NovelToon NovelToon
Pocong Bintang Kos

Pocong Bintang Kos

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Spiritual / Rumahhantu / Zombie / Kumpulan Cerita Horror / Hantu
Popularitas:995
Nilai: 5
Nama Author: Deriz-Rezi

"Pocong Bintang Kos"

Budi, penghuni baru di Kos 13B, harus berbagi kamar dengan Pocong Hilarious, hantu kocak yang bercita-cita jadi bintang komedi. Namun, di balik tawa yang mereka ciptakan, ancaman makhluk gaib mulai mengintai. Saat kegelapan menyerang, bisakah tawa menjadi senjata untuk menyelamatkan semua penghuni kost

Kos 13B terlihat biasa saja, tapi siapa sangka, di dalamnya ada Pocong Hilarious—hantu konyol yang suka melucu. Ketika Budi pindah, hidupnya berubah drastis, dari tenang menjadi penuh tawa… dan horor.

Tawa yang diandalkan Pocong dan Budi justru menarik perhatian makhluk gaib yang lebih kuat. Penjaga Lama kos mulai menyerang, mengancam nyawa semua penghuni.

Bisakah tawa mengalahkan kegelapan?

Ikuti kisah kocak dan seram "Pocong Bintang Kos"!

Salam Hormat
(Deriz-Rezi)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deriz-Rezi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 2:Terjebak di Dunia yang Berbeda

Budi, Djigo, dan Pocong berlari sejauh mungkin dari lorong tempat mereka bertemu dengan versi jahat mereka. Udara di dunia ini terasa berat, dan setiap sudut Kos 13B yang mereka kenal kini dipenuhi dengan bayangan aneh dan suara-suara menakutkan.

“Ini seperti rumah hantu, tapi hidup,” gumam Budi sambil mengusap keringat di dahinya.

Djigo, yang mencoba membaca simbol-simbol di dinding, berbisik pelan. “Dunia ini jelas dikuasai oleh sesuatu. Kita nggak bisa bertahan di sini lama-lama.”

---

Jalan Tanpa Ujung

Mereka menemukan pintu menuju dapur. Namun, anehnya, dapur itu tampak jauh lebih besar dari biasanya, dengan lorong-lorong tambahan yang sebelumnya tidak pernah ada.

“Kenapa dapur bisa sebesar ini?” tanya Budi dengan bingung.

“Ini bukan dapur biasa. Dunia ini seperti versi terdistorsi dari tempat kita,” jawab Djigo.

Pocong mengintip ke dalam salah satu lorong. “Mungkin di sana ada jalan keluar?”

Namun, sebelum mereka sempat bergerak, suara berat menggema di udara.

“Tidak ada yang keluar dari dunia ini tanpa izin,” suara itu berkata, diikuti oleh tawa jahat yang membuat bulu kuduk mereka meremang.

---

Kejutan dari Lorong Gelap

Mereka berlari lagi, kali ini menuju lorong di belakang dapur. Tapi di ujung lorong, mereka melihat sesuatu yang menghentikan langkah mereka: Budi Jahat, berdiri dengan senyuman menyeramkan.

“Lari terus nggak akan menyelamatkan kalian,” katanya, suaranya menggema di seluruh lorong.

Budi menelan ludah. “Aku nggak suka ini. Ada ide?”

Djigo melihat sekeliling, lalu melihat sebuah pintu kecil di samping lorong. “Ke sana!”

Mereka bertiga melompat ke dalam pintu kecil itu, menutupnya dengan cepat sebelum Budi Jahat bisa mendekat.

---

Ruang Rahasia

Di balik pintu kecil itu, mereka menemukan sebuah ruangan rahasia. Ruangan itu dipenuhi dengan lilin-lilin yang menyala, buku-buku tua, dan sebuah peta besar yang tergantung di dinding.

Djigo mendekati peta itu. “Lihat ini. Ini peta dunia ini. Dan di sini… ada tanda X besar di pusatnya. Mungkin itu jalan keluarnya.”

“Bagus. Tapi gimana caranya kita ke sana?” tanya Budi.

Sebelum Djigo bisa menjawab, sebuah suara kecil terdengar dari sudut ruangan.

“Kalian tidak akan pernah sampai ke sana sendirian.”

Mereka menoleh dan melihat sosok kecil berbentuk asap, dengan wajah samar yang terus berubah bentuk.

“Aku adalah penjaga dunia ini,” kata sosok itu. “Aku bisa membantu kalian, tapi hanya jika kalian bisa menjawab teka-teki.”

---

Teka-teki Penjaga Dunia

Djigo mendekati sosok itu. “Apa teka-tekinya?”

Penjaga itu tersenyum samar. “Sederhana. Aku akan memberi kalian tiga pertanyaan. Jawab dengan benar, dan aku akan membantu kalian. Jawab salah, dan kalian akan menjadi penghuni dunia ini selamanya.”

Budi gemetar. “Kok kayaknya nggak adil, ya?”

“Tanya saja, kami siap,” kata Djigo, mencoba terdengar percaya diri.

Penjaga itu mulai bertanya.

Pertanyaan pertama:

“Aku selalu ada, tapi tak pernah terlihat. Aku bisa mengisi seluruh ruangan, tapi aku tidak punya bentuk. Apa aku?”

Pocong melompat. “Aku tahu! Itu udara!”

Penjaga itu tersenyum. “Benar.”

Pertanyaan kedua:

“Aku berjalan tanpa kaki, dan aku bisa datang sebelum kalian sadar. Aku bisa menjadi teman, atau musuh terbesar. Apa aku?”

Djigo berpikir keras, lalu berkata, “Waktu.”

Penjaga itu mengangguk. “Benar lagi.”

Pertanyaan ketiga:

“Aku bisa memisahkan atau menyatukan. Aku bisa menjadi kunci ke kebebasan, atau ke penjara. Apa aku?”

Budi mengerutkan kening. “Kunci? Atau…”

Djigo memotong. “Pilihan. Jawabannya adalah pilihan.”

Penjaga itu tertawa kecil. “Kalian cerdas. Baiklah, aku akan menunjukkan jalan. Tapi hati-hati, versi jahat kalian tidak akan membiarkan kalian pergi dengan mudah.”

---

Petunjuk ke Jalan Keluar

Penjaga itu memberi mereka sebuah kunci emas. “Gunakan ini untuk membuka pintu utama di pusat peta. Tapi ingat, hanya ada satu kesempatan. Jika kalian gagal, kalian akan terjebak di sini selamanya.”

“Terima kasih… kurasa,” kata Budi sambil menggenggam kunci itu erat-erat.

Djigo melihat ke arah peta. “Kita harus bergerak cepat sebelum mereka menemukan kita.”

Dengan petunjuk baru dan tekad yang kuat, mereka melangkah keluar dari ruang rahasia, kembali ke dunia yang penuh bahaya. Tapi mereka tahu, waktu terus berjalan, dan versi jahat mereka sedang memburu mereka.

JANGAN LUPA LIKE KOMEN VOTE FAVORIT DAN HADIAH YAAAA 🩵🩵🩵

1
Anonymous
semangattt kamu poci pasti bisa 🤪💪🏻
Deriz-Rezi: Aku maunya disemangati kamu(Kata poci)😁🤭
total 1 replies
Anonymous
🤣🤣ada ada aja
lanjutt kak
Anonymous
menarikk kak lucu 😁😁
Deriz-Rezi: Terima kasih Kak Dukung Terus karyaku ya kak🥰
Anonymous: semangattt 💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻 terus kak buat karya nya
total 3 replies
Deriz-Rezi
Ditunggu cerita selanjutnya 💥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!