Ana, istri yang ditinggal merantau oleh suaminya. Namun, baru beberapa bulan ditinggal, Ana mendapatkan kabar jika suaminya hilang tanpa jejak.
Hingga hampir delapan belas tahun, Ana tidak sengaja bertemu kembali suaminya.
Bagaimana reaksi suaminya dan juga Ana?
Yuk, ikuti kisahnya dalam novel berjudul AKU YANG DITINGGALKAN
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketakutan Kinan
"Kenapa lama sekali?" cetus Kinan saat Rita dan Nara pulang.
"Oh, tadi kami main ke taman dan cerita-cerita." sahut Rita.
"Cerita? Cerita apa?" tanya Kinan gugup.
"Banyak, bahkan Nara menceritakan banyak hal." kekeh Rita. Dia senang melihat gelagat Kinan yang gugup.
Nara sendiri malah bersembunyi di dekat ayahnya. Dia takut jika Rita membocorkan rahasianya. Padahal, sebelumnya Rita sudah berjanji akan menjaga rahasianya.
"Ternyata dia anak yang cerewet juga ya Sahil." kekeh Rita.
"Masak sih mbak, padahal dia anak yang pendiam loh. Emang Nara cerita apa aja?" tanya Sahil.
"Cerita tentang kalian. Terutama tentang ibunya." balas Rita.
Rita merasakan tubuhnya dingin. Bahkan keringat mulai keluar di pelipisnya.
"Kata Nara, kamu merupakan sosok ayah yang baik. Dan kamu akan menjadi panutannya. Dan juga, kata Nara kalo ibunya ..." Rita melirik Kinan yang gelisah. "Dia merupakan ibu yang sangat menyayanginya. Bahkan, Kinan merupakan ibu terbaik sepanjang masa." ujar Rita membuat Kinan menghela napas.
"Tapi, kenapa kamu terlihat gelisah?" sindir Dian yang dari tadi juga melihat gelagat Kinan.
"Eh masak sih?" Kinan menghapus keringat di dahinya.
"Wajahmu juga pucat loh. Apa jangan-jangan ... Ada yang kamu sembunyikan." tebak Dian.
"Sudah-sudah, kalian kenapa sih? Suka sekali menggoda Kinan. Kan, Nara juga mengaku jika ibunya adalah yang terbaik." lerai Rima.
Karena sudah sore. Sahil pun izin pamit pada ketiga kakaknya. Karena sebelumnya pun, Nara sudah minta jalan-jalan ke alun-alun. Dia ingin bermain sepatu roda disana. Karena menurut cerita dari teman-temannya, disana ada diadakan sewa menyewa sepatu roda.
Di atas motor, di kelilingi macet dan suara keributan kendaraan lain. Rima berbisik ke telinga Nara.
"Awas aja kamu, jika berani bercerita yang tidak-tidak tentang ibu. Ibu pukul kamu." tekan Rima berbisik ke Nara.
Gadis kecil itu semakin erat memeluk ayahnya.
"Sabar sayang. Lagi macet." kekeh Sahil. Dia berpikir jika Nara sudah tidak sabar.
"Awas aja." tangan Kinan kembali mencubit Nara. Alhasil membuat Nara meringis. "Kalo nangis ibu tinggalkan kamu." lanjut Kinan.
Nara menahan sakit serta tangisannya. Mau mengadu pun dia takut. Dia hanya bisa menganggukkan kepalanya, pertanda patuh.
...🍁🍁🍁...
Beberapa bukan kemudian. Semakin hari dagangan Ana semakin banyak. Bahkan atas saran teman-temannya, dia sudah memulai berjualan ikan matang. Dan dari hasil tersebut, dia bisa menabung sedikit demi sedikit.
Begitu juga dengan Arkan. Barang-barang di counter nya pun, semakin lengkap. Usahanya pun membuahkan hasil yang cukup memuaskan.
Dan sekarang, Arkan malah berencana akan membuka counter di desa sebelah. Berharap, jika disana, usahanya juga akan berjaya.
Hari ini, Ana juga sah menjadi seorang janda. Dia sudah resmi bercerai dengan Sahil. Dan itu membuatnya merasa puas lahir batin. Tidak ada sedikit pun, penyesalan dihatinya.
Sedangkan Sahil, dia terlihat kacau namun sebisa mungkin memendamnya. Apalagi, jika berhadapan dengan Nara.
Selain Ana, Kinan juga merasa sangat bahagia. Satu-satunya penghalang telah menjauh dengan sendirinya. Dan dia hanya tinggal menjauhkan Sahil dengan ketiga kakaknya. Karena menurut Kinan, kakak-kakaknya Sahil, lebih menyukai Ana dibandingkan dengan dirinya. Dan itu, bisa jadi satu kelemahan untuk Sahil.
Rita sendiri, sudah lama pulang ke rumahnya sendiri. Dia terus menerus memutar percakapannya dengan Nara. Hatinya selalu perih mengingat gadis kecil bermuka pucat itu. Namun, dia juga ingin membalas Kinan lebih parah. Bahkan nanti, Nara rela ibunya menderita.
"Kenapa tidak dikirimkan pada Sahil aja sih? Kamu terlalu lama menyimpan bukti ini. Kasihan anak itu." cetus Andi suami Rita.
"Aku sedang memikirkan, bagaimana caranya agar ibunya menyesal." balas Rita menjatuhkan tubuhnya ke kasur.
"Pulang lah ke sana. Karena hasil dari tanaman cabai kita kali ini bisa dibilang sangat menguntungkan." bisik Andi.
"Selesaikan masalah itu terlebih dahulu, agar kamu pun bisa tenang." lanjut suaminya mengecup tangan Rita.
Rita dan suaminya memang sudah memiliki sepetak kebun. Uangnya pun, hasil dari warisan dan juga tabungan mereka selama ini. Dan baru kali ini, mereka bisa panen cabai dalam harga yang bisa dikatakan sangat mahal.
Rita bersyukur memiliki suami yang sangat pengertian. Dan sebagai rasa syukurnya dia pun, melayani suaminya dengan sepenuh hati.
Di sisi lain. Kayla mulai sibuk dengan beberapa tugas kuliah. Sedangkan Ana menyiapkan beberapa keperluan untuk esok hari. Beruntung, Kayla sudah membersikan ikan. Jadi, Ana, hanya perlu menyiapkan bumbu-bumbu masakan untuk besok.
Arkan sendiri masih berada di counter-nya. Tentu saja ditemani oleh Aulia beserta Riski.
Selain bisa menemani Arkan, mereka betah disana pun karena ada wifi gratis. Dan Arkan sendiri tidak mempermasalahkan hal itu. Karena jika tidak ada Aulia dan Riski, bisa di pastikan kalau dia akan bosan.
"Kemarin, aku lihat ada cewek cantik di kampung kita." ujar Aulia sembari bermain game online di ponselnya.
"Masak? Perasaan semua cewek di kampung kita ak ada yang cantik-cantik amat." balas Riski.
"Jangan gitu. Semua cewek itu cantik loh." ralat Arkan.
"Karena Riski trauma sama cewek kampung ini. Sebab beberapa cewek menolaknya." kekeh Aulia langsung di lempari kulit kacang oleh Riski.
"Emang iya kan?" lanjut Aulia yang membuat Arkan pun tertawa.
Riski, memang memiliki kulit sedikit lebih gelap dari Arkan dan Aulia. Itupun, karena dia setiap hari bekerja di bawah sinar matahari.
Selain bekerja sebagai tukang bangunan. Riski juga membajak sawah. Bahkan tidak jarang dia jadi penggali sumur. Itu semua di lakukannya untuk membantu perekonomian keluarganya.
"Kamu sendiri, normal kan Arkan?" tanya Aulia hati-hati.
"Maksudnya?" Arkan mengernyit dahi. Sedangkan Riski menatap Arkan dengan serius. Seolah-olah menunggu suatu pengumuman yang sangat penting.
"Maksudnya, kita kan berteman semenjak sd. Bahkan sebelum sekolah. Tapi, kok kamu tidak pernah dekat dengan cewek. Atau, minimal punya teman cewek. Atau kalo gak, minimal pacar atau mantan lah." jelas Aulia.
"Satu lagi, orang yang disuka lah." tambah Riski.
Arkan langsung tertawa terbahak-bahak. "Aku normal, bahkan aku pernah menyukai seorang gadis." ujar Arkan.
"Syukurlah ..." Riski mengelus dada lega.
"Siapa? Kok kami gak tahu?" Aulia malah kaget.
"Ya, cukup aku aja yang tahu. Takutnya, malah kamu embat." kekeh Arkan membuat Aulia membuang napas kasar.
Aulia, seorang pemuda yang sangat mengilai wanita. Bahkan dia sangat pandai menggoda. Sehingga banyak wanita yang tergila-gila padanya. Padahal jika soal rupa, Arkan masih diatasnya.
"Maaf bang ... Ada voucher?" tanya seorang gadis yang datang bersama dengan adiknya. Dan itu membuat tawa mereka berhenti seketika.
lekas sehat kembali.💪 ditunggu karya Kaka selanjutnya. 🙏
jgn sampai, andai nara ga ada umur, kamu pun tetap menyalahkan ana n anak2 nya
padahal jelas2 kamu yg merebut kebahagiaan mereka😒
anak kandung suruh ngasih ginjalnya,selama ini yg kamu buat tuh luka yg dalam selingkuh Ampe punya anak.g kasih nafkah.
mau minta ginjal,otakmu dimana sahil