NovelToon NovelToon
MODERN DEMON CULTIVATOR

MODERN DEMON CULTIVATOR

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin / Menjadi Pengusaha / Preman / Kultivasi Modern
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: SuciptaYasha

Mo Xie, Iblis Merah yang ditakuti di seluruh Alam Shenzhou, dikenal sebagai penghancur dunia yang bahkan para dewa dan kultivator agung bersatu untuk mengalahkannya.

Namun, kematiannya bukanlah akhir. Mo Xie terlahir kembali di dunia kultivator modern sebagai dirinya yang dulu—seorang pria lemah yang direndahkan dan dihancurkan harga dirinya.

Dengan kekuatan dan kebijaksanaan dari kehidupannya sebagai Iblis Merah, Mo Xie bersumpah untuk membalas dendam pada mereka yang pernah meremehkannya dan menaklukkan dunia sekali lagi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7 Memulai Hidup Dengan Lebih Baik: Hubungan Yang Hangat

Mo Lin melangkah keluar kamar dengan rasa penasaran yang menguasai dirinya. Begitu sampai di ruang tamu, matanya semakin terbelalak. Ruangan yang biasanya penuh dengan barang-barang berserakan dan debu tebal kini tampak hampir tak dikenali. Lantai bersih, meja di sudut ruangan telah diatur rapi, dan bahkan dapur kecil di belakangnya tidak lagi dipenuhi tumpukan piring kotor.

Di tengah semua itu, Mo Xie duduk di sofa tua yang kini terlihat lebih baik karena sudah dilap. Dia mengenakan pakaian sederhana, menyeruput secangkir kopi panas sambil menonton televisi kecil yang gambarnya buram dan sesekali terganggu sinyal. Meski begitu, dia tampak benar-benar menikmati suasana itu, seolah tidak peduli dengan kualitas gambar yang buruk.

“Ka-kak?” panggil Mo Lin dengan ragu, matanya masih menyapu ruangan dengan heran. “Apa yang terjadi di sini? Siapa yang membersihkan semuanya?”

Mo Xie menoleh dengan santai, matanya memancarkan ketenangan yang sulit dijelaskan. “Aku.”

Mo Lin berkedip beberapa kali, memastikan dia mendengar dengan benar. “Kau? Sejak kapan kau… peduli pada hal-hal seperti ini?”

Mo Xie hanya tersenyum tipis, menaruh cangkirnya di meja. “Sejak aku memutuskan untuk memperbaiki semuanya.”

“Semua ini… kau lakukan semalam?” tanya Mo Lin, suaranya setengah tidak percaya. Ia melangkah mendekat, memperhatikan setiap sudut ruangan dengan lebih cermat. Bahkan barang-barang kecil seperti vas retak di sudut ruangan tampak bersih dari debu.

“Aku tidak bisa tidur,” jawab Mo Xie dengan nada datar. “Jadi aku memanfaatkan waktu untuk melakukan sesuatu yang berguna.”

Mo Lin duduk di samping kakaknya, masih sulit percaya. “Tapi… kau biasanya tidak peduli, Kak. Kenapa tiba-tiba begini? Kau bahkan membersihkan kamarku.”

Mo Xie menatap Mo Lin, ekspresinya sedikit melunak. “Kau adikku, Lin’er. Aku sadar selama ini aku telah mengabaikanmu. Mulai sekarang, aku ingin memastikan kau tidak hidup di lingkungan yang membuatmu merasa seperti… tidak berharga.”

Mo Lin terdiam, matanya sedikit berkaca-kaca mendengar kata-kata itu. Kakaknya yang selama ini cuek, dingin, dan nyaris tidak pernah menunjukkan perhatian, tiba-tiba berubah menjadi seseorang yang begitu peduli. “Kak, apa ini benar-benar kau?” tanyanya dengan suara pelan, hampir seperti bisikan.

Mo Xie tertawa kecil, sesuatu yang langka. “Jangan terlalu terkejut. Aku hanya… ingin memperbaiki apa yang bisa kuperbaiki.”

Mo Lin tersenyum tipis, meski rasa herannya belum sepenuhnya hilang. Dia mengambil cangkir kopi di meja dan menyesapnya sedikit. Rasa hangat itu mengingatkannya bahwa, meski aneh, perubahan ini terasa menyenangkan.

“Tapi, Kak, kau harus tidur juga. Kau tidak bisa terus begadang seperti ini,” ujar Mo Lin dengan nada khawatir. “Kau bisa sakit.”

Mo Xie menggeleng pelan. “Aku baik-baik saja. Jangan khawatir tentang aku. Fokus saja pada dirimu sendiri.”

Mo Lin mengangguk, meski di hatinya ia tahu ada sesuatu yang besar telah berubah pada kakaknya. Namun, ia memutuskan untuk tidak menanyakannya lebih jauh. Yang terpenting baginya saat ini adalah menikmati momen langka ini—ketika dia merasa diperhatikan oleh satu-satunya keluarga yang ia miliki.

Mo Lin memutuskan untuk melakukan sesuatu pagi itu. Dengan rumah yang sudah bersih dan tertata rapi, ia ingin memasak sarapan untuk dirinya dan kakaknya. Lagipula, ia merasa sedikit bersalah karena kakaknya harus mengerjakan pekerjaan rumah semalaman.

Namun, ketika ia melangkah ke dapur kecil mereka, matanya melebar lagi karena terkejut. Di meja makan sederhana yang biasanya kosong, sudah ada dua piring nasi goreng dengan irisan telur di atasnya. Asap tipis masih mengepul, menandakan makanan itu baru saja selesai dimasak.

Mo Lin menoleh ke arah Mo Xie yang kini berdiri di ambang pintu dapur, dengan tangan menyilangkan dada dan senyum tipis yang hampir membuatnya tidak percaya itu nyata.

“Kenapa kau di sini?” tanya Mo Lin, nada suaranya tenang. “Bukannya kau seharusnya mandi dan bersiap untuk sekolah?”

“Aku… ingin masak sarapan,” jawab Mo Lin canggung. Ia menatap makanan di meja. “Tapi… kau sudah melakukannya.”

“Tentu saja,” jawab Mo Xie tanpa ragu. “Kau butuh sarapan sebelum sekolah, dan aku tahu kau tidak suka terlambat. Jadi, aku pikir lebih baik aku yang menyiapkannya.”

Mo Lin terdiam sesaat, lalu menggeleng kecil sambil tersenyum. “Kau berubah banyak, Kak. Tapi aku tidak tahu apakah aku harus senang atau khawatir.”

“Anggap saja sebagai kompensasi,” balas Mo Xie santai, lalu ia menunjuk ke arah kamar mandi. “Aku juga sudah menyiapkan air hangat. Pergilah mandi. Kau tidak punya banyak waktu.”

Mata Mo Lin membulat. “Kau bahkan menyiapkan air hangat?”

Mo Xie mengangkat bahu. “Kau adikku, Lin’er. Ini hal yang seharusnya aku lakukan.”

Mo Lin menghela napas, meskipun senyumnya tetap tergurat di wajahnya. “Baiklah, aku menyerah. Aku akan mandi dulu, tapi nanti kau harus makan sarapan ini juga, ya.”

Mo Xie mengangguk, menggeser kursi untuk duduk kembali di ruang tamu. Sementara itu, Mo Lin masuk ke kamar mandi, menikmati kemewahan kecil berupa air hangat yang jarang mereka dapatkan.

...

Setelah selesai mandi dan mengenakan seragam SMA-nya yang bersih dan rapi, Mo Lin keluar dari kamar dengan langkah bersemangat. Rambut panjangnya masih basah, tapi ia terlihat segar. Ia mendapati Mo Xie sedang duduk di sofa, menyantap sarapannya dengan perlahan, seperti sedang menikmati setiap suapannya.

“Kak, kau juga harus bersiap,” kata Mo Lin sambil memasang dasinya di depan cermin kecil di ruang tamu. “Kau tidak boleh terlambat ke akademi. Ayah sudah berusaha keras agar kita mendapatkan pendidikan terbaik.”

Mo Xie melirik adiknya sekilas, lalu kembali mengunyah. “Aku tahu.”

Mo Lin menatap kakaknya dengan ekspresi yang sulit dijelaskan. Mo Xie memang tidak berbakat dalam kultivasi, tapi usahanya untuk terus belajar di Akademi Jingfeng adalah sesuatu yang selalu ia kagumi.

Distrik Jingfeng adalah kawasan bergengsi, dan bisa diterima di sana adalah kebanggaan tersendiri, terutama bagi mereka berdua yang berasal dari distrik kumuh seperti Xuanshi. Itu semua berkat didikan dari ayah mereka, Mo Guan, yang selalu bekerja keras untuk menafkahi keluarga mereka.

Namun sayang, nasib baik tidak datang pada sang ayah. Mo Guan harus meregang nyawa dalam kecelakaan konstruksi beberapa bulan lalu. Sekarang, hanya tersisa Mo Xie dan Mo Lin, dua saudara yang harus saling menjaga untuk bertahan hidup.

“Kak,” panggil Mo Lin lagi. “Kau tidak perlu memaksakan diri terlalu keras. Aku tahu kau ingin membuktikan sesuatu, tapi… jangan lupa untuk menjaga dirimu juga.”

Mo Xie menaruh sumpitnya dan menatap Mo Lin dengan lembut, sesuatu yang jarang ia lakukan di kehidupan pertamanya. “Aku tidak memaksakan diri, Lin’er. Aku hanya melakukan apa yang menurutku perlu. Dan aku janji, aku akan menjaga diriku.”

Mo Lin terdiam sesaat, lalu tersenyum kecil. “Baiklah, aku percaya padamu. Tapi jangan sampai terlambat, ya.”

Mo Xie mengangguk, meneguk sisa kopinya sebelum berdiri. “Aku tidak pernah terlambat untuk hal yang penting.”

1
Jamal Amir
update banyak chapter nya Thor
Hardware Solution
mawar 🌹 untukmu Thor...yg rajin update /Heart//Heart//Heart//Heart/
Caveine: makasih kak 🔥🔥
total 1 replies
Hardware Solution
ayo Thor....yg rajin update. tak tunggu.!!!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!