Kehidupan Weni semakin memburuk semenjak dia menikah dengan Aldi Wijaya. Weni mengira dia akan bahagia dengan pernikahan nya dengan Aldi, tetapi semua nya salah.
Hingga Weni memutuskan untuk pergi karena sudah lelah dengan semua nya.
"Maaf aku menyerah, dan aku akan pergi sesuai keinginan kamu"
Weni Widjadja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hnislstiwti., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malam Pertama
Weni dan Angga memilih untuk bersantai di ruang keluarga, mereka menonton televisi dan berbincang.
Angga selalu saja menempel pada Weni saat seperti ini, bahkan ia akan sulit jauh dari Weni.
"Mas, apa aku boleh bekerja?" tanya Weni.
"Boleh, tapi kalau sudah punya Baby tidak boleh ya. Untuk masalah perusahaan Ayah Cokro, biar aku dan Paman Herman yang handel. Kamu sesekali saja kesana dan tetap bekerja di rumah" jawab Angga tegas.
"Oke, Terimakasih ya" ucap Weni tersenyum.
"Iyaa, tapi jangan terlalu lelah" ucap Angga dengan tegas.
"Iyaaa Mas-ku" balas Weni sambil mengusap lembut pipi Angga.
"Ayo makan malam dulu" ajak Angga beranjak dari tidurannya.
"Hemmmm, ayo" balas Weni.
Weni menyiapkan makanan untuk Angga, setelah itu mereka duduk bersama dan makan malam.
"Ini masakan buatan Bi Atin ya, enak sekali" goda Angga dengan tersenyum.
"Mas, ini itu buatan aku ya" kesal Weni.
"Ohh kirain buatan Bi Atin, sayang" ucap Angga terkekeh.
"Ck, kau ini Mas" balas Weni mencebikan bibir nya.
Angga terkekeh dan mengusap lembut pipi Weni, ia senang sekali melihat wajah kesal sang istri.
Setelah selesai makan malam, Weni dan Angga memilih langsung masuk ke kamar nya.
Mereka memang selalu mengobrol dan menceritakan kesehariannya masing-masing.
Seperti saat ini, Weni dan Angga duduk berdampingan di atas ranjang.
"Bagaimana hari ini? Apa ada masalah?" tanya Angga lembut.
"Tidak ada, hanya ada beberapa tugas yang harus aku selesaikan besok. Aku akan segera menyelesaikan pendidikan ku dan membantu Paman di perusahaan" jawab Weni antusias.
Dia lalu menceritakan bagaimana keseharian nya di kampus, bahkan ia juga menceritakan bahwa diri nya akan dengan cepat menyelesaikan kuliah nya.
"Jangan terlalu lelah dan di paksakan, aku takut kamu nanti sakit, hmm" ucap Angga lembut.
"Aku akan sehat selalu, karena aku punya Dokter yang selalu mengingatkan aku kapan harus makan, istirahat yang cukup dan yang lainnya" balas Weni dengan wajah berbinar.
Lalu tanpa permisi Weni langsung memeluk Angga dengan hangat.
"Kamu adalah Suami, sahabat, Dokter dan juga jam pengingat ku. Kamu adalah segala nya untukku" ucap Weni dengan bangga.
"Kamu juga adalah hidup ku" balas Angga memeluk Weni balik.
"Aku bangga punya Istri seperti kamu, sudah cantik, pintar, hebat, tangguh lagi" ucap Angga tersenyum.
"Ahhh aku jadi malu" balas Weni dengan tawa yang sangat renyah.
Lalu pandangan mata mereka bertemu, dengan lembut Angga mengusap pipi Weni.
Weni hanya diam dengan jantung yang sudah berdegup kencang. Bahkan ia sudah merasa panas di kamar tersebut.
Perlahan Angga mengecup kening, turun ke mata , pipi dan yang terakhir ke bibir Weni.
Mereka berc**man dengan sangat lembut, Angga dan Weni pemula yang hanya mengikuti insting saja.
Lama kelamaan c**man tersebut berubah menjadi panas dan menuntut.
Angga merebahkan tubuh Weni dengan lembut, lalu ia memulai semua nya dengan mengikuti naluri kelelakian nya.
Hingga akhir nya, malam yang tertunda selama 1 bulan pun terlewat dengan sangat berkesan dan menjadi candu bagi Angga.
Entah sadar atau tidak, mereka melakukan nya hingga berkali-kali dan membuat Weni lelah.
"Terimakasih" ucap Angga setelah selesai ritual malam mereka.
Weni hanya menganggukan kepala dan tersenyum.
Lalu Angga merebahkan tubuh nya di samping Weni, mereka tidur terlelap dengan rasa bahagia, lelah dan tersenyum tercetak jelas di wajah nya
Angga memeluk tubuh Weni dengan hangat, ia bahkan menjadikan tangannya untuk menjadi bantal bagi Weni.
Mereka terlelap dengan saling memeluk dan menghangatkan tubuh nya masing-masing.
***
Matahari sudah menampakan cahaya nya, bahkan hari sudah beranjak siang.
Sebagian orang sudah menikmati Weekend dengan pasangan, keluarga dan yang lainnya.
Begitu juga di mansion utama, semua orang sudah hadir dan berkumpul, hanya tinggal pasangan pasutri yang belum menampakan batang hidung nya.
"Apa mereka tidak akan kesini, ya" ucap Hana dengan melihat kembali keluar.
"Iyaa, kemana mereka ini, biasanya mereka sudah datang lebih dulu" gerutu Mom Yunita.
"Telpon saja, Mom" ucap Dadd Paris.
"Sudah Dadd, tapi tidak di angkat" balas Mom Yunita.
"Coba telepon ke mansion nya saja" usul Paman Herman.
"Yasudah sebentar" ucap Mom Yunita.
Lalu Mom Yunita menelpon ke nomor Rumah, tetapi hanya Bi Atin yang menjawab.
"Kata Bi Atin mereka belum keluar kamar sejak tadi pagi, bahkan saat di ketuk pintu nya tidak ada yang menyahut" ucap Mom dengan wajah khawatir.
"Apa mereka masih tidur" ucap Zidan dengan wajah heran.
"Ahh masa iyaa sih kalau masih tidur" timpal Amar.
"Yaudah biarkan saja dulu, mungkin memang mereka masih tidur. Ayo kita mulai saja acara bakar-bakar kita" ucap Dadd Paris dengan beranjak dari ruang tamu.
Mereka mengikuti Dadd Paris dengan wajah bingung dan heran nya. Tetapi mereka tak ambil pusing dan memilih membantu Dadd Paris.
"Ayo Mom, mungkin kata Daddy benar bahwa Mbak Weni masih tidur" ajak Hana dengan lembut.
"Masa iya sih, biasa nya kan Weni suka bangun pagi" gumam Mom Yunita dengan bingung.
Lalu mereka memulai acara weekend nya tanpa kehadiran Weni dan Angga.
Bahkan mereka menikmati nya , karena mereka tahu bahwa Angga dan Weni akan baik-baik saja.
Sedangkan pasangan pasutri tersebut, sedang terlelap dengan saling peluk.
Hingga Angga mengerjapkan mata nya karena ada panggilan masuk.
"Emm Mommy" gumam Angga
"Ada apa, Mom?" tanya Angga dengan suara khas bangun tidur.
"Ya ampun kamu kemana saja Angga, kenapa tidak datang ke mansion? Dan apakah benar kalian baru bangun? Ini sudah siang Angga" omel Mom Yunita dengan panjang.
Angga lalu melihat jam di nakas dekat tempat tidur, ia melotot bahwa sekarang sudah hampir jam 11 siang.
Tut.
Angga mematikan teleponnya dan langsung mengirim pesan pada sang Mommy.
"*Angga dan Weni lelah dan baru bangun , jadi kami tidak akan kesana hari ini Mom"
send*
Angga tersenyum melihat Weni yang masih terlap dalam dekapannya.
Lalu perlahan Angga mengecup kening dan bibir mungil nya.
Bahkan Angga bermain dengan lembut di bi*ir mungil Weni.
Hingga Weni mengerjapkan mata nya dan kaget saat melihat Angga ada di atas tubuh nya.
"Masss" kesal Weni saat c**man tersebut lepas.
"Sekali lagi ya, sayang" pinta Angga dengan serak bahkan mata nya sudah sayu.
Weni menganggukan kepala karena melihat suami nya yang menginginkan kembali.
Walaupun masih ngilu, tetapi ia tetap mengizinkan Angga melakukannya kembali.
Hingga mereka melakukan beberapa kali dan baru selesai jam 2 siang.
Weni terkapar lelah karena Angga, bahkan Angga tidak terlihat lelah sama sekali.
.
.
.
yg gak baik itu bram sama Weni dan keluarga nya
kalo orang jahat pasti saling mendukung sesama penjahat