Fifiyan adalah anak dari ketua mafia kegelapan yang dikenal kuat dan kejam, banyak mafia yang tunduk dengan mafia kegelapan ini. Tetapi disaat umurnya yang masih belia pada perang mafia musim dingin, keluarga besarnya dibunuh oleh mafia musuh yang misterius dimana membuatnnyabmenjadi anak sebatangkara.
Disaat dia berlari dan mencoba kabur dari kejaran musuh, Fifiyan tidak sengaja bertemu dengan seorang pria kecil yang bersembunyi di dalam gua, karena mereka berdua berada di ambang kematian dan pasukan mafia musuh yang berada diluar gua membuat pria kecil itu mencium Fifiyan dan mengigit lehernya Fifiyan. Setelah kejadiaj itu, Fifiyan dan pria kecil itu berpisah dan bekas gigitannya berubah menjadi tanda merah di leher Fifiyan.
Apakah Fifiyan mampu membalaskan dendam atas kematian keluarganya? Apakah Fifiyan mendapatkan petunjuk tentang kehidupan Fifiyan nantinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenyataannya
Setelah mengetahui identitasku, banyak petinggi organisasi yang terlihat sangat dendam bahkan seperti memikirkan cara menyingkirkanku. Tatapan aneh mereka tidak membuatku takut karena diseumur hidupku tatapan itu tidak ada apa-apanya dari pada jatuh bangunku setelah kehilangan semua yang aku punya dan hanya Kak Han yang aku punya.
Disebuah jendela aku melihat seorang pria dengan mata merahnya melirikku tajam, aku penasaran pria itu tetapi aku tidak tahu cara memancingnya apalagi setelah melihat tatapan Fiyoni yang biasa saja dan tidak terganggu olehnya membuatku berpikir apakah pria itu pihak musuh atau pihak kawan.
"Baiklah... pertemuan telah mendapatkan kesimpulan bahwa organisasi pusat menolak semua ajakan kerja sama seluruh organisasi bagian utara!" Ucap pria di depanku serius sedangkan aku hanya terdiam mengusap tangan Fiyoni.
"Di belahan dunia ini ada empat organisasi terbesar tetapi aku masih belum paham dan mengerti masalah apa nama organisasi itu dan isinya sehingga membuatku lebih penasaran dan ingin memperdalam semuanya melalui Fiyoni Valentino ini apalagi dia adalah petinggi tertinggi organisasi bagian selatan, itulah kenapa banyak yang ketakutan dengannya dan apapun yang dia inginkan adalah mutlak.
"Istriku, apakah kamu mau ikut denganku?" Gumam Fiyoni pelan.
"Kemana?"
"Kewilayahku."
"Tapi kan aku..."
"Tenang saja, kau istriku jadi kau juga bagian dari organisasi bagian selatan."
"Tapi, aku disana akan melakukan apa?" Tanyaku pelan.
"Tenang saja nona muda, disana anda bisa belajar lebih mengenai mafia dan lagi pula kembaran anda sering berkunjung ke kediaman tuan muda!" Ucap Putra serius.
"Benarkah?" Tanyaku terkejut.
"Ya, apa kamu mau ikut?"
"Mmm boleh, tapi... Ajarkan aku menjadi kuat ya suamiku!" Ucapku serius.
"Baiklah tidak masalah, aku akan mengajarimu menjadi petinggi organisasi di wilayah bagian!" Ucap Fiyoni serius yang membuatku senang.
"Terimakasih suamiku."
"Tidak masalah, mari kita berangkat!" Ucap Fiyoni menggendongku pergi sedangkan para petinggi organisasi terlihat sangat kesal melihatku bahagia.
"Lihat saja nanti.... Akan aku balaskan dendamku!" Batinku dingin dan Fiyoni hanya tersenyum dingin kearahku.
Terkadang aku berpikir kenapa Fiyoni bisa membaca pikiranku dan isi hatiku sedangkan aku tidak bisa, ingin kau bertanya tapi nampaknya akan percuma yang terpenting dia sangat menyayangiku dan membelaku saja sudah cukup bagiku.
Selama perjalanan Fiyoni tidak melepaskan pelukannya bahkan lebih suka memelukku sedangkan Han, Wan dan Putra asik berdiskusi dari pada mengurusi Fiyoni.
Selama berjam-jam kami mengendarai pesawat akhirnya kami sampai di sebuah landasan pesawat yang sangat luas, Fiyoni menggendongku dan berjalan kearah rumah yang sangat besar dengan penjagaan yang sangat ketat.
Saat aku memasuki rumah itu terlihat rumah yang sangat besar dan megah, rumah itu benar-benar mewah banyak barang mahal hanya saja di salah satu dinding aku melihat sebuah foto Fiyoni kecil berfoto dengan beberapa pria dan dua wanita. Salah satu pria dan wanita itu wajahnya mirip denganku hanya saja berbeda denganku.
"Apa yang kamu lihat?" Tanya Fiyoni pelan.
"Aku hanya melihat fotomu."
"Kenapa dengan foto itu?"
"Siapa dua wnaita itu dan pria yang berada disampingmu?" Ucapku pelan.
"Wanita berbaju merah itu wakil mafiaku yang tewas sedangkan pria dan wnaita itu adalah... Kembaranmu."
"Eeehh benarkah?" Tanyaku terkejut.
"Mereka memang kembaranmu, hanya saja... Wanita itu dulu adalah kekasih Fiyoni sebelum terikat denganmu..." Ucap Han pelan yang membuatku terkejut, aku menatap wanita itu terlihat dia sangat lembut dan cantik malah berbeda yang dari pada aku.
"Dia cantik... Siapa namanya?" Ucapku pelan.
"Untuk apa kamu bertanya?"
"Hanya bertanya saja, apa itu tidak boleh?" Tanyaku pelan.
"Namanya Riyani Valen dan pria itu bernama Roni Valen."
"Apa mereka kembaranku asli?" Tanyaku serius.
"Kenapa? Apa kamu tidak percaya?"
"Tidak! Nama mereka berbeda denganku dan..."
"Mereka bukan kembaran aslimu..." Ucap Han santai.
"Siapa nama mereka?" Tanyaku pelan.
"Kakak keduamu bernama Fifiyon Valentino sedangkan kembarmu bernama Fiyani Valentina sedangkan pria yang menjadi suamimu itu adalah kakak pertamamu... Fiyoni Valentino!" Ucap Han dingin yang membuatku terkejut.
"T-tunggu... Benarkah?" Tanyaku terkejut, sedangkan Fiyoni tidak menjawab apapun hanya mengusap lembut rambutku.
"Itu kenyataannya!" Teriak Wan dari dalam ruangan.
"L-lalu kenapa... Kenapa kamu malah menyempurnakan ikatan itu dan..."
"Kalau memang sudah terikat dan tidak bisa dilepaskan lagi lalu apa yang harus aku lakukan selain... Menyempurnakan?" Ucap Fiyoni pelan.
"Tapi kan... Bagaimana dengan kekasihmu yang..."
"Kami sudah putus dan dia tidak ada hubungannya lagi denganku."
"Tapi kan..."
"Dengar istriku, menikahi adik sendiri tidak masalah untukku... Hanya itu..." gumam Fiyoni pelan sedangkan aku hanya terdiam memainkan jari tanganku.
"Kenapa kau nampak sedih? Kau kan bisa berkumpul dengan keluargamu asli?"
"Aku hanya... Bingung kenapa bisa aku di keluarga Valen dan..."
"Saat kecil kau diculik dan dijual ke keluarga Valen, Han menceritakannya padaku kalau ketua mafianya adalah adikku. Awalnya aku tidak percaya tapi setelah mendengar namamu dari mulut Han kemarin membuatku percaya ucapan Han."
"Tapi kenapa? Bagaimana bisa aku diculik dan dijual dan...dan..."
"Kami tidak tahu bagaimana bisa intinya kamu dulu diculik saat masih bayi. Tapi bodohnya mereka menggunakan nama aslimu bukannya menggantinya."
"M_mana tahu aku bukan adikmu yang..."
"Kau adikku, kulit putih dengan mata merag hanya dimiliki keluarga Valentin!" Ucap Fiyoni serius.
"T-Tapi kan i...mmmmpphhh..." Fiyoni menciumku lembut yang membuatku terdiam.
"Dengar, kau istriku saat ini bahkan seluruh hidup kita, hal ini mutlak dan tidak terbantahkan."
"Hmmm..." desahku menatap cincin di jari tanganku dan jari tangan Fiyoni.
"Apa kamu tidak... Keberatan?"
"Tidak."
"Benarkah?"
"Ya, aku terima dengan senang hati..." ucap Fiyoni pelan tapi aku hanya terdiam dan terus berpikir bagaimana ini bisa terjadi.
"Uuuhhuukkk.. Uuhhhuukkk..." desahku terus terbatuk-batuk, Fiyoni mengusap bibirku yang penuh dengan darah hitam.
"Jangan kamu pikirkan! Nanti penyakitmu akan kambuh!" Ucap Han menatapku dingin tapi aku hanya terdiam dengan tangan yang bergetar, aku menatap wanita yang menjadi kekasih Fiyoni dulu dan membandingkan denganku di cermin membuatku merasa tidak percaya diri dan air mataku menetes pelan. Fiyoni menutup kedua mataku dengan tangan kanannya dan mendekatkan wajahnya di telingaku.
"Kamu sudah tahu kenyataannya bukan? Jangan disesali dan jadilah kuat agar kau tidak mengecewakanku, karena aku... Tidak suka kalau milikku sangat lemah. Apa kamu mengerti?" bisik Fiyoni dingin yang membuat tubuhku merinding, aku menganggukan kepalaku pelan dan Fiyoni menciumku lembut.
"Bagus, mulai besok dan seterusnya kau tetap diwilayahku sampai kau kuat sebelum kau benar-benar kuat dan setara denganku!" Ucap Fiyoni membuka kedua mataku dan aku hanya terdiam ketakutan, ternyata Fiyoni kakak pertamaku dan dia sangat menakutkan membuatku berpikir apa aku benar-benar salah memilih takdir hidupku atau tidak.