Sebuah pernikahan dari kedua konglomerat terpengaruh di negara Willow. Keluarga Edvane yang menjadi keluarga terkaya kedua di negara itu, mempunyai seorang putri pertama yang bernama Rachel Edvane. Dia gadis sederhana, suka menyembunyikan identitasnya agar bisa berbaur dengan masyarakat kalangan bawah, Cantik, Mandiri, dan seorang atlet beladiri professional namun karena masa lalu yang buruk, dia tidak pernah mempercayai pria lain lagi samapi dia dipaksa oleh ayah nya (Rommy Edvane) untuk menikah dengan Putra pertama keluarga Asher yang dimana keluarga paling kaya dan paling terpengaruh di negara Willow. Namanya Ayres Asher, di depan keluarganya Ayres seorang anak yang sangat berbakti, baik hati serta sangat tampan. Namun nyatanya, diluar itu dia adalah pria nakal, playboy dan suka foya-foya dan gila perempuan, Rachel yang mengetahui sifat Ayres tidak tinggal diam. Rachel memutuskan untuk tetap menikah namun diam-diam memberi syarat-syarat tertentu pada pernikahan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tina Mehna 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 29. TMPP
“Jangan sentuh! Awas saja kalau kamu berani menyentuh ku” Ucapku padanya.
“Okeey,” Jawabnya mengatupkan bibir lalu tersenyum.
"Aku serius! Anggap pernikahan ini adalah kontrak kerjasama. Oke! Kalau kamu berani menyentuh atau kurang ajar lagi denganku, aku tidak akan segan-segan memberikan pelajaran padamu." Ucapku dengan tegas padanya.
"Kenapa harus begitu? Aku tidak mau kalau begitu. Aku adukan ya ke mama."
Aku mengernyitkan dahi ku serta ku acungkan jari tengah padanya. "Kau akan menyetujui itu. Harus! Kalau kau beritahu mereka ya tidak apa. Bukankah itu bagus. Pernikahan ini jadi tidak akan pernah ada." Jawabku mencoba mengecoh nya. Walaupun sebenarnya aku sedikit terkejut kalau sampai dia mengadukan ke orangtua ku.
"Haha. Kau ini memang pintar sayang. Haha" Dia malah tertawa tidak jelas.
"Kau! Jawab saja cepat. Jawab saja kau akan setuju."
Dia malah tertawa lagi. Aku sangat kesal melihat nya tertawa. Sampai akhirnya designer datang lagi mengarahkan kami untuk naik ke podium belakang tirai.
Kami pun berdiri di atas podium masing-masing. Di depan kami, secara perlahan layar gorden pun terbuka.
“Wahhh, cantik sekali..” Semua orang yang sedang menunggu di depan melihat kami dan langsung bersorak.
“Haaa, Mereka seperti seorang raja dan ratu”
“Ya tuhan, Menantu ku sangat cantik.”
Aku hanya terpaksa tersenyum menerima semua pujian itu.
Setelah selesai 7 kali mencoba gaun-gaun yang akan kami kenakan, Papa mengajak semua keluarga besar untuk makan bersama.
Selesai perjamuan makan siang,
“Perhatian, perhatian.. ada yang ingin kami sampaikan selaku mama dari kedua pengantin kita ini.” Tiba-tiba saja mama dan calon mama mertua ku berdiri di podium tengah dengan antusias.
Semua orang yang ada di aula ini langsung terdiam dan fokus pada kedua orang di depan itu.
“Terima kasih atas perhatian kalian, Kami dari orang tua kedua mempelai ingin memberitahu perihal kemajuan persiapan pernikahan Rachel dan Ayres. Karena kalian semua adalah kerabat kami, kalian juga akan ikut andil dalam pernikahan yang akan dirayakan kurang lebih 7 hari. Jadi kami memohon pada kalian nanti bisa membantu kami sampai akhir. Lalu, di hari pernikahan yang sebentar lagi ini, hal yang pertama yang akan kita lakukan adalah membagikan charity untuk para warga yang membutuhkan dan jangan lupa suruh mereka mendoakan kedua mempelai. Yang kedua, kalian akan diberikan sejumlah uang yang akan kalian berikan sampai sudut kota. Untuk persiapan lainnya serahkan saja pada para pelayan. Lalu untuk pakaian kalian entah itu gaun atau tuxedo kalian, Semua nya akan kami tanggung. “
Semua orang setuju dan langsung antusias mendengar nya.
“Oke oke semu nya, selesai ini, tolong antri lah. Kami akan membagikan 10.000/orang berupa paket kebutuhan pokok dan uang tunai untuk kalian bagikan ke semua warga hingga di pelosok sekalipun.”
Semua nya gaduh dan sangat bersemangat. Selesai acara perjamuan makan siang ini, mereka pun mengantri untuk mengambil sebuah amplop besar dan lainnya seperti yang tadi calon mertua ku katakan. Aku masih terpaku berdiri di belakang semua orang hingga sudut mataku melihat seorang laki-laki yang tak lain dan tak bukan adalah Ayres. Ku melirik ke arahnya, dia seperti berjalan datang mendekatiku.
“Jangan dekat-dekat !” Ucapku lirih nan melirik tajam ke arahnya.
“Galak sekali, aku hanya ingin mengambil ini.” Jawab nya melewati ku dan mengambil minuman untuk dirinya.
Aku sungguh membencinya. Akhirnya aku putuskan untuk meninggalkan aula ini dan kembali ke kamar ku.
Aku hanya meliriknya tajam lalu berjalan pelan mengawasi nya agar dia tak mengikuti ku.
“Huh, kalau aku duduk saja seperti tadi, tubuhku terasa kaku sekali. aduhhh..” Ku melepaskan dress yang ku pakai dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Keluar ku dari kamar mandi, aku terkejut ada banyak sekali kado yang menumpuk hingga menutupi sofa yang berada di samping ranjang ku.
“Hadiah apa ini?” Ucap ku.
Tiba-tiba saja Ammy masuk dengan para pelayang membawa kotak besar hadiah lagi.
“Ammy? Hadiah apa ini? Kenapa di sini?” tanya ku mengerutkan dahiku.
“Nona, Ini semua hadiah dari tuan Ayres. Katanya sebagai permintaan maaf nona.” Jawab nya.
“Hadiah permintaan maaf? Banyak sekali.”
“Iya nona, ada beberapa kotak kado lagi di lantai bawah. Sebentar ya nona, kami ambil dulu.”
Aku mengambil salah satu kotak kado itu dan membuka nya. “Apa-apaan ini? Boneka?”
Aku ambil kotak kado yang lain dan membuka nya. “Boneka lagi? Ishh, ku sangat tak suka boneka.” Gumam ku.
Ku tutup kotak itu lalu ku lempar ke meja namun sebuah lipatan kertas keluar dari dalam kotak.
“Apa ini?” Ku ambil dan ku buka lipatan itu hingga akhirnya ku melihat kalimat di kertas itu.
"Halo, Rachel. Emmm, calon istriku. Em, istriku saja deh. Kalau surat ini ketemu, aku harap kamu bisa berbaikan denganku. Aku rasa ciuman ku kemarin adalah wajar. Ayo lah, kita akan jadi suami istri seminggu lagi. Ciuman ku itu sebagai tanda kalau kau akan jadi milikku. Asal kamu tau, semua gadis di kota Willow sangat mendambakan ciuman dariku. Tapi aku bisa berjanji, setelah menikah ciuman ku akan menjadi milik mu. Ayo lah!”
Membaca itu, membuat perutku tak nyaman. Aku merasa mual dan akhirnya ku berlari ke kamar mandi lagi untuk membuang semua rasa mual ku.
“Aku baru melihat manusia yang sangat percaya diri seperti dia. Ahh, kenapa dia sangat yakin kalau semua wanita di Willow pasti menyukai nya? Gila! Dia sepertinya memang harus di beri hukuman. Aku juga tak bisa membiarkan nya terus-terusan seenaknya menyentuh ku seperti ini. Aku akan membuat nya menandatangani kontrak dan peraturan yang ku buat tapi bukan lewat kelembutan melainkan lewat kekerasan.” Ucapku dalam hati meremas kertas itu.
Beberapa saat kemudian, Ammy kembali dengan kotak kado yang paling besar di antara semua nya.
“Apa lagi ini? Apa dalamnya boneka yang sangat besar? Aish.. Ammy, simpan saja semua nya ke gudang atau untuk semua pelayan terserah.” Ucapku yang bingung dan agak kesal melihat nya.
“Tapi nona, maaf. Kenapa semua kado nya anda buang? Apa anda tidak suka? Tadi Tuan Ayres bilang kalau anda tidak menyukai nya, semua nya akan di ganti nona.”
“Tidak usah. Semua nya taruh saja di gudang saja. Aku saat ini hanya ingin istirahat.”
“Emmm, tapi nona. Maaf, kalau untuk membereskan ini sepertinya tidak sekarang nona. Setelah nona membuka semuanya, kami akan membereskan semua nya nona.”
“Aduh, ya ya sudahlah. Kapan-kapan aku buka.” Ucapku lelah.
“Baik nona. Kami keluar dulu. Permisi.”
“Ya, jangan lupa minum. Kalian terlihat lelah.”
“Baik Nona..”
Aku abaikan kado-kado itu dan beralih dengan fokus pada laptop dan ponselku. Aku sangat tidak enak pada teman-teman ku karena terus mengingkari janji. Tak lupa ku meminta maaf pada mereka dan untung nya mereka mau memaafkan ku.
(Keesokan harinya)
Pada dini hari pukul tiga, Aku mandi dan bersiap-siap berangkat ke Yayasan. Hari ini adalah hari ulang tahun Yayasan yang sudah bersama-sama aku dan teman ku. Pukul 5 pagi ku harus berada di sana agar bisa membantu semua perlengkapannya.
Selesai ku mandi dan berdandan, aku pun keluar dari kamar ku dan turun ke lantai bawah. Hari ini aku tak ingin mengotori pakaian ku dengan memanjat dan melompati pagar seperti biasanya.
“Nona, ini masih sangat pagi nona. Anda hendak kemana?” tanya penjaga pintu.
“Buka kan pintu nya. Hari ini aku ada banyak sekali acara.”
“Nona, maafkan saya. Tapi, atas perintah tuan besar. kemanapun nona pergi harus bersama bodyguard nona. Sebaiknya ijinkan saya membangunkan bodyguard anda dulu.”
Bersambung..