NovelToon NovelToon
Diantara Dua Pilihan

Diantara Dua Pilihan

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Cintamanis / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:736
Nilai: 5
Nama Author: Jaena19

Fanya dipertemukan oleh dua laki-laki yang lebih muda darinya,benar-benar membuat hidupnya begitu berliku.Perjalanan asmara yang rumit tak lepas dari ketiganya.Bagaimana kisah selanjutnya?

Meski Lo mutusin buat pisah,satu hal yang harus Lo tau,gue kan tetap nunggu Lo.Sama seperti dulu,gue gak akan dengan mudah melepas Lo gitu aja,Fanya.Sekalipun nanti Lo bersama orang lain,gue akan pastiin pada akhirnya Lo akan tetap kembali bersama gue.Ingat ini Fanya,takdir Lo cuma buat gue,bukan untuk orang lain - Baskara

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jaena19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

tujuh belas

Baskara menggenggam tangannya dengan erat dan menariknya menuju ruang keluarga. Jantung Fanya berdetak begitu cepat sampai-sampai rasanya ia ingin muntah. Keringat dingin juga keluar dengan deras di seluruh tubuhnya.

Ketika sampai di rumah keluarga,ia melihat Tante Siska sedang duduk di sofa,wanita paruh baya itu menyuruhnya dan Baskara untuk duduk di sofa yang berhadapan langsing dengannya.Fanya begitu gugup.Seperti menyadari kegugupannya, Baskara menggenggam tangannya seolah berkata bahwa mereka akan baik-baik saja.

Tante Siska menatap mereka berdua secara bergantian."Sejak kapan?" tanya Tante Siska seakan tau hubungan mereka.

"Aku memang sudah lama menyukai Fanya. Aku pernah dua kali menyatakan perasaan padanya dan ditolak. Namun, saat kami masuk SMA, aku mencoba mendekatinya lagi dan akhirnya awal semester kemarin kami memutuskan untuk berpacaran," jelas Baskara kepada Tante Siska. Sementara itu, Fanya hanya menunduk, tak berani menatap langsung ibu dari kekasihnya.

"Berarti kalian sudah berhubungan selama 5 bulan?" pekik Siska.

Baskara mengangguk."Iya mah,kurang lebih begitu."

"Ya ampun.Kakak kamu tau?" tanya Siska lagi.

"Kakak gak tau mah. Itu alasan kenapa Fanya mau kita pacaran secara diam-diam. Karena dia gak pede sama perbedaan usia antara kita, mah. Fanya juga berpikir hubungan kita tidak akan di setujui dan takut akan menjadi masalah,"jawab Baskara.

Fanya tidak menyadari bahwa Siska ternyata sudah berpindah duduk, kini berada di sebelahnya. Fanya merasa terkejut ketika tiba-tiba Siska menggenggam tangannya erat.

"Kamu kenapa dari tadi nunduk terus?" tanya Siska pada Fanya.

"Maaf Tante,aku ngerasa gak enak sama Tante karena menutupi hungan aku sama Baskara,"ucap Fanya sembari perlahan menatap Siska.

"Kenapa harus minta maaf? Gak ada yang salah jika dua orang saling mencintai memilih untuk bersama. Ya walaupun Tante sedikit kecewa karena kalian menyembunyikan ini semua dari Tante."

"Tante gak keberatan sama hubungan aku dan Baskara?", tanya Fanya ragu.

Siska tersenyum sambil mengusap lembut rambutnya.

"Tante gak keberatan sama sekali,lagi pula Baskara sudah besar,dia berhak memilih pasangannya sendiri. Selama dia memilih pasangan yang baik,Tante gak masalah. Sebenarnya Tante udah mulai curiga dengan sikap Baskara yang berubah semenjak masuk tahun kedua sekolahnya.Maksud tante berubah ke arah yang lebih baik, dia jadi rajin belajar dan lebih ceria dari biasanya.Ya walaupun semenjak itu juga dia jadi jarang di rumah, mungkin karena bertemu dengan kamu,"ujar Siska sembari mengacak rambutnya pelan.

"Mamah tau? Aku dulu belajar dengan serius sampai juara umum karena Fanya.Kalau aja dia gak nolak aku waktu itu,mungkin aku gak akan belajar serajin itu supaya bisa buat di bangga dan berharap dia akan luluh. Nyatanya waktu itu dia tetap nolak aku dengan alasan perbedaan usia dan dia udah anggap aku sebagai adiknya sendiri,"ujar Baskara sembari terkekeh kecil.

Siska ikut terkekeh. "Ya,mamah bisa mengerti kekhawatiran Fanya. Dia nolak kamu karena usia itu wajar, karena memang usia kalian cukup jauh."

"Iya mah,tapi masa aku di anggap anak kecil terus padahal kan sekarang tinggi aku udah melebihi tinggi dia,"ujar Baskara seolah mengadu pada mamahnya.

Fanya tersenyum pada Siska, kemudian menoleh ke arah Baskara sambil melotot padanya untuk menunjukkan rasa kesal yang ia rasakan.

Siska tertawa kecil melihat tingkah keduanya.

"Pantesan,,jadi gara-gara itu kamu belajar mati-matian dan mengubah penampilan agar terlihat dewasa?"tanya Siska pada anak laki-lakinya.

"Mamah,jangan buka kartu dong"

Tiba-tiba terdengar suara benda jatuh dari belakang mereka.Seketika Fanya, Baskara dan Siska menoleh ke belakang.

Fanya seketika merasa semua darah diambil dari tubuhnya ketika melihat Sagita berdiri dengan kaki sembari menatap ke arah mereka.

"Git-gita",ucap Fanya pelan.

"Siapa yang pacaran?" tanya Sagita dingin.

Tidak ada seorangpun dari mereka yang menjawab.

"Jawab! Siapa yang pacaran?!" teriakan Sagita membuatnya tersentak.

"Kak jangan teriak-teriak gitu dong!" ucap Baskara tegas.

"Gue tanya sekali lagi,siapa yang pacaran?"desis Sagita.

"Gue dan Fanya, kita pacaran,"ucap Baskara lantang.

Fanya langsung menoleh cepat ke arah Baskara.

"Baskara!!!"pekik Fanya. Kenapa dia malah memberi tahu Sagita?

"Kenapa? Kita kan emang pacaran, Nya. Udah waktunya kita kasih tau semua orang mengenai hubungan kita,"ucap Baskara sembari menggenggam tangannya.

Sagita mendengus dan menatap Fanya tajam.

"Fanya, kenapa bisa?"

"Git,gue minta maaf. Gue.."

Sebelum ia menyelesaikan ucapannya, Sagita sudah terlebih dahulu pergi menuju kamarnya.

Ketika Fanya akan menyusul Sagita, tayangannya ditahan oleh Baskara.Ia menatap laki-laki itu tajam lalu ia menepis tangan Baskara dan berlari mengejar Sagita,tapi sayangnya Sagita sudah terlebih dahulu masuk kedalam kamar dan mengunci pintu.

Fanya mengetuk pintu kamar Sagita sambil memanggil-manggil namanya.Air mata Fanya sudah bercucuran di pipinya.

Tanpa ada yang tahu, sebenarnya alasan kenapa ia tidak mau berhubungan dengan Baskara bukan sekedar perbedaan usia, tapi ia memiliki janji pada Sagita.Sebelum Sagita berkuliah di luar negeri, ia dan gadis itu berjanji untuk tidak memiliki hubungan dengan saudara masing-masing. Fanya menyanggupi itu karena tidak mungkin ia menjalin hubungan dengan bocah seperti Baskara, tapi masa depan siapa yang tau. Sekarang ia malah menjadi kekasih Baskara.Ia sengaja tidak memberi tahu pada Baskara mengenai hal ini,karena takut laki-laki itu berterus terang pada Sagita dan membuat hubungan persahabatan antara dirinya dan Sagita hancur.

"Git,,buka pintunya.Gue mohon dengerin gue dulu",ucap Fanya sambil terisak.

"Pergi,gue gak mau denger alasan Lo!"teriak Sagita dari dalam.

Fanya terus memohon sembari memanggil nama Sagita, tapi gadis itu tidak Meu mendengar nya.Fanya jatuh terduduk di depan pintu kamar Sagita sembari menangis.

Dari belakang Baskara merengkuh tubuh Baskara.Fanya segera berdiri dan menghadap ke arah Baskara.

"Udah aku bilang,biar aku yang jelasin semua mengenai hubungan kita terutama pada Sagita! Kenapa kamu tiba-tiba bilang ke Sagita kalau kita pacaran?! Kamu liat kan sekarang semarah apa Sagita!" ucap Fanya tajam sembari menunjuk ke kamar Sagita.

"Kakak udah terlanjur tau, Nya.Itu kesempatan kita untuk kasih tau kak Sagita",ujar Baskara

"Tapi gak gitu,Bas. Udah aku bilang kan, aku yang jelasin. Kamu gak tau apa-apa soal janji aku sama Sagita,"ujar Fanya sembari terisak.

Baskara menatap Fanya."Maksud kamu apa?"

"Aku punya janji sama Sagita,kalau diantara kita gak boleh ada yang pacaran sama saudara masing-masing.Itu alasan utama kenapa aku gak mau Sagita tau soal hubungan kita,"ujar Fanya masih terisak.

"Terus sekarang kamu maunya gimana? Lagipula Kak Sagita udah tau juga,"ucap Baskara sambil menahan emosi.

"Aku mau kamu menjauh,"ucap Fanya tajam.

Baskara membelalakkan matanya,jelas ia terkejut dengan perkataan Fanya. Apa-apaan ini? Kenapa ia harus menjauh dari Fanya?

"Fanya kamu sadar gak si ngomong apa? Cuma gara-gara kak Sagita kamu jadi kayak gini sama aku?" pekik Baskara sembari mencengkram kuat tangannya.

"Sagita itu sahabat aku dari kecil, Bas! Bahkan dia udah lebih dari sekedar sahabat, dia kakak aku. Dia yang selalu ada buat aku."

Baskara terlihat syok ,dia bahkan kembali menutup mulutnya ketika akan berbicara, napasnya memburu dan menatap Fanya tajam.

"Harusnya dari awal kita gak boleh kayak gini,aku udah ingkar janji aku sendiri dan aku gak suka itu."

"Kenapa gak boleh? Mamah aja gak ngelarang hubungan kita.Gak ada yang salah sama perasaan kita,aku mencintai kamu dan kamu juga sebaliknya,"ucap Baskara.

"Gara-gara hubungan kita situasinya jadi gak enak,ini bukan hanya tentang perasaan kita!"

"Gak,ini hanya tentang perasaan kita! Kita yang jalanin hubungan ini,jadi untuk apa mikirin orang lain? Masalah kakak biar aku yang urus,aku akan bicara baik-baik supaya kakak ngerti."

"Gak,Bas.Kita terlalu egois! Sekarang Sagita marah karena kita."

"Egois?! Nya,kamu gak bilang dari awal soal janji kamu itu sama aku.Kalau aku tau dari awal janji kamu itu,aku akan bicara baik-baik sama kakak dan aku yakin kakak juga pasti akan ngerti.Tapi kamu milih untuk simpan masalah janji itu sendirian dan di saat sudah seperti ini kamu malah menyalahkan perasaan dan hubungan kita, sebenarnya kamu yang egois Fanya!"

"Justru itu alasan kenapa kamu gak bilang sama kamu soal janji aku sama Sagita,kalau aku bilang kamu pasti akan langsung kasih tau hubungan kita sama dia."

"Apa bedanya bicara lebih awal sama nanti? Nyatanya mau lebih awal atau akhir pun pasti akan sama aja,kakak akan tahu hubungan kita dan dia pasti akan marah."

"Seharusnya kita tidak memaksakan apa yang tak seharusnya kita lakukan. Agar semuanya tetap baik-baik saja, mungkin memang sebaiknya hubungan ini tak pernah terjadi." ucap Fanya dengan suara yang pilu.

Fanya berucap seraya memandangi lelaki di depannya dengan mata berkaca-kaca. Tiap kata yang diucapkan seolah mencerminkan kepedihan di hatinya, menyesali hubungan yang kini harus diakhiri untuk kebaikan bersama.

Baskara menatap Fanya dengan sorot mata yang tajam dan bernuansa marah. Dadanya naik turun dalam irama yang cepat, berusaha keras menahan emosi yang memuncak.

"Oke, kamu mau kita putus? Baiklah, mari kita lakukan!"ucap Baskara dengan nada penuh amarah yang menahan perih. Tangannya terkepal kuat seakan menahan semua emosi yang ia rasakan.

Mata Fanya kembali terasa perih,air matanya mengalir dengan deras di pipinya.Dadanya terasa berat dan kepalanya terasa pusing.Baskara membalikkan tubuhnya dan berjalan menjauh.Tapi setelah beberapa langkah ia berhenti lalu kembali membalikkan badannya.

"Satu hal yang harus kamu ingat Fanya.Kita putus karena kemauan kamu,"ucap Baskara lalu ia pergi meninggalkannya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!