Layaknya matahari dan bulan yang saling bertemu disaat pergantian petang dan malam, namun tidak pernah saling berdampingan indah di langit angkasa, seperti itulah kita, dekat, saling mengenal, tapi tidak pernah ditakdirkan untuk bersama.
Aku akan selalu mencintaimu layaknya bulan yang selalu menemani bintang di langit malam. Diantara ribuan bintang di langit malam, mungkin aku tidak akan pernah terlihat olehmu, karena terhalau oleh gemerlapnya cahaya bintang yang indah nan memikat hati itu.
Aku memiliki seorang kekasih saat ini, dia sangat baik padaku, dan kita berencana untuk menikah, tetapi mengapa hatiku terasa pilu mendengar kabar kepergianmu lagi.
Bertahun-tahun lamanya aku menunggu kedatanganmu, namun hubungan kita yang dulu sedekat bulan dan bintang di langit malam, justru menjadi se-asing bulan dan matahari.
Kisah kita bahkan harus usai, sebelum sempat dimulai, hanya karena jarak yang memisahkan kita selama ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roshni Bright, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diselingkuhin
Seperti biasa, Ray datang menjemput Aisyah terlewat dari jam yang sudah Ia tentukan, namun kali ini Aisyah sudah mulai lelah memberitahukan hal itu pada Ray yang tidak kunjung memperbaiki kesalahannya.
Aisyah nampak bahagia bersama dengan Ray, namun sesekali Ia kesal dengan sikap Ray yang terlalu berlebihan dalam mengajaknya bercanda.
Setelah cukup lama bersama, Ray mengantarkan Aisyah pulang ke rumahnya.
Aisyah yang merasakan kepalanya sangat sakit akhirnya tanpa sengaja tertidur.
Aisyah bermimpi Raymond berselingkuh dengan seorang Wanita kurus dan berwajah cantik berkulit sawo matang.
“Kamu kapan putusin Dia?” tanya Wanita itu bernada manja pada Raymond.
“Iya sabar, Sayang, ini juga aku lagi cari cara buat mutusin Dia!” jawab Ray.
“Selalu saja seperti itu alasannya, Kamu sayang gak sih sebenarnya sama aku?”
“Ya Sayang lah! Kalau gak Sayang, ngapain juga Kita berhubungan?”
“Kamu lebih mencintaiku atau Dia?”
“Ya jelas Kamu lah Sayang! Dia itu biasa aja, cuma menang putihnya doang, kalau Kamu kan manis, sexy, enak dilihatnya, gak kayak Dia!”
“Kalau Kamu gak suka sama Dia, kenapa Kamu gak putusin aja sih Sayang? Kamu banyak alasannya tahu gak? Kesel aku sama Kamu!” ucap Wanita itu mendorong Ray dan pergi meninggalkannya, namun Ray segera menghentikannya dengan memegang tangannya.
“Nanti bakal aku putusin kok Sayang, tapi Kamu sabar dulu ya!”
“Mau sampai kapan? Mau sampai kapan Kamu nyuruh aku sabar-sabar terus kayak gitu? Aku capek tahu gak? Pokoknya kalau dalam waktu satu Minggu Kamu tidak juga mengakhiri hubungan Kamu dengan Dia, aku tidak ingin lagi menjadi bagian dari hidupmu!” ucap Wanita itu melepaskan tangan Ray dan pergi meninggalkannya.
Ray hanya bisa terdiam menatap kepergiannya.
“Ahh! kenapa jadi gini sih?” tanya Ray kesal memukul-mukul kepalanya sendiri.
Seketika Aisyah langsung terbangun dari mimpi buruknya.
“Astaghfirullahaladzim, kenapa aku mimpi seperti itu ya? Apakah mimpi itu sebuah pertanda, jika Ray selama ini menjalin hubungan dengan Wanita lain? Atau hanya sekedar bunga tidur saja? ...”
“... Tapi biasanya, kalau mimpi pasangan Kita selingkuh itu menjadi sebuah isyarat yang ingin memberitahu kebohongan yang selama ini disembunyikan. Semoga saja itu hanya sekedar mimpi,” Aisyah menggosok-gosok matanya dan melihat jam di dinding.
“Astagfirullahaladzim, udah mau jam sembilan, akh belum sholat Isya, sholat dulu deh, nanti baru aku tanyakan hal itu langsung pada Ray, siapa tahu setelah sholat akan ada petunjuk-petunjuk lain yang Allah berikan padaku mengenai Ray,” Aisyah bangkit dari tempat tidur untuk mengambil wudhu.
Setelah selesai sholat Isya, Aisyah mengambil ponselnya dan membalas WhatsApp Ray.
“Sayang, maaf ya, tadi aku ketiduran,” WhatsApp Aisyah pada Raymond kekasihnya.
“Iya Sayang, gak apa-apa kok!” jawab Ray.
“Ada sesuatu yang ingin aku tanyakan sama Kamu, tapi Kamu jawab jujur ya!” pinta Aisyah pada Raymond.
“Apa? Tanyakan saja,” jawab Raymond.
“Apa selama ini Kamu selingkuhin aku?”
“Haduh! Pertanyaan macam apa ini? Apa jangan-jangan Aisyah sudah mengetahui perselingkuhanku dengan Nissa?” tanya Raymond panik.
“Apa? Selingkuh?” tanya Raymond membalas WhatsApp Aisyah.
“Iya,” jawab Aisyah.
“Atas dasar apa Kamu menuduhku seperti itu?”
“Karena aku mimpi Kamu selingkuh sama Wanita lain, dan selama ini kalau aku mimpi diselingkuhin itu benar-benar terjadi. Bukan hanya aku saja yang seperti itu, cewek-cewek TikTok juga banyak yang seperti itu, Mereka mimpi pacarnya selingkuh dan beberapa saat kemudian ketahuan pacarnya selingkuh.”
“TikTok lagi, TikTok lagi, stop deh Aisyah! Stop ngikutin standar-standar TikTok! Jalani saja kehidupan Kamu, jangan apa-apa TikTok terus!”
“Ya kalau memang Kamu tidak benar-benar selingkuh, mengapa Kamu harus marah seperti itu?”
“Ya karena aku kesal sama Kamu, datang tiba-tiba nuduh aku selingkuh, terus bawa-bawa TikTok juga pula! Siapa yang gak kesal coba?”
“Hm.. Iya! Iya! Maaf!” pinta Aisyah yang merasa bersalah, karena udah menuduh Ray yang tidak-tidak.
“Iya! Aku mau pergi sama teman aku, Kamu jangan gangguin aku!”
“Lho? Kok gitu sih Mas?”
“Sama seperti Kamu yang semena-mena padaku!”
“Ya kan aku udah minta maaf Mas, kenapa sih Kamu harus kayak gitu sama aku?”
“Suka-suka aku lah! Daripada aku stres sama kelakuan Kamu yang dikit-dikit TikTok itu!”
“Tapi kebanyakan TikTok itu related sama kehidupan Mas! Bukan hanya sekedar hiburan semata, tapi juga tempat saling berbagi pengalamannya satu sama lain.”
Ray hanya membaca WhatsApp Aisyah dan tidak membalasnya.
Ray memberikan Aisyah alasan jika Ia ingin pergi dengan temannya, namun ternyata, Ia pergi untuk menemui Nissa.
Aisyah yang masih merasa tidak tenang, berinisiatif untuk pergi ke rumah Ray kekasihnya.
Setibanya di depan rumah Ray, Ia melihat Ray dan seorang Wanita sedang bermesraan di depan pagar yang terbuka.
“Mas,” panggil Aisyah.
Mendengar suara Aisyah, membuat kegiatan mesra Mereka terhenti. Ray segera mengejar Aisyah untuk membela dirinya.
“Aisyah tunggu!” pinta Ray memegang tangannya.
“Sekarang apalagi yang mau Kamu jelaskan padaku Mas? Aku melihat di depan mataku sendiri, Kamu bermesraan dengan Wanita lain! Kita putus Mas! ...”
“... Lupakan semua rencana Kita untuk menikah tahun depan, karena sungguh, aku tidak ingin menikah dengan Pria yang mempunyai dua orang Wanita sebelum akad nikahnya,” ucap Aisyah melepaskan tangan Ray dan berlari meninggalkannya.
Setibanya di rumah, Aisyah nampak sangat bersedih, apalagi dengan melihat boneka beruang pemberian Ray yang tidur bersamanya selama ini disampingnya.
Aisyah memeluk boneka beruang dari Ray dan menangis sesenggukan sembari memeluk erat bonekanya.
“Ya Allah, maafkan aku, karena telah memulai hubungan di jalan yang salah, bahkan aku berharap bisa menikah dengan Pria yang mengajakku berpacaran ...”
“... maafkan aku, walaupun aku hanya jalan saja dengannya dan tidak melakukan apapun, tetap saja, aku merasa bersalah, karena sudah terlalu sering jalan berduaan dengan Pria yang bukan muhrim ku, berboncengan motor dengan Pria yang bukan suamiku, maafkan aku Ya Allah, aku menyesali perbuatanku,” pinta Aisyah menangis sesenggukan memeluk bonekanya.
Beralih pada Raymond, Ia tampaknya merasa bersalah pada Aisyah, karena telah menduakannya dengan Nissa.
“Kalau Kamu lebih mencintaiku, untuk apa Kamu bersedih? Lagipula kata Kamu itu Aisyah gak pernah mau dipegang, apalagi dicium, apa yang Kamu pertahankan dari Wanita seperti itu? ...”
“... Bukannya yang Kamu butuhkan itu sentuhan fisik? Daripada Kamu stres kayak gitu, lebih baik Kita lanjutkan saja adegan yang tadi sempat terhenti, karena kedatangan Aisyah, ayok Sayang!” ajak Nissa menarik tangan Raymond ke dalam kamarnya untuk melanjutkan adegan yang tadi sempat terhenti, sedangkan Aisyah kini tertidur, karena merasa kelelahan dengan masalah yang sedang Ia hadapi.