"MAU MAIN PETAK UMPET NGGAK!!?"
"Dia bukan adikmu, Zoya. Dia itu Khhhkkk!!!"
Zoya merasa adiknya yang bernama Mia menjadi seperti orang lain, keanehan dan kejanggalan sering terjadi. Adiknya seperti memiliki dua kepribadian tanpa dirinya tau.
SEHARUSNYA Mia ikut mati terbunuh saat seluruh keluarga nya di bantai, tapi entah bagaimana caranya dia bisa selamat dan malah hidup dengan keluarga Zoya.
Kejadian aneh sering Zoya alami, sampai dia curiga dan merasa bahwa tubuh adiknya bukan adik nya saja yang mengendalikan. Lalu siapa yang mengendalikan MIA?? Rahasia atau misteri apa yang tidak Zoya ketahui??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS. 29. Yang seharus nya terjadi, akan terjadi.
Hari itu langsung di lakukan pencarian ayah Zoya yang hilang, abang sepupu Zoya langsung membangunkan beberapa tetangga nya yang laki - laki dan meminta pihak keamanan setempat yaitu bapak - bapak ronda untuk mencari ayah Zoya yang hilang.
Mereka berkeliling kampung, tapi tidak di temukan keberadaan ayah Zoya, padahal mereka mencari sampai matahari sudah menyingsing. Dan karena hasil yang nihil, abang sepupu Zoya dan para bapak - bapak yang melakukan pencarian pun kembali dengan tangan kosong.
"Kalo pak Ridwan pergi jauh gimana, mas? Masalah nya kalo orang kerasukan itu badan nya yang ngendaliin bukan dia sendiri." Ujar salah satu bapak - bapak.
"Ntar aku minta tolong sama ustad atau orang pinter deh, buat nyari omku. Makasih ya abang - abang, kalian udah bantu nyari om Ridwan." Ujar abang sepupu Zoya.
"Iya, sama - sama." Ujar para bapak yang sudah membantu mencari ayah Zoya.
Akhir nya abang sepupu Zoya pulang dengan tangan kosong dan di rumah sudah langsung di sambut oleh Mia dna Zoya yang menanyakan keberadaan ayah mereka.
"Ayah mana, bang?" Tanya Zoya.
"Ayah kalian nggak ketemu, abang sama bapak - bapak di gang ini termasuk bapak - bapak yang jaga ronda udah nyari keliling kampung bahkan sampai ke daerah lain. Kami masuk kedalam komplek perumahan warga juga tapi ayah kalian nggak ketemu." Sahut abang sepupu Zoya.
Zoya dan Mia pun terkejut mendengar nya..
"Maksud abang, ayah ilang??" Tanya Zoya dan abang sepupu nya mengangguk.
"Ntar kita cari lagi, kalo udah dua puluh empat jam ayah kalian belum balik juga, kita baru lapor polisi." Ujar abang sepupu Zoya, Mia yang mendengar itu langsung menangis.
"Ayah, kak.. hiks.. hiks.." Mia menangis memeluk Zoya.
"Jangan polisi bang, soal nya ini masalah ghoib. Gue minta tolong sama om Yusuf aja." Ujar Zoya dan abang sepupu nya mengangguk.
"Dek, kamu sama bude dulu yah, kakak mau ke rumah om Yusuf." Ujar Zoya tapi Mia menggeleng.
"Aku ikut kak Yaya aja." Ujar Mia, dan akhir nya Zoya mengangguk.
Di tempat lain..
Karin sudah di bawa ke kamar di villa itu, dia yang semalam berteriak ketakutan karena perempuan yang memaksa mengajak nya pergi ternyata pingsan setelah perempuan itu menunjukan wajah yang mengerikan.
Dia di temukan di tengah taman yang dekat dengan air mancur oleh Lili dan Cindy, setelah satu jam di cari - cari oleh mereka dan teman - teman nya yang lain. Sekarang Karin masih menangis sambil menceritakan apa yang di alaminya pada Lili dan Cindy yang tinggal satu kamar.
"Gue yakin villa ini angker, Li. Kita balik aja lah Li.. yah." Ujar Karin, dia membujuk Lili.
"Bisa aja kan elu cuma halu dan ngigo, atau itu cuma perasaan lu aja." Ujar Lili.
"Astaga, Li.. gue liat pake mata kepala gue sendiri, Lili!" Ujar Karin.
"Ya tapikan.."
"Li, lu nggak inget gimana Fiona waktu menghantui kita? Itu jelas kita liat Fio, Li." Ujar Cindy, Karin manggut - manggut.
"Atau jangan - jangan Mia, dia ngisengin kita kali." Ujar Lili.
"Mustahil lah, Mia kan nggak ikut sama kita. Udah Li, balik aja yuk.. gue tau ini ulang taun lu, tapi lu juga nggak mau ini jadi ulang tahun terakhir lo, kan?" Ujar Karin.
"Rin!! Jangan sembarangan ngomong lah!" Ujar Cindy.
"Ya udah okay, tapi ntar malem.." Ujar Lili.
"Kenapa?? Sekarang aja lah, ayo.." Ujar Karin.
"Nggak bisa Rin, gue udah book wahana di bawah. Kalo lu nggak mau join nggak apa - apa, gue mau kesana sama temen yang lain." Ujar Lili.
"Astaga.." Gumam Karin.
Akhir nya mereka pun mengikuti keinginan Lili yang ingin turun ke bawa, mereka menuruni perbukitan itu berjalan kaki menuruni tangga - tangga yang sepertinya sudah di sediakan.
7 anak itu saling bercanda di sepanjang jalan bahkan ada yang mengumpat dengan kata - kata kasar.
"Anjir, ini tangga nggak ada yang lebih bener apa? Kok pada somplak gini." Ujar salah satu teman Lili.
"Pihak villa nya udah mau bangkrut kali yah, sampe jalanan rusak aja nggak di benerin." Ujar yang lain.
"Kok orang tua kita belum sampe - sampe ya, Rin? Padahal kita kan minta mereka dateng dari semalem." Ujar Cindy, saat ini Cindy menggandeng tangan Karin.
Tapi Karin yang di ajak bicara malah tidak mendengarkan dan malah fokus memperhatikan bangunan mewah bercat putih yang semalam dia perhatikan dari lobby.
Dan bangunan itu ternyata bukan villa, melainkan rumah mewah yang berdiri dengan megah nya.
"Rin!" Panggil Cindy, dan Karin terkejut.
"Ah, iya?" Tanya Karin.
"Ish, lu liatin apaan sih?" Ujar Cindy, dan dia mengikuti arah mata Karin memandang.
"Wihh, ada rumah mewah di bawah Villa.. Anjir, rumah sultan ini mah." Ujar Cindy.
Semua yang melihat rumah itu juga memuji rumah itu sangat bagus, dan mereka melihat seorang kakek tua yang sedang menyapu di halaman rumah itu.
"SRAK! SRAK! SRAK!"
Kakek tua itu menghentikan aktifitas nya dan lalu berbalik badan menatap rombongan Karin yang menuruni tangga menuju ke bawah, dan ternyata kakek itu adalah Ki Rekso.
Ki Rekso memperhatikan rombongan Karin yang saling berteriak bercanda tawa menuruni tangga.
"Yang seharus nya terjadi, akan terjadi.." Gumam ki Rekso. Ki Rekso lalu melanjutkan menyapu nya.
Sementara Karin dan yang lain nya, mereka akhir nya sampai di sebuah sungai.. Mereka terlihat terkesima dengan hamparan batu - batu besar yang memenuhi sungai.
"Li, ini boleh renang?" Tanya salah satu teman Lili.
"Boleh kali yah, penjaga nya mana yah tapi?" Ujar Lili.
Beberapa anak - anak itu sudah menuruni air dan mereka bercanda sambil saling mencipratkan air, sungai nya dangkal dan juga air nya sangat jernih, mereka tidak peduli dengan sepi nya sungai itu.
"Lu yakin, Li? Ini mana penjaga nya coba?" Tanya Cindy.
"Belom dateng kali, ya udah lah main dulu nggak sih? Air nya seger banget ini, foto - foto dulu deh." Ujar Lili.
Cindy yang semula takut akhir nya ikut bergabung dengan yang lain, dan karena Karin terus berdiri memperhatikan sekitar, Cindy pun langsung menarik tangan Karin.
"Foto dulu, gaes!!" Panggil Cindy pada teman - teman nya.
...Sementara itu di tempat lain.....
Zoya sudah sampai di rumah pak Yusuf dan sudah menceritakan kejadian yang di alaminya pada pak Yusuf, pak Yusuf sangat terkejut dengan apa yang terjadi. Dia pikir dengan di kuncinya kamar Mia maka tidak akan ada lagi yang masuk, ternyata masih saja ada yang mengganggu.
"Apa om bisa tau, ayahku ada di mana?" Tanya Zoya.
"Om akan bantu cari, nanti malam om akan berdoa meminta pada Allah agar di beri petunjuk tentang ayah kalian berada." Ujar pak Yusuf.
Zoya pun mengangguk. Gani terlihat keluar membawakan makanan untuk Zoya dan Mia, terlihat ada empat mangkuk bubur ayam yang Gani bawa.
"Makan dulu, Zoy. Dek, makan dulu dek.." Ujar Gani pada Zoya dan Mia.
"Makasih, Ni." Ujar Zoya.
"Makasih bang." Ujar Mia, dan Gani mengangguk.
"Yah, Jingga tadi nelpon nanya in kabar karena dia mimpi buruk tentang ayah. Aku bilang ayah baik - baik aja, tapi dia tetep khawatir dan dia mau dateng kesini ntar." Ujar Gani.
"Hahah, biarin dia maen, ayah juga kangen sama Adam." Ujar pak Yusuf..
...BERSAMBUNG.. ...
apa kah ....?
lanjut Thor
semoga aja ayahnya Zoya mau jujur dan cerita yg sebenarnya
semoga dgn di kunci nya kamar Mia, nggak ada lagi gangguan dari makhluk2 astral
semoga di tahun 2025 semakin sukses karya2 nya Thor.