Usia yang sudah memasuki 33 tahun, membuat tuan muda Anderson merasa frustasi karena tekanan orang tuanya untuk segera menikah. Ditambah dengan semua adiknya sudah berumah tangga, hal itu membuatnya semakin tertekan.
Namun, pertemuan tidak sengaja dengan seorang perempuan muda yang ceria dan menarik, membuat Tuan muda terpesona.
Apakah akhirnya dia akan segera menemukan pendamping hidup dan terhindar dari tekanan kedua orangtuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Rai dan Zea sore ini langsung meluncur ke kediaman utama untuk memastikan kabar yang tadi mereka dengar tentang kakaknya yang saat ini sudah memiliki calon istri.
Flo dan suaminya Andrew pun sengaja pulang cepat hari ini. Ini benar-benar kabar yang begitu mengejutkan bagi mereka.
"Bunda gak bohongkan?" tanya Rai menatap lekat sang bunda.
"Ya enggaklah, ngapain bunda bohong." sahut bunda Meyva.
"Ya siapa tau bunda cuma mau menghibur dan menyenangkan diri sendiri karena sudah merasa frustasi memikirkan kakak yang gak kunjung menikah.." timpal Flo yang langsung mendapatkan geplakan di lengannya dari bunda Meyva.
"Kamu itu kalau ngomong sembarangan." kata bunda Meyva dengan ketus. "Kamu pikir bunda cuma menghayal aja gitu ..." semburnya karena merasa tak terima dengan apa yang di katakan sang putri.
"Ya siapa tau aja bunda terbawa mimpi ... siapa tau loh ini Bun." kata Flo lagi.
"Ini kenyataan, bunda gak lagi mimpi ... orang tadi bunda mampir kerumah kakak kalian dan langsung bertemu sama pacarnya kok." sahut bunda Meyva yang membuat mereka semua saling pandang.
Seolah dari tatapan mata mereka mengatakan "Fix ini pasti bunda bener".
"Khem, bunda ... " dehem Rai agar mata sang bunda tertuju padanya. "Kalau memang benar, bisa minta kakak buat datang ke sini sama kekasihnya ... Untuk makan malam bareng, mumpung kita semua lagi kumpul di sini." usul Rai yang juga sudah sangat penasaran dengan sosok wanita yang akhirnya bisa menguasai hati kakaknya.
"Bagus tuh kak, aku setuju." seru Flo yang menyetujui usulan kakak keduanya.
"Baiklah, bunda akan menghubungi kakak kalian dan memintanya untuk kesini." kata bunda Meyva yang akhirnya ikut sependapat dengan anak-anaknya.
Wanita dengan tiga cucu itu kemudian mengambil ponselnya untuk mengubungi Axel.
Tadinya Axel sempat menolak dengan berbagai alasan namun bunda Meyva mengatakan jika tak di bawa kesini malam ini berarti wanita itu hanya kekasih bayaran Axel, jadi Axel mau tak harus mengikuti kemauan bunda Meyva untuk mengajak Sofia makan malam bersama dan berkenalan dengan anggota keluarga yang lain.
❤️
"Apa ini bi?" tanya Sofia kala bik Yuli memberinya beberapa paperbag yang bisa Sofia lihat tertulis nama merk-merk terkenal yang harga satu buahnya bisa mencapai jutaan bahkan puluhan dan ratusan juta.
"Ini semua pemberian dari tuan muda Axel, nona." jawab bik Yuli.
"Tapi untuk apa?" tanya Sofia lagi.
Tadi sore bik Yuli juga membawa beberapa paperbag berisi pakaian yang bisa dia gunakan sehari-hari termasuk sandal yang nyaman untuk di gunakan saat di dalam rumah seperti ini.
"Untuk kamu kenakan malam ini." kata seseorang yang mengejutkan dua orang beda generasi yang sedari tadi berbicara, lebih tepatnya tanya jawab.
"Saya permisi keluar tuan muda." pamit bik Yuli begitu Axel masuk kedalam kamar yang kini di tempati oleh Sofia.
"Ta ... tapi untuk apa tuan?" tanya Sofia. "Saya ini hanya gadis biasa yang di tukar oleh keluarganya demi mendapatkan uang ... apalagi saya hanya akan jadi babu di sini, jadi saya tidak pantas mengenakan pakaian semahal ini." paparnya.
"Siapa yang bilang kamu di sini akan di jadikan babu? Statusmu di sini adalah calon istriku, sama seperti yang aku katakan pada bunda." sahut Axel. "Dan stop panggil aku dengan sebutan tuan ... karena aku bukan tuanmu." imbuhnya lagi dengan nada yang begitu kesal. "Jadi bersiaplah, satu jam lagi kita berangkat." sambung Axel.
Sofia hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan kasar kala Axel sudah keluar dari sana.
Jujur dia sendiri bingung dengan apa yang terjadi. Dia yang selalu hidup sengsara tiba-tiba di jual atau di tukar dengan uang untuk di jadikan babu tapi di sini dia malah di jadikan calon istri oleh orang yang tersebut.
Entah ini nanti akan jadi nasib baik atau malah jadi nasib buruk untuknya.
❤️
Axel merasa begitu terkesima tat kala melihat penampilan Sofia yang begitu cantik dengan balutan dress yang begitu pas untuknya. Dress dengan panjang di bawah lutut, lengan pendek dan berwarna coklat susu membuatnya kulitnya yang putih terlihat bertambah cerah.
Sedangkan Axel sendiri pun juga tampil menawan dengan setelan casual yaitu kemeja lengan panjang namun bagian lengannya di gulung hingga siku dan warnanya juga senada dengan pakaian yang di kenakan oleh Sofia. Jadi kayak couple gitu kesannya.
Tanpa banyak basa-basi, Axel langsung mengajak Sofia untuk berangkat. Mereka berdua harus mampir dulu membeli parsel buah dan satu cake sebagai buah tangan untuk bunda Meyva. Apa lagi kali ini Axel tak datang sendiri, melainkan membawa calon istri. Untuk isi buah dan cake yang di beli, pilihannya Axel berikan pada Sofia. Gadis itu sempat menolak namun kalah power dengan Axel jadi mau tak mau menuruti kata Axel.
Sekitar hampir lima puluh menit berkendara dan mencari buah tangan, akhirnya Sofia dan Axel pun langsung beranjak turun.
"Ingat, kalau nanti di dalam ada yang tanya ini itu, biarkan saja ... Kamu gak usah jawab mereka, nanti biar akunya yang menjawab pertanyaan yang mereka lontarkan." kata Axel mewanti-wanti. Axel tak ingin keluarganya tau bagaimana caranya mendapatkan gadis itu. Bisa-bisa dia di gantung sama kedua orangtuanya.
Deg-degan, itulah yang Sofia rasakan saat kakinya pertama kali menginjak di lantai teras rumah. Gugup setengah m*ti, apalagi ini adalah pengalaman pertamanya berkunjung ke rumah keluarga seorang pria.
Sofia adalah gadis yang lugu, dia sama sekali belum pernah merasakan bagaimana rasanya pacaran. Dirinya terlalu sibuk bekerja dan bekerja sambil meratapi nasibnya yang tak semujur anak lain di luaran sana.
Axel yang merasakan Sofia tak ada di sampingnya, langsung menoleh ... ternyata gadisnya diam mematung di tempat. Axel pun memilih untuk menghampiri dan tanpa permukiman langsung meraih salah satu tangan Sofia untuk di genggamnya. Bisa Axel rasakan tangan Sofia terasa begitu dingin, menggambarkan apa yang dia rasakan saat ini.
Sofia tersingkap kaget kala tangannya berada di dalam enggalan Axel. Matanya langsung refleks melihat kearah tangan dan wajah Axel secara bergantian.
"Gak usah gugup apalagi takut, mereka semua baik kok." kata Axel.
"Tapi ... " lirih Sofia.
"Tenang, ada aku." potong Axel. "Lagian kamu harus membiasakan diri sama mereka, karena sebentar lagi kau juga akan jadi bagian dari keluarga ini." sambungnya lagi yang kemudian mengajak Sofia berjalan berdampingan dengan tangan yang saling bertaut.
Sebenarnya Sofia masih bingung mencerna semua ini, benarkah dirinya akan di persunting pria kaya seperti Axel yang notabene memiliki segalanya dan akan sangat mudah untuk mencari yang lebih baik darinya berkali-kali lipat.
cerita bagus ..