Warning!!!
ini hanya sebuah cerita kayalan belaka, bukan area bocil, jika tidak suka silahkan skip.
Tolong juga hargai karya ini dengan memberikan LIKE untuk mengapresiasi karya ini, VOTE atau GIFT sangat berharga buat kami para penulis, terima kasih sebelumnya.
-------
Berkali-kali mengalami kegagalan dalam pernikahan membuat seorang janda muda yang umurnya belum genap 24 tahun nan cantik jelita bernama Sisilia Aramita memutuskan untuk tidak akan menikah lagi seumur hidupnya. Meskipun statusnya janda namun ia masih tatap perawan.
Ia sudah bertekat, jika menemukan pria yang menurutnya tepat ia akan menyerahkan dirinya pada orang itu dan hanya akan menjalani hubungan tanpa ikatan pernikahan.
Hingga ia bertemu dengan seorang pengusaha tampan bernama Jackson Duran, yang membuat dunianya jungkir balik.
Apakah Jackson bisa merubah pendirian Sisilia untuk mau menikah kembali ataukah ia akan gagal mendapatkan cinta Sisilia.
Yuk simak bagaimana kisah mereka berdua...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nona manis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku tak ingin menikah lagi
Mumpung hari Senin boleh dong Nona minta votenya 😊😊😊
Dan jangan lupa yang belum subscribe, pencet tombol subscribe dulu ya...lalu pencet like, trus jangan lupa komen ya bestie... Nona juga masih menunggu kiriman bunga dan kopi ya. Terima kasih sekebon bestie, happy reading...
......................
Mereka berdua telah kembali ke apartemen, waktu sudah menunjukkan pukul empat sore. Nadia langsung masuk ke kamarnya sedangkan Sisil langsung ke dapur, ia mengecek bahan-bahan makanan yang bisa ia olah untuk makan malam.
Sisil pun mengeluarkan bahan-bahan dari kulkas, kemudian meraciknya. Setelah selesai, ia pun membersihkan diri terlebih dahulu sebelum memasak untuk makan malam.
Makan malam pun telah siap, Nadia sudah duduk di meja makan dengan mata berbinar menatap hasil masakan Sisil. Nadia pun mengisi piringnya dengan makanan yang dimasak oleh Sisil.
"hmm....Sil..." ucap Nadia sambil memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Sisil menatap Nadia yang terlihat asyik mengunyah.
"apa rencana kamu selanjutnya?"
"maksud kamu Nad?"
"hidup kamu setelah ini...."
Sisil meletakkan sendok dan garpunya, kemudian ia meneguk air putih.
"aku hanya ingin mengejar cita-citaku Nad...aku ingin menjadi wanita karir yang sukses" ucap Sisil sambil memperhatikan sahabatnya itu
"tapi jangan jadi Sisil yang sombong ya...aku nggak mau kamu berubah...aku ingin kamu tetap seperti Sisil yang aku kenal" ucap Nadia sambil menambahkan nasi di piringnya
"iya...iya Nad...kamu tenang saja..." Sisil terkekeh
"jika suatu saat kamu bertemu cowok yang benar-benar baik dan mau menerima kamu apa adanya bagaimana Sil?" tanya Nadia hati-hati, Nadia ingin tahu apa yang akan Sisil lakukan. Tak bisa dipungkiri jika Sisil adalah dambaan setiap pria.
Tak akan ada pria yang tak tertarik dengan Sisil, wajah cantik, kulit putih hidunh mancung bibir tipis, dengan bentuk tubuh yang ideal. Tadi saja waktu mereka berdua berjalan-jalan banyak mata yang menatap ke arah Sisil.
"entahlah Nad...yang jelas aku tak ingin menikah lagi.." jawab Sisil tatapannya terlihat kosong
"kamu yakin Sil, jika orang itu bisa membuatmu jatuh cinta kembali bagaimana? Apakah kamu tak ingin memiliki sebuah keluarga yang harmonis dan bahagia?" Nadia sengaja menanyakan itu, karena ia ingin membantu Sisil menyembuhkan lukanya, namun belum terpkirkan bagaimana caranya.
"aku tidak tahu apa yang akan terjadi di masa yang akan datang Nad, hanya saja aku trauma dengan pernikahan, mungkin jika ada pria seperti yang kamu maksud, aku akan mempertimbangkannya kembali, entahlah yang jelas saat ini aku tidak ingin terikat dengan siapapun"
"maksudmu kamu berniat menjalani hubungan tanpa status begitu Sil?"
"mungkin" Sisil mengedikkan bahunya
Mereka berdua pun melanjutkan makan malam mereka. Setelah makan malam selesai Sisil membersihkan peralatan dan juga membersihkan meja makan.
Sisil bergabung bersama Nadi yang sedang menonton televisi dengan membawa laptopnya.
"kamu mau apa Sil?"
"ini mau membuat suarat pengunduran diriku dan juga membuat lamaran kerja"
"terus surat pengunduran dirimu kamu kirim begitu? Nanti yang ada keberadaan kamu terlacak" ucap Nadia
"tenang saja...aku sudah memikirkan semuanya Nadia sayang..." ucap Sisil sambil mencubit hidung Nadia.
Sisil pun mulai membuat surat pengunduran dirinya untuk hotel Anggrek setelah itu ia membuat surat lamaran untuk melamar di cafe Starbass.
Setelah semua selesai, ia mencetak surat-surat tersebut di meja kerja milik Nadia. Sisil mengambil ponselnya, mau tidak mau ia harus menghubungi mamanya Alan, karena ia hanya mempercayai orang tua Alan, selama ini mereka berdua yang telah banya membantu dirinya.
Tutt...tutt....tutt...
^^^"halo...selamat malam..." ucap seorang wanita di seberang sana^^^
"halo ma...ini Sisil...mama sedang ada dimana?"
^^^"Sisil...mamanya di rumah sayang...bagaimana keadaan kamu? Sekarang kamu ada dimana?"^^^
"Sisil baik ma...sekarang Sisil berada jauh dari kota kelahiran Sisil ma" Sisil tak kuasa membendung air matanya, suara mamanya Alan yang lembut selalu mengingatkan dirinya akan Alan yang bersikap lembut padanya
^^^"syukurlah kalau kamu baik-baik saja....nomormu ganti Sil?"^^^
"iya ma...dan tolong jangan beritahu siapapun jika Sisil menelpon mama" air mata Sisil mengalir di pipinya
^^^"kamu tenang saja Sil...mama tak akan menceritakan pada siapapun, mama takut Hendra akan tahu keberadaan kamu"^^^
"iya ma...terima kasih..."
Hening....Sisil mencoba menguasai dirinya ia tak mau suaranya yangs sedang menangis terdengar oleh mamanya Alan
"ma..."
^^^"iya Sil...kamu baik-baik saja kan?"^^^
"iya ma...Sisil baik-baik saja mama tak perlu kawatir"
^^^"mama harap kamu bahagia ya nak...mama hanya bisa berdoa untuk kebahagiaan kamu" mamanya Alan terisak di seberang sana^^^
"iya ma terima kasih...maaf Sisil tidak berpamitan pada mama dan papa"
^^^"yang penting kamu bisa bahagia Sil..."^^^
"ma...bisakah Sisil minta tolong?"
^^^"apa Sil...?"^^^
"Sisil akan mengirimkan surat pengunduran diri Sisil, tolong mama kirimkan ke hotel Anggrek ya ma, Sisil tak ingin berhubungan denga hotel Anggrek lagi"
^^^"iya Sil...pasti mama akan mengirimkannya..."^^^
"terima kasih ma...maaf Sisil selalu merepotkan mama dan papa"
^^^"kamu sudah kami anggap sebagai anak kami sendiri Sil...jadi jangan pernah berkata seperti itu, mama hanyaa ingin kamu membuka lembaran baru, kejar cita-citamu, bukalah hatimu untuk orang yang berhasil mengetuk pintu hatimu" mamanya Alan masih terisak^^^
"iya ma...sudah dulu ya ma...Sisil mau tidur, mama jaga kesehatan ya..."
^^^"iya sayang...jaga diri baik-baik"^^^
Setelah menutup sambungan telepon, tangis Sisil pecah, ia kembali lagi teringat Alan yang begitu baik padanya, bahkan mama dan papa Alan tak menyalahkan Sisil atas kematian anaknya.
Sudah satu tahun berlalu, sejak peristiwa kecelakaan itu, namun Sisil masih belum bisa melupakan semuanya. Tak ada yang sebaik Alandan keluarganya. Meskipun Arman juga baik namun keluarganya tekah menyakiti hatinya. Entah Sisil punya salah apa pada mereka sehingga mereka begitu membencinya.