, Tuan Slade dan Amanda seperti ada sesuatu. Bahkan terakhir kali seingat bibi Luna, Tuan Slade khusus meminta Amanda yang mengantarkan kopi ke ruangannya saat bibi Luna lah yang membuat.

"Minta dia buang pakaian itu. Jangan mencoba menyulut api."

Maya hanya mengangguk dengan tatapan yang mengikuti kepergian bibi Luna dari sana. Maya memajukan bibirnya, memikirkan ulang nasehat yang bibi Luna berikan. Jangan mencoba menyulut api.

"Amanda bahkan sudah bermain dengan api yang mulai menyala, Bilun." Maya terkikik sendiri dan menutup mulutnya. Masih bisa Maya ingat bagaimana terbakarnya wajah Selena tadi. Wajah yang sangat mengerikan. Maya jadi penasaran, kelak seperti apa jika Selena mengetahui jika Amanda ternyata memiliki hubungan terlarang dengan suaminya. "Kau benar-benar menantang malaikat maut, Manda."

Maya menggeleng. Ia segera keluar dari ruang ganti office girl. Temannya itu sangat berani, dan entah mengapa Maya jadi ingin mendukung Amanda untuk bisa bersama dengan Tuan Slade. Maya mempercepat langkahnya untuk masuk ke dalam lift, ia menekan tombol yang akan membawanya ke lantai ruangan president. Ia harus mencari Amanda. Jangan sampai temannya itu tidak mengetahui apa-apa hingga berakhir dalam terkaman seorang Selena Carson.

Baru saja Maya melangkahkan kaki keluar dari dalam lift, netranya sudah langsung menemukan Amanda yang juga baru keluar dari ruangan president.

"Manda!" Maya semakin mempercepat langkahnya untuk mendekat pada Amanda. "Ada ledakan granat tadi..." ucap Maya menggantung. Ia menghentikan niatnya untuk mengatakan apa yang terjadi di ruang ganti office girl karena kini di belakang tubuh Amanda juga ada Tuan Slade dan Tuan Lucas yang baru saja keluar dari ruangan.

Maya dengan cepat menunduk hormat, merasa tidak nyaman karena sempat sedikit bersuara keras tadi. Setelahnya ia mengangkat wajah, namun tetap saja tak berani menatap langsung pada Tuan Slade hingga berakhir memperhatikan wajah Tuan Lucas.

Meski termasuk pria yang dingin, Tuan Lucas sedikit ramah dibandingkan pemilik perusahaan ini. Ia juga pria yang tampan. Maya jadi tersenyum sendiri, berani sekali ia membandingkan dua pria yang berkuasa di perusahaan tempatnya bekerja.

Amanda memperhatikan Maya yang tersenyum tidak jelas dengan tatapan yang tertuju pada Tuan Lucas, ia juga menoleh pada Reagan dan bisa melihat Lucas yang memperhatikan Maya dengan alis terangkat.

Amanda menarik napas, kenapa temanya bersikap aneh. Amanda menyikut lengan Maya, membuat Maya seketika sadar dan balas menatap Amanda. Maya akhirnya kembali mengingat tujuan awalnya datang ke lantai ini, ia langsung menggamit lengan Amanda.

"Maaf Tuan Slade, ada kejadian urgent. Saya perlu meminjam kekasih Anda sebentar." Maya menunduk hormat dan setelahnya sudah langsung membawa Amanda pergi meninggalkan dua pria tampan yang kini terdiam.

Reagan masih berdiri diam dengan ekspresi datar yang memang selalu bertahan di wajah pria itu. Namun sebenarnya ia sempat tersenyum tipis, tanpa ada yang menyadarinya. Berbeda jauh dengan Lucas yang sudah terperangah dengan apa yang baru saja dilakukan oleh office girl tadi.

"Apa yang dia katakan barusan?" tanya Lucas tak percaya.

"Dia baru saja meminta izin untuk meminjam kekasihku." Reagan berdecih. "Jika dia pria, aku sudah pasti akan langsung menghajarnya."

Lucas langsung menatap sahabatnya yang juga kini menatapnya dengan wajah yang datar.

"Sepertinya teman Amanda menyukai mu," lanjut Reagan lagi. "Ia memperhatikan mu seperti Amanda memperhatikanku."

"Kau sudah tidak waras."

Reagan tak bisa menahan tawanya lagi saat melihat ekspresi Lucas. Ia mulai melangkah menuju lift dan juga segera disusul oleh Lucas.

"Office girl tadi mengetahui hubunganmu, Rey?"

"Seperti mu."

Lucas menekan tombol lift dan setelahnya menoleh pada Reagan yang berdiri di sampingnya.

"Kau semakin menempatkan Amanda dalam bahaya, kau sadar itu, kan Rey?" Lucas terlihat protes. Ia masuk ke dalam lift setelah Reagan yang lebih dulu. Jika office girl teman Amanda tadi saja dengan mudah mengetahui hubungan Reagan, Lucas khawatir karyawan yang lain juga akan mengetahuinya. Akan membuat Amanda semakin berada dalam masalah.

"Minta beberapa orang untuk selalu menjaga Amanda tanpa mengganggu dirinya."

Lucas menghela napas. Reagan tetap dengan keputusannya untuk mempertahankan Amanda.

"Aku akan menyelesaikan semuanya dengan cepat dan menikahinya, Luc."

Lucas tak dapat lagi berkata. Ia akan melakukan seperti apa yang telah Reagan pinta. Memberikan perlindungan pada Amanda tanpa sepengetahuan wanita itu.

*

*

*

"Ada apa, May? Kenapa kau membawaku ke sini?"

Amanda semakin heran dengan sikap Maya. Temannya itu jauh-jauh membawa dirinya ke gudang penyimpanan barang perusahaan.

"Karena hanya ruangan ini yang sepi, tak memiliki mata dan telinga," ucap Maya tapi netranya tetap memperhatikan sekitar. Maya begitu mawas diri. "Kau tahu apa yang tadi terjadi di ruang ganti para office girl." Wajah Maya begitu serius. Ruangan ini sepi, tapi Maya tetap membuka suaranya dengan berbisik pada Amanda.

Amanda menggeleng pada Maya.

"Kunti itu menemukan gaun mu yang kau gunakan saat berkencan dengan Tuan Slade."

Amanda terkejut. Ia mengerti yang Maya maksud sebagai kunti adalah Selena.

"Bagaimana bisa?"

"Awalnya aku juga tidak tahu. Dia tiba-tiba saja berteriak kencang dengan robekan gaun di tangannya. Ia mencari pemilik gaun itu dan menanyakan pemilik loker tersebut pada bibi Luna."

"Dan dia mengetahuinya?"

Maya menggeleng seraya tersenyum jumawa. Membuat Amanda mengerutkan keningnya.

"Tidak semudah itu," ucap Maya dengan lagi-lagi terkikik. Ia terus mengingat wajah Selena yang memerah menahan amarah. "Aku mengakui loker itu adalah milikku dan mengatakan jika gaun itu aku temukan di toilet karyawan saat sedang bertugas."

"Selena tidak mungkin langsung percaya," ucap Amanda dan dibalas anggukan oleh Maya.

"Kau harus berhati-hati, Amanda. Kunti itu pasti akan mengobrak-abrik perusahaan ini termasuk akses cctv."

Amanda terdiam. Hubungannya dengan Reagan memang takkan selamanya bisa ditutupi, terutama dari Selena yang berstatus sebagai istri Reagan kini sudah mulai curiga.

"Aku akan menghadapinya," ucap Amanda yakin. Ia harus melindungi dirinya sendiri mulai saat ini terutama dari wanita berbisa itu.

Mengenal Selena sedari lama membuat Amanda sangat tahu bagaimana watak wanita itu. Selena adalah wanita yang menggebu, selain ucapannya yang selalu kasar, wanita itu juga bisa bersikap bar-bar dan sedikit bodoh. Amanda kini takkan lagi diam seperti setiap kali Selena menghinanya.