Keyra Onellia, seorang putri angkat keluarga Arlott yang kini sudah tak dianggap akibat keluarganya kembali menemukan sang anak kandung. Dari umur 13 tahun, Keyra mulai tersisihkan. Kembalinya Dasya, membuat dirinya tak mendapatkan kasih sayang lagi. Di hancurkan, di kucilkan, di buang dan di rendahkan sudah ia rasakan. Bahkan diakhir hidupnya yang belum mendapatkan kebahagiaan, ia harus dibunuh dengan kejam.
Keyra mengira jika hidupnya telah berakhir. Namun siapa sangka, bukannya ke alam baka, jiwanya malah bertransmigrasi ke tubuh bibinya—adik dari daddy angkatnya.
•••
"Savierra, kau hanya alat yang akan dikorbankan untuk kekasihku. Ku harap kau jaga sikap dan sadar diri akan posisimu!"
Mampukah Savierra yang berjiwa Keyra itu menghadapi tiran kejam, yang sial nya adalah suaminya itu? Takdir benar benar suka bercanda! Apakah Savierra harus mengalami kemarian tragis untuk kedua kalinya? Tidak! Savierra akan berusaha mengubah takdir hidupnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sweetstory_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Sudah satu jam yang lalu Savierra kembali ke rumah kecilnya. Tidak, menurut Savierra itu adalah rumah yang sudah cukup luas. Ia merasa bersyukur karena tinggal terpisah dengan Ryden, karena berdua dengan lelaki itu membuatnya merasa terancam.
Savierra bergidik membayangkan tinggal seatap dengan Ryden. Tidak! Itu hanya akan membuatnya sesak nafas jika berada dalam satu lingkup dengan lelaki bajingan itu!
"Akhh sudahlah. Kenapa juga aku membayangkan tinggal bersama dengan nya! Bahagia tidak, sengsara iya!" gerutu Vierra kesal. Ia menepuk nepuk keras bantalnya, bahkan juga menggigitnya. Ia mencoba meluapkan emosi tanpa menghancurkan barang barang di kamarnya.
Savierra menelungkupkan wajahnya di bantal, ia menangis tersedu karena merasa harga dirinya terluka. Bukannya ia sakit hati karena Ryden lebih mementingkan Caroline, namun hati kecilnya itu serasa dilukai oleh ucapan Ryden tadi.
"Kau memang cantik Vierra, namun aku tidak tertarik sama sekali denganmu! Caroline lebih baik darimu dari segi manapun, entah itu bentuk tubuh atau kecantikan!"
Bajingan! Ryden benar benar bajingan! Perempuan mana yang tak merasa terluka jika harga dirinya di rendahkan seperti itu? Bahkan ini menyangkut fisiknya!
"Yakkk!! Ryden pasti buta! Enak saja mulutnya mengatakan aku tak menarik! Awas saja jika suatu hari nanti dia jatuh cinta kepadaku!!" maki nya kesal. Kakinya menendang dan bergerak tak tentu arah. Lihatlah, penampilannya sekarang sudah seperti anak tikus yang tercebur got. Sangat berantakan.
"Hiks hiksss.. Tapi, apa aku punya kesempatan untuk menaklukannya? Sedangkan dua bulan lagi aku akan meregang nyawa menggantikan wanita sekarat itu!" rengeknya tak terima. Namun, ia tak berani protes pada tuhan juga.
"Tuhan, aku tahu setiap manusia yang hidup pasti akan mati. Namun bisakan kematianku di waktu terindah? Aku ingin kematianku diiringi tangisan kehilangan, bukan tawa bahagia seperti orang orang jahat ini!"
"Cukup Keyra yang mati secara mengenaskan! Aku tak mau jika Savierra mengikuti jejakku! Aku tidak mau mengecewakan Savierra yang sudah memberiku kesempatan kedua!". Ya, Savierra harus membuat pandangan Ryden berubah. Walaupun susah, setidaknya ia akan berjuang untuk dua bulan ini.
Walau rasanya tak percaya diri akan pemikirannya, namun bukannya itu patut di coba? Anggap saja ini misi menaklukan hati suami!
Setelah beberapa menit larut dalam pemikirannya, Savierra mengingat sesuatu yang penting.
"Oh shit, bagaimana aku bisa melupakan laptop itu?". Mata Savierra membola. Ia menutup mulutnya. Dengan panik, ia segera beringsut menuruni kasur dan mengambil kotak yang di bawanya semalam.
Tunggu! Savierra ingat sesuatu. Ia mengedarkan pandangannya hati hati. Ia takut jika selama ini ada sesuatu yang selalu mengawasinya diantara beberapa barang barang di kamar ini.
Walaupun tak pasti, ia harus waspada bukan? Kamarnya memang tak memiliki cctv. Namun, bukankah itu malah menjadi hal aneh? Savierra takut jika tanpa sadar ada beberapa kamera kecil di sudut kamarnya.
"Walau pemikiranku belum pasti, namun Ryden juga bukan orang bodoh yang melepaskan pengawasan terhadap ku kan? Jika di dalam kamar memang harus diwaspadai, mungkin di tempat itu tidak," gumam Vierra lirih. Ia membuka kotak itu dengan natural seakan memang ingin mengambil snack. Ia berjalan santai kearah balkon dengan membawa kotak itu.
"Oke. Let's playing in missions! Untung saja di ingatan Savierra, dia pernah mempelajari laptop. Jadi aku sedikit bisa tahu masalah menghack dan merakit jaringan sendiri. Hihi.. Vierra, kau memang terbaik!" kata Keyra dalam hati sembari terkikik geli.
Savierra segera merakit jaringan menyesuaikan ingatan yang ada di otak kecil nya itu. Walau beberapa kali gagal, ia tak ragu mencoba lagi hingga project dadakan tersebut berhasil.
"Akhirnya, jaringan nya sudah bisa di gunakan. Akses jaringan ini hanya bisa dipakai satu koneksi. Selain koneksi dari laptopku, tidak akan ada yang bisa memasuki jaringan ini," ucap Vierra bangga. Gadis itu mengusap peluh lalu kembali mengotak atik, mencoba menghidupkan laptop.
Tangannya berselancar, berbekal ingatan ilmu tentang per hackeran milik Savierra asli. Pertama, ia mencari tahu kondisi keluarga Arlott, kedua ia mencari petunjuk tentang kematian Keyra.
"Kematianku, masuk berita? Siapa yang mengunggahnya? Ah tapi ya sudahlah, lagian tubuhku tidak mungkin ditemukan. Aku masih mengingat jelas bagaimana arus sungai waktu itu." Waktu itu memang arus sungai sangat deras, dikarenakan hujan juga turun dengan lebat. Membayangkan saja, membuat badannya bergetar.
"Rilex Key! Itu sudah masalalu!" gumam Savierra menenangkan hati dan jiwanya. Lalu dilanjutkan nya kegiatan itu hingga 3 jam lamanya.
•••
Di sebuah mansion kerajaan sisi kanan, terlihat seorang lelaki tengah duduk di sebuah taman indah. Tangan lelaki itu menggores kanvas dengan pelan dan penuh kasih, seakan kanvas itu adalah sesuatu yang sangat ia jaga sepenuh hati, apalagi goresan yang ia gambar memancarkan aura indah. Lelaki itu juga melukis dengan hati hati, tak mau lukisan nya mengalami kerusakan sedikitpun.
Bunga peony bermekaran di sisi pinggirnya, sedangkan ditengah, ia melukis sebuah wanita cantik yang menggunakan dress putih tulang, memancarkan aura keanggunan dan kesucian.
Lelaki itu, Zyonel Arron Soivell.
Lelaki bermata cokelat terang, dengan pakaian santai itu menarik sudut bibirnya keatas. "Cantik sekali," puji nya kagum.
"Aku tahu, dia istri sahabatku. Namun, baru kali ini aku merasakan perasaan yang mendebarkan. Yang orang orang sebut sebagai cinta.."
Cinta pada pandangan pertama..
Ah itu sangat mendebarkan! Pangeran Zyonel akhirnya menemukan cinta pertama nya.
"Lapor yang mulia pangeran!" kata tegas itu membuat pangeran Zyonel tertarik dari lamunan nya. Ia mendengus kesal karena pengawalnya itu mengganggu. Namun tak urung ia memberi intruksi untuk sang pengawal mendekat.
"Ada apa?" tanya pangeran Zyonel.
"Ini data tentang nona itu. Dia merupakan putri bungsu Aone Arlott dan Radeya Arlott—Savierra Arlott," kata pengawal itu dengan menyerahkan sebuah berkas yang langsung diterima oleh pangeran.
"Begitu.. hm menarik." Pangeran Zyonel menganggukkan kepalanya. "Oh iya, bagaimana dengan pencarian tentang putri bibi? Apakah ada kemajuan?" lanjutnya bertanya. Ia sedikit iba jika mengingat sang bibi jauhnya itu kehilangan kedua bayi kembarnya. Sudah 22 tahun berlalu, pencarian juga pasti sulit dan sudah menghabiskan milyaran uang untuk membayar para detektif dan informan.
"Jawab yang mulia, nyonya Anneth dan tuan Darius sudah menemukan petunjuk terkait putri kembarnya itu, namun mereka masih memastikan lebih dahulu sebelum bergerak,"
Pangeran Zyonel mengangguk, "Oh bibiku yang malang. Semoga putrimu segera kau temukan. Aku sangat berasa sedih jika bibi selalu saja murung mengingat si kembar itu."
"Semoga saja yang mulia."
"Kirim lagi agen informan untuk membantu bibi ku. Pastikan mereka melakukan perkerjaan dengan baik!"
Anneth adalah bibi jauh pangeran Zyonel. Kathrina—ibu pangeran Zyonel memiliki adik laki laki yang menikah dengan seorang perempuan yang keluarganya memiliki pengaruh besar di london. Anneth adalah kakak dari istri pamannya. Walaupun tak terlalu dekat, namun ia berusaha membantu semaksimal mungkin untuk pasangan keluarga berpengaruh itu.
"Baik yang mulia, saya pamit undur diri."
"Tunggu!"
Zyonel meletakkan kuasnya, ia berjalan menghampiri sang pengawal. "Kirim satu pelayan perempuan jago bela diri ke mansion Ryden. Bukan, lebih tepatnya di rumah kecil istrinya itu! Aku khawatir perempuan cantik itu kenapa kenapa. Dan pastikan, harus aman. Jangan sampai mereka curiga!" titahnya mutlak.
"Tapi, bukankan ini tidak terlalu baik yang mulia.." gugup pengawal itu merasa ragu.
Mata pangeran memicing, "Apa kau ingin membantah perintahku?" tajamnya membuat sang pengawal tak berkutik.
"Mohon maafkan saya yang mulia, saya tak berani. Saya akan segera mempersiapkan apa yang anda inginkan," balas pengawal itu gugup. Setelahnya, pengawal tersebut pamit pergi.
"Aku hanya ingin melindungi dan memantau nya dari jauh. Maaf cantik, hanya ini yang bisa ku lakukan untukmu."
"Huftt.. sayangnya kamu sudah menikah dengan Ryden. Jika belum.. aih sudahlah," Pangeran Zyonel menggelengkan kepala dengan menghembuskan nafas lirih. Sangat menyayangkan Savierra menjadi tawanan Ryden.
Yah, setidaknya apa yang di lakukan pangeran bukan sesuatu yang buruk. Ia hanya ingin memantau dan melindungi gadis yang berhasil menjadi cinta pandangan pertama nya.
•••
Enjoy all :)
Siapa yang setuju besok aku double up? Komen ya, biar aku tambah semangat bikin cerita ini( ̄3 ̄).
Thank you all, sampai jumpa di next chapter!