Rania Nadhira gadis berusia genap 16 tahun ,tahun ini
Gadis ini akrab di sapa dengan panggilan Rana singkatan kedua namanya
Gadis cantik yang dianggap sangat bar bar dan menyebalkan oleh keluarganya sendiri
Gadis cantik ini sering berbuat ulah demi untuk menarik perhatian seluruh keluarganya
apakah perjuangan Rana mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari seluruh keluarganya akan di dapatkannya?!! atau Rana menyerah untuk berjuang
ikuti kelanjutannya ya😊😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummy phuji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 34
Bik marmi Sangat terkejut mendengar ucapan nyonya itu
begitupun dengan yang lainnya mereka tidak menyangka jika nyonya sania akan mengancam bik marmi
Sedangkan nyonya Sania tersenyum sinis karena dia tau bik Marmi tidak akan berani melanggar ucapannya
"Baiklah nyonya kalo itu keputusan nyonya,lebih naik saya kehilangan sebuah pekerjaan dari pada saya harus kehilangan seorang anak
Dan harus nyonya tau non Rana Sangat menyayangi kalian walaupun selama ini hanya luka yang kalian berikan tapi non rana tetap menyayangi kalian
Kalau begitu saya permisi tuan,maafkan sikap saya yang lancang ini " tutur bik marmi sangat berani
Tidak ada yang bersuara lagi bahkan tuan Jhonatan hanya diam saja
Bik marmi pergi meninggalkan mereka semua dan masuk kedalam kamarnya
Bik marmi mengemas semua pakaiannya juga pakaian pak Joko yang tidak seberapa
Bik marmi juga mengambil semua pakaian Rana yang ada di paviliun yang sering rana tempati
"ayo pak" ucap bik marmi pada pak joko yang sejak tadi menunggunya
"loh kok ibu bawa tas pakaian besar !?" tanya pak Joko heran mang kardi pun ikut terkejut saat melihat bik marmi membawa tas besar
Sedangkan bik Mumun yang mendengar semuanya karena mengintip kini menangis tersedu-sedu
"pak sekarang kita sudah di pecat " jawab bik marmi
"kok bisa bu!?"tanya pak joko
"nanti aja ibu ceritakan pak sekarang kita pergi dari sini kita temui putri kita kasian dia sudah menunggu kita " jawab bik marmi tanpa banyak bertanya lagi pak joko memesan taksi online
"pak kita ketoko kue non rana dulu ya ,bisakan!?" tanya bik Marmi
"pak bisa tidak jika kami singgah di suatu tempat dulu setelah itu kami kerumah sakit,nanti kami akan menambahkan ongkosnya "tanya pak joko pada sang Driver
"sebenarnya sih nggak bisa pak, kalau boleh tau tempat yang bapak tuju dimana!?" tanya sang Driver
"dekat kok pak yang di dekat taman dan kuta juga akan melewatinya nanti" jawab pak joko
"oh di dekat taman ya pak, baiklah pak saya akan mengantarkan kalian " jawab sang driver
Pak joko dan bik Marmi merasa lega karena mendapatkan Driver taksi online yang baik dan pengertian
Setelah sampai di toko kue bik Marmi mendatangi bu ratna tapi Bu Ratna pun tidak ada di rumah
Terpaksa bik marmi meminta pak joko membuka pintu depan toko agar mereka bisa segera masuk dan menyimpan tas pakaian mereka
Setelah selesai mereka pun melanjutkan perjalanan mereka menuju rumah sakit yang Keyla katakan
"apa ibu tau kamar perawatan neng Rana!?" tanya pak joko saat mereka sudah sampai di rumah Sakit
Bik marmi menggelengkan kepalanya karena dia juga belum tau di perawatan mana Rana berada
"loh bapak kira ibi sudah tau,kalau begitu ayo kita tanya ke bagian informasi " ucap pak Joko kedua pasangan paruh baya itu pun masuk kedalam rumah sakit dan bertanya di mana kamar perawatan Rana
Setelah mendapatkannya mereka pun Berjalan beriringan Menuju kamar perawatan Rana
tok tok tok
pak joko mengetuk pintu ruangan itu, karena oak joko tidak ingin asal masuk saja dan jadi salah kamar
"iya pak cari siapa!?" tanya seorang gadis muda yang membuka pintu ruangan itu
"maaf nak mengganggu,apa benar ini kamar perawatan Rania Nadhira atau Rana!? " tanya bik marmi
"oh iya benar bu, kalau boleh tau ibu dan bapak siapa ya!?" tanya gadis itu
"oh saya bu Marmi dan ini suami saya pak joko"jawab bik Marmi
"oh apa ibu bapak dan ibunya Rana!?"tanya Jesika
"iya nak" jawab bik marmi
"oh silahkan masuk buk ,kenalkan saya jesika teman sekolah Rana " ucap jesika mempersilahkan bik marmi dan pak joko masuk
" siapa jes!?" tanya Kenan
" bapak dan ibunya Rana" jawab jesika
Ya kenan . tadi sempat pulang tapi hatinya tidak tenang meninggalkan Rana dan teman-temannya di rumah sakit karena Rana belum juga Sadar
Kenan,ratih dan susi berdiri dari duduknya lalu bersalaman dengan pak joko dan bik marmi sambil memperkenalkan diri mereka masing-masing
sedangkan Keyla,lesti dan Auren sempat datang menjenguk Rana tapi Kenan meminta mereka untuk pulang karena kenan tidak ingin ruang perawatan rana jadi ramai dan bising
"bagaimana keadaan anak ibu nak!?" tanya bik Marmi dengan suara bergetar karena melihat wajah pucat putrinya itu
"kata dokter keadaannya sudah stabil bu hanya saja rana masih ingin tidur jadi hingga saat ini rana belum mau membuka matanya" jawab kenan
"ya Allah nak kok kamu tidak mau bangun,apa kamu tidak ingin bertemu sama ibu dan bapak nak!?" tanya bik Marmi sesegukan sambil menggenggam tangan dingin milik Rana
"bangun nak bapak dan ibu sudah datang,bapak tau kamu anak bapak yang paling kuat " ucap pak joko ikut menangis
" bapak janji setelah ini kamu akan bahagia nak kamu tidak akan lagi merasakan yang namanya sakit " ucap pak joko lagi
Kenan, ratih, Jesika dan susi hanya diam saja memperhatikan mereka
"ada apa sebenarnya dengan Rana kanapa bapaknya mengatakan itu!?" tanya Kenan dalam hatinya
"aku akan mencari tau semuanya " ucap Kenan lagi
tak lama tangan Rana bergerak dan matanya mulai juga bergerak berusaha untuk membukanya
"minum" ucap Rana Sangat lirih bahkan hampir tidak kedengaran
"ini nak" bik marmi segera mengambil botol air mineral yang ada di meja samping tempat tidur rana
"pelan-pelan nak" ucap bik Marmi
rana pun meminum air itu perlahan-lahan sampai tenggorokannya merasa lega kembali
"bapak ibu maafkan Rana yang selalu menyusahkan juga merepotkan kalian" ucap rana
"tidak nak bapak tidak pernah merasa kamu menyusahkan bapak dan ibu apalagi di repotkan
Ini sudah tugas kami nak Untuk selalu menjaga kamu" jawab pak joko dengan cepat
"makasih bu" ucap rana menggenggam tangan bik Marmi
Bik marmi mengangguk lalu memeluk Rana dengan erat bik marmi kembali terisak merasa pilu jika mengingat perlakuan orang tua kandung anak angkatnya itu
"iya nak sama-sama " jawab bik Marmi melepaskan pelukannya
"maaf pak bu itu ada makanan bisa di berikan pada Rana dan itu obat dari dokter " ucap Jesika menunjukkan makan dan juga obat yang ada di atas meja
"iya nak terimakasih banyak karena kalian sudah membawa dan menjaga anak ibu dan bapak " jawab bik marmi membungkukkan sedikit badannya pada jesika dan teman-temannya
"iya bu sama-sama,kami senang bisa membantu Rana " jawab jasika
"oh iya nak yang membayar semua administrasinya siapa ya!?" tanya pak joko
"kenan pak!?" jawab jesika menunjuk Kenan
"oh nak kenan, kalau bapak boleh lihat rincian pembayarannya juga nomor rekening nak kenan biar bapak bisa langsung menggantinya " ucap pak Joko
"tidak usah pak,saya dan teman-teman saya ikhlas membantu rana" jawab kenan
"tidak apa-apa nak,bapak ada kok uang untuk menggantinya" ucap pak joko yang merasa tidak enak hati pada kenan
"tidak usah pak,bapak simpan saja untuk keperluan Rana nantinya " jawab kenan dan pak joko terpaksa harus menerimanya
Lama pak joko ngobrol bersama kenan dan teman-temannya Kenan pun berpamitan untuk pulang dan mereka berjanji akan datang lagi nanti
Rana yang sudah makan dan minum obat kembali tertidur
"pak apa kita meminta Jefry untuk segera menjemput Neng Rana!?" tanya bim Marmi
"tunggu dulu buk kita tanya neng rana dulu karena dia berhak memberikan keputusan dan bapak juga mau tanya kenapa ibu bawa tas pakaian kita!?" tanya pak joko
Bik Marmi pun menceritakan semuanya, menceritakan apa yang nyonya Sania katakan kepadanya
Pak joko merasa marah dan berjanji tidak akan membiarkan salah satu di antara mereka bisa menemukan nya
"buk telpon Jeffry sekarang juga" pinta pak joko
Bik Marmi pun mulai menelpon putranya tapi tak kunjung di angkat
bik Marmi pun mengirimkan pesan pada putranya itu dan menceritakan semuanya